Liontin Pancawarna Garut Jadi Souvenir KAA
A
A
A
GARUT - Batu akik dari Kabupaten Garut, Jawa Barat, dipilih sebagai cinderamata untuk para tamu undangan Konferensi Asia Afrika (KAA). Para tamu dari 109 negara akan diberi batu akik jenis pancawarna, pada 24 April 2015.
Ketua Paguyuban Lasminingrat Gemstone Yudi Nugraha mengatakan, dipilihnya batu akik asal Garut dari jenis pancawarna bukan tanpa alasan.
"Mulanya dari pemberitaan bahwa pak Ridwan Kamil akan memberikan cinderamata dari batu akik. Awalnya beliau memilih batu raja," kata Yudi, kepada wartawan, Rabu (15/4/2015).
Ditambahkan dia, saat itu pihaknya yang mengusulkan batu pancawarna. Yudi menjelaskan, batu pancawarna bisa dikaitkan dengan sejarah KAA pertama, yaitu diikuti oleh panca atau lima negara. Penjelasan kedua, berkaitan dengan Pancasila.
"Pancasila itu maknanya berbeda-beda tapi dalam satu kesatuan. Sementara pancawarna, itu artinya berbeda-beda warna dalam satu keindahan," jelasnya.
Ditambahkan dia, batu akik pancawarna yang akan diberikan berasal dari satu bongkah (bahan) batu seberat 60 kg. Bobot batu ini, dinilainya sangat tepat dengan pelaksanaan KAA ke-60.
“Dipikir-pikir kebetulan juga sama. Bobotnya 60 kg, untuk dipersembahkan di KAA yang ke-60. Mulanya souvenir yang kami tawarkan itu berupa batu cincin. Dengan perkiraan dari bobot 60 kg itu sebanyak 500-600 butir," ungkapnya.
Namun, Ridwan Kamil ingin agar souvenir berupa liontin. Setelah melalui proses, kini telah terkumpul 120 keping untuk bahan liontin. Tidak kurang, tidak lebih. Sesuai kesepakatan awal, diameter liontin itu nantinya 3,5 cm.
"Liontin batu akik pancawarna inilah yang akan diberikan untuk para isteri tamu kenegaraan,” paparnya.
Proses pembuatan batu akik sendiri telah berlangsung sejak Sabtu 11 April 2015. Tahapan pembuatannya dimulai dari pembelahan, pemotongan, pengepingan, pembentukan, dan gosok poles hingga mengkristal.
Warna dasar batu akik ini hitam. Di atas warna dasar tersebut, terdapat bercak seperti cat tumpah yang berwarna putih, orange, kuning, merah hati, dan cokelat.
Ketua Paguyuban Lasminingrat Gemstone Yudi Nugraha mengatakan, dipilihnya batu akik asal Garut dari jenis pancawarna bukan tanpa alasan.
"Mulanya dari pemberitaan bahwa pak Ridwan Kamil akan memberikan cinderamata dari batu akik. Awalnya beliau memilih batu raja," kata Yudi, kepada wartawan, Rabu (15/4/2015).
Ditambahkan dia, saat itu pihaknya yang mengusulkan batu pancawarna. Yudi menjelaskan, batu pancawarna bisa dikaitkan dengan sejarah KAA pertama, yaitu diikuti oleh panca atau lima negara. Penjelasan kedua, berkaitan dengan Pancasila.
"Pancasila itu maknanya berbeda-beda tapi dalam satu kesatuan. Sementara pancawarna, itu artinya berbeda-beda warna dalam satu keindahan," jelasnya.
Ditambahkan dia, batu akik pancawarna yang akan diberikan berasal dari satu bongkah (bahan) batu seberat 60 kg. Bobot batu ini, dinilainya sangat tepat dengan pelaksanaan KAA ke-60.
“Dipikir-pikir kebetulan juga sama. Bobotnya 60 kg, untuk dipersembahkan di KAA yang ke-60. Mulanya souvenir yang kami tawarkan itu berupa batu cincin. Dengan perkiraan dari bobot 60 kg itu sebanyak 500-600 butir," ungkapnya.
Namun, Ridwan Kamil ingin agar souvenir berupa liontin. Setelah melalui proses, kini telah terkumpul 120 keping untuk bahan liontin. Tidak kurang, tidak lebih. Sesuai kesepakatan awal, diameter liontin itu nantinya 3,5 cm.
"Liontin batu akik pancawarna inilah yang akan diberikan untuk para isteri tamu kenegaraan,” paparnya.
Proses pembuatan batu akik sendiri telah berlangsung sejak Sabtu 11 April 2015. Tahapan pembuatannya dimulai dari pembelahan, pemotongan, pengepingan, pembentukan, dan gosok poles hingga mengkristal.
Warna dasar batu akik ini hitam. Di atas warna dasar tersebut, terdapat bercak seperti cat tumpah yang berwarna putih, orange, kuning, merah hati, dan cokelat.
(san)