Menelusuri Peninggalan Majapahit di Desa Medali (2-Habis)
A
A
A
MOJOKERTO - Temuan benda-benda peninggalan Kerajaan Majapahit seolah menjadi penyemangat warga Desa Medali untuk mengikrarkan diri menjadi wilayah istimewa di era Kerajaan Majapahit.
Sejak lama, warga memang kerap menemukan struktur bangunan kuno yang terbuat dari batu bata. Tak hanya itu, sejumlah serpihan bangunan dari batu andesit juga kerap ditemukan warga.
Begitu juga benda-benda kuno lainnya seperti guci, uang kuno, dan sejumlah perabotan rumah tangga berkelas di zamanya. Akhir-akhir ini, warga semakin sering menemukan benda dan bangunan kuno.
Terbesit pemikiran warga untuk memunguti temuan-temuan itu dan mengumpulkannya dalam satu tempat. Tujuannya, agar benda-benda kuno ini bisa dilihat banyak orang, terutama bagi warga di luar Desa Medali.
”Selama ini memang belum terkenal jika di daerah kami banyak ditemukan benda kuno peninggalan Kerajaan Majapahit,” tutur Kepala Desa Puri Miftahuddin.
Warga telah bersepakat untuk mengumpulkan benda-benda kuno itu. Tak hanya yang tersimpan di rumah warga, benda kuno yang tak terurus di beberapa lokasi juga bakal dipunguti.
Begitu juga dengan sejumlah temuan bangunan kuno yang masih belum dilakukan penggalian lanjutan oleh warga. ”Kita akan kumpulkan semuanya di suatu tempat. Sudah ada gambaran di mana kita akan menyimpan benda-benda bersejarah itu,” ungkapnya.
Dia juga telah memerintahkan warganya untuk memunguti sejumlah batu andesit yang tercecer di makam Dusun Pesantren.
Dia memastikan, akan ada banyak benda kuno yang bakal dikumpulkan warga setelah ini. ”Impian kami, agar benda-benda itu bisa dipajang dan desa kami menjadi desa wisata sejarah,” tuturnya dan menyebut langkah pengumpulan benda kuno itu sudah mulai dilakukan.
Kini, pihaknya hanya tinggal membangun lokasi pengumpulan benda-benda bersejarah itu. Namun, kata dia, yang terpenting saat ini adalah membangun kesadaran masyarakat untuk ikut menyelamatkan setiap benda kuno yang mereka temukan.
”Kita mulai dari sini (pengumpulan benda kuno). Semakin banyak yang kami kumpulkan, ini akan menjadi daya tarik desa kami untuk dikunjungi,” harapnya.
Adanya keterkaitan Desa Medali dengan Kerajaan Majapahit diamini Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jatim di Trowulan Aris Soviani.
Berdasarkan nama wilayah Kecamatan Puri, lokasi ini memang menjadi salah satu wilayah hunian saat Majapahit berjaya. ”Puri artinya rumah, dan biasa dipakai untuk raja-raja kecil,” terang Aris Soviyani.
Dia juga memastikan, sejumlah bangunan kuno yang ditemukan warga Desa Medali adalah peninggalan Majapahit. Hanya saja, temuan itu tak bisa ditindaklanjuti dengan penggalian lantaran struktur bangunan yang terpisah-pisah.
”Saya sudah mengirim tiga arkeolog ke sana (Desa Medali). Kita persilahkan warga menyimpan sendiri, karena sesuai aturan, jika temuan dalam jumlah banyak, itu bisa diberikan si penemunya,” tukasnya dan menyambut baik upaya pelestarian yang dilakukan warga.
Aris juga menyebut, selama ini warga banyak menemukan benda dan bangunan kuno di beberapa lokasi. Terutama yang tak jauh dari pusat kerajaan di Kecamatan Trowulan.
”Ada temuan baru di Kecamatan Kutorejo. Sudah kita lihat dan kita pastikan secepatnya akan dilakukan penggalian oleh petugas. Sementara penggalian masih belum bisa dilakukan karena menunggu si pemilik lahan panen padi di lahan tempat bangunan kuno itu terpendam,” tukasnya.
Sejak lama, warga memang kerap menemukan struktur bangunan kuno yang terbuat dari batu bata. Tak hanya itu, sejumlah serpihan bangunan dari batu andesit juga kerap ditemukan warga.
Begitu juga benda-benda kuno lainnya seperti guci, uang kuno, dan sejumlah perabotan rumah tangga berkelas di zamanya. Akhir-akhir ini, warga semakin sering menemukan benda dan bangunan kuno.
Terbesit pemikiran warga untuk memunguti temuan-temuan itu dan mengumpulkannya dalam satu tempat. Tujuannya, agar benda-benda kuno ini bisa dilihat banyak orang, terutama bagi warga di luar Desa Medali.
”Selama ini memang belum terkenal jika di daerah kami banyak ditemukan benda kuno peninggalan Kerajaan Majapahit,” tutur Kepala Desa Puri Miftahuddin.
Warga telah bersepakat untuk mengumpulkan benda-benda kuno itu. Tak hanya yang tersimpan di rumah warga, benda kuno yang tak terurus di beberapa lokasi juga bakal dipunguti.
Begitu juga dengan sejumlah temuan bangunan kuno yang masih belum dilakukan penggalian lanjutan oleh warga. ”Kita akan kumpulkan semuanya di suatu tempat. Sudah ada gambaran di mana kita akan menyimpan benda-benda bersejarah itu,” ungkapnya.
Dia juga telah memerintahkan warganya untuk memunguti sejumlah batu andesit yang tercecer di makam Dusun Pesantren.
Dia memastikan, akan ada banyak benda kuno yang bakal dikumpulkan warga setelah ini. ”Impian kami, agar benda-benda itu bisa dipajang dan desa kami menjadi desa wisata sejarah,” tuturnya dan menyebut langkah pengumpulan benda kuno itu sudah mulai dilakukan.
Kini, pihaknya hanya tinggal membangun lokasi pengumpulan benda-benda bersejarah itu. Namun, kata dia, yang terpenting saat ini adalah membangun kesadaran masyarakat untuk ikut menyelamatkan setiap benda kuno yang mereka temukan.
”Kita mulai dari sini (pengumpulan benda kuno). Semakin banyak yang kami kumpulkan, ini akan menjadi daya tarik desa kami untuk dikunjungi,” harapnya.
Adanya keterkaitan Desa Medali dengan Kerajaan Majapahit diamini Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jatim di Trowulan Aris Soviani.
Berdasarkan nama wilayah Kecamatan Puri, lokasi ini memang menjadi salah satu wilayah hunian saat Majapahit berjaya. ”Puri artinya rumah, dan biasa dipakai untuk raja-raja kecil,” terang Aris Soviyani.
Dia juga memastikan, sejumlah bangunan kuno yang ditemukan warga Desa Medali adalah peninggalan Majapahit. Hanya saja, temuan itu tak bisa ditindaklanjuti dengan penggalian lantaran struktur bangunan yang terpisah-pisah.
”Saya sudah mengirim tiga arkeolog ke sana (Desa Medali). Kita persilahkan warga menyimpan sendiri, karena sesuai aturan, jika temuan dalam jumlah banyak, itu bisa diberikan si penemunya,” tukasnya dan menyambut baik upaya pelestarian yang dilakukan warga.
Aris juga menyebut, selama ini warga banyak menemukan benda dan bangunan kuno di beberapa lokasi. Terutama yang tak jauh dari pusat kerajaan di Kecamatan Trowulan.
”Ada temuan baru di Kecamatan Kutorejo. Sudah kita lihat dan kita pastikan secepatnya akan dilakukan penggalian oleh petugas. Sementara penggalian masih belum bisa dilakukan karena menunggu si pemilik lahan panen padi di lahan tempat bangunan kuno itu terpendam,” tukasnya.
(lis)