Warga DAS Cibarengkok Diimbau Waspada Banjir Susulan

Kamis, 16 April 2015 - 11:04 WIB
Warga DAS Cibarengkok Diimbau Waspada Banjir Susulan
Warga DAS Cibarengkok Diimbau Waspada Banjir Susulan
A A A
GARUT - Warga Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Garut, Jawa Barat, diimbau mewaspadai banjir susulan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibarengkok. Banjir dapat kembali terjadi bila hujan deras kembali mengguyur dalam waktu yang lama.

Pada pekan ini, permukiman di sekitar DAS Cibarengkok sudah dua kali direndam banjir. Peristiwa pertama terjadi pada Selasa 14 April 2015, dan kedua pada Rabu 15 April 2015.

Berdasarkan data yang Pemerintah Kecamatan Cikajang, total rumah yang terendam banjir Rabu petang hingga malam kemarin tercatat 305 unit. Dari jumlah itu, tiga unit di antaranya rusak berat, 120 rusak ringan, dan 182 terendam lumpur.

"Banjir yang terjadi di Desa Mekarjaya itu melanda enam kampung, tiga kampung di antaranya yaitu Kampung Barubandung, Cipanas, dan Rancapadan," kata Camat Cikajang Ganda Permana, kepada wartawan, Kamis (16/4/2015).

Ganda menyebut, jumlah warga yang menjadi korban banjir sebanyak 1.200 jiwa. Dia menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan bencana banjir tersebut.

"Jumlah warga korban dari enam kampung itu kurang lebih 1.200 jiwa," katanya.

Kepala Seksi Kesiap siagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut TB Agus mengatakan, ketinggian banjir yang merendam ratusan rumah warga bervariasi, mulai di bawah lutut orang dewasa hingga 1,5 meter.

"Ketinggian banjir paling dalam itu terjadi pada rumah warga yang letaknya dekat dengan sungai. Warga yang rumahnya terendam di atas lutut, langsung diungsikan tadi malam," jelasnya.

Dia melanjutnya, pihaknya sempat kaget dengan informasi rumah warga hanyut, tapi setelah dicek tidak ada. Kini, air sudah kembali surut, dan warga sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

Dari informasi yang dihimpun, banjir terjadi akibat Sungai Cibarengkok yang meluap, karena tingginya curah hujan. Setiap tahun, sungai tersebut memang selalu memiliki debit air yang tinggi.

"Sebenarnya sudah tahunan Sungai Cibarengkok meluap. Namun sudah satu tahun lebih kali ini, tingginya debit air sungai naik dan merendam permukiman. Diduga kuat merupakan akibat adanya alih fungsi lahan di kawasan hulu sungai," jelasnya.

Kawasan hulu sungai yang tadinya hutan pinus dan kebun teh, kini menjadi lahan pertanian. Belum lagi adanya abrasi sungai dan perilaku buruk warga yang membuang sampah sembarangan.

"Langkah relokasi sepertinya tidak mungkin. Tapi sudah ada upaya mencegah banjir tidak masuk ke permukiman, yaitu dengan pembangunan tanggul di pinggir sungai oleh Dinas SDAP (Sumber Daya Air Mineral dan Pertambangan)," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7248 seconds (0.1#10.140)