Sudah 4.000 Lebih Pasien COVID-19 Sembuh di Sulsel
Senin, 20 Juli 2020 - 06:00 WIB
Penambahan kasus baru positif COVID-19 itu sebagian besar masih terjadi di Kota Makassar sebanyak 93 kasus. Kemudian disusul dari Maros 28, Gowa 15, Bantaeng 7, Pangkep 5, Parepare 3, dan Luwu Timur dan Tana Toraja masing-masing penambahan 2 kasus. Selanjutnya Palopo, Sinjai, serta Takalar masing-masing berkontribusi penambahan 1 kasus baru.
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini menilai, penularan kasus Covid-19 di Sulsel terjadi lewat transmisi lokal atau antar komunitas. Dengan kondisi demikian, sumber penularan dianggap tidak terdeteksi dan sulit diklaster.
Lanjut Ridwan, penularan virus sebagian besar terjadi pada kelompok rentan. Pada usia kelompok usia kerja antara 20-45 tahun. Pemerintah diharap lebih memaksimalkan peran RT/RW sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian COVID-19, utamanya pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan.
"Pemerintah kota lebih mengaktifkan peran RT RW, meningkatkan peran aktif seluruh pelaku usaha. Selain itu melibatkan secara maksimal peran masjid untuk memastikan semua masjid sudah menerapkan protokol kesehatan. Pasar-pasar sudah harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan," tegasnya.
Program trisula yang dilaksanakan lewat tracing dan testing masif, serta pelaksanaan edukasi masih perlu digalakkan. Kendati begitu Ridwan mengungkapkan, agenda protokol kesehatan masih perlu ditingkatkan sebagai upaya efektif pencegahan penularan virus korona.
Pasalnya, masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan mulai dari pakai masker, rajin cuci dan jaga jarak, dianggap menjadi salah satu potensi penyebaran virus. Hal ini memberikan kontribusi pada peningkatan kasus positif.
"Kita membutuhkan gerakan massal terhadap protokol kesehatan. Untuk kedisiplinan ini yg menjadi tantangannya. Adaptasi kebiasaan baru butuh struktural intervensi dan lingkungan yang men-support," harap Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas ini.
Diketahui, angka kasus positif (positivity rate) di Sulsel hingga saat ini sudah di angka 15%. Dengan akumulasi kasus positif 8.072, ada sebanyak 3.594 orang diantaranya masih dirawat di pusat layanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun lewat program isolasi mandiri terpusat. Sementara yang meninggal tercatat 277 orang.
Angka kesembuhan pun dinilai berkorelasi dengan rendahnya kasus kematian. Pasien terpapar COVID-19 yang masuk dalam fase kritis hingga berujung kematian bisa ditekan. Fatality rate (angka kematian) atau angka kematian di Sulsel saat ini 3%.
"Angka kefatalan kasus semakin kecil, artinya semakin membaik. Intinya semakin tinggi kesembuhan, tentu kematian semakin menurun," pungkas Ridwan. Baca Lagi : Sampai Hari Ini, 760 PNS Terinfeksi Virus Corona
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini menilai, penularan kasus Covid-19 di Sulsel terjadi lewat transmisi lokal atau antar komunitas. Dengan kondisi demikian, sumber penularan dianggap tidak terdeteksi dan sulit diklaster.
Lanjut Ridwan, penularan virus sebagian besar terjadi pada kelompok rentan. Pada usia kelompok usia kerja antara 20-45 tahun. Pemerintah diharap lebih memaksimalkan peran RT/RW sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian COVID-19, utamanya pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan.
"Pemerintah kota lebih mengaktifkan peran RT RW, meningkatkan peran aktif seluruh pelaku usaha. Selain itu melibatkan secara maksimal peran masjid untuk memastikan semua masjid sudah menerapkan protokol kesehatan. Pasar-pasar sudah harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan," tegasnya.
Program trisula yang dilaksanakan lewat tracing dan testing masif, serta pelaksanaan edukasi masih perlu digalakkan. Kendati begitu Ridwan mengungkapkan, agenda protokol kesehatan masih perlu ditingkatkan sebagai upaya efektif pencegahan penularan virus korona.
Pasalnya, masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan mulai dari pakai masker, rajin cuci dan jaga jarak, dianggap menjadi salah satu potensi penyebaran virus. Hal ini memberikan kontribusi pada peningkatan kasus positif.
"Kita membutuhkan gerakan massal terhadap protokol kesehatan. Untuk kedisiplinan ini yg menjadi tantangannya. Adaptasi kebiasaan baru butuh struktural intervensi dan lingkungan yang men-support," harap Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas ini.
Diketahui, angka kasus positif (positivity rate) di Sulsel hingga saat ini sudah di angka 15%. Dengan akumulasi kasus positif 8.072, ada sebanyak 3.594 orang diantaranya masih dirawat di pusat layanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun lewat program isolasi mandiri terpusat. Sementara yang meninggal tercatat 277 orang.
Angka kesembuhan pun dinilai berkorelasi dengan rendahnya kasus kematian. Pasien terpapar COVID-19 yang masuk dalam fase kritis hingga berujung kematian bisa ditekan. Fatality rate (angka kematian) atau angka kematian di Sulsel saat ini 3%.
"Angka kefatalan kasus semakin kecil, artinya semakin membaik. Intinya semakin tinggi kesembuhan, tentu kematian semakin menurun," pungkas Ridwan. Baca Lagi : Sampai Hari Ini, 760 PNS Terinfeksi Virus Corona
tulis komentar anda