Bayi Memprihatinkan Ini Butuh Uluran Tangan
A
A
A
KENDAL - Akbar Maulana, bayi yang baru berusia enam bulan ini hanya terbaring lemah dipangkuan ibunya, di Desa Lanju, Kecamatan Patebon, Kendal, Jawa Tengah.
Bayi pasangan Ahmad Fauzi dan Naeli itu divonis menderita penyakit palatoschisis atau sumbing pada langit-langit mulut sejak lahir. Sehingga tidak bisa menerima asupan gizi dengan baik.
Kondisi bayi diperparah dengan gizi buruk yang menimpanya. Pasalnya, diusia enam bulan berat badan akbar hanya sektar 2,5 kg. Padahal sewaktu dilahirkan saja, berat Akbar mencapai 3 kg.
Tidak hanya itu, dokter juga memvonis akbar menderita penyakit saluran pernafasan atas. Melihat kondisi Akbar, kedua orang tuanya hanya bisa pasrah.
Ayah Akbar yang hanya seorang sopir sudah tidak mampu lagi menanggung biaya pengobatan untuk anaknya. Sehingga pengobatan seadanya di rumah menjadi pilihan terakhir, sembari menunggu uluran tangan dermawan.
Naeli, sang ibu bayi malang tersebut mengatakan, saat berusia satu bulan Akbar sempat tersendak dan diperiksa ke dokter lalu divonis menderita palatoschisis.
"Berat badannya terus menurun saat dirawat di rumah sakit untuk menyembuhkan kelainan pada langit-langit mulut," kata Naeli.
Dikatakan, setidaknya tiga kali Akbar mendapat perawatan di rumah sakit, namun karena keterbatasan biaya, Akbar dibawa pulang dan dirawat seadanya dirumah.
"Waktu berobat kemarin kami mengandalkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan," sebut Naeli sembari sesekali menyeka air matanya.
Saat itu lanjut Naeli, dokter belum berani mengoperasi anaknya karena berat badanya terus menurun.
"katanya kalau berat akbar sudah 18 bulan dan beratnya normal baru bisa dioperasi. Saya hanya bisa pasrah, semoga anak saya bisa sembuh dan normal seperti yang lainya," ujar Naeli sembari menatap anak keduanya tersebut.
Bayi pasangan Ahmad Fauzi dan Naeli itu divonis menderita penyakit palatoschisis atau sumbing pada langit-langit mulut sejak lahir. Sehingga tidak bisa menerima asupan gizi dengan baik.
Kondisi bayi diperparah dengan gizi buruk yang menimpanya. Pasalnya, diusia enam bulan berat badan akbar hanya sektar 2,5 kg. Padahal sewaktu dilahirkan saja, berat Akbar mencapai 3 kg.
Tidak hanya itu, dokter juga memvonis akbar menderita penyakit saluran pernafasan atas. Melihat kondisi Akbar, kedua orang tuanya hanya bisa pasrah.
Ayah Akbar yang hanya seorang sopir sudah tidak mampu lagi menanggung biaya pengobatan untuk anaknya. Sehingga pengobatan seadanya di rumah menjadi pilihan terakhir, sembari menunggu uluran tangan dermawan.
Naeli, sang ibu bayi malang tersebut mengatakan, saat berusia satu bulan Akbar sempat tersendak dan diperiksa ke dokter lalu divonis menderita palatoschisis.
"Berat badannya terus menurun saat dirawat di rumah sakit untuk menyembuhkan kelainan pada langit-langit mulut," kata Naeli.
Dikatakan, setidaknya tiga kali Akbar mendapat perawatan di rumah sakit, namun karena keterbatasan biaya, Akbar dibawa pulang dan dirawat seadanya dirumah.
"Waktu berobat kemarin kami mengandalkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan," sebut Naeli sembari sesekali menyeka air matanya.
Saat itu lanjut Naeli, dokter belum berani mengoperasi anaknya karena berat badanya terus menurun.
"katanya kalau berat akbar sudah 18 bulan dan beratnya normal baru bisa dioperasi. Saya hanya bisa pasrah, semoga anak saya bisa sembuh dan normal seperti yang lainya," ujar Naeli sembari menatap anak keduanya tersebut.
(nag)