Kurang Gizi, Bayi Ini Dilahirkan dengan Kepala Berlubang
A
A
A
GARUT - Seorang bayi perempuan berusia 1,5 bulan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, memiliki kelainan pada bagian kepalanya.
Tulang tengkorak bayi yang bernama Rahma Rahayu ini berlubang, dengan bagian tulang lunaknya menjulur ke luar saat dilahirkan.
Meski demikian, secara umum kondisi kesehatan tubuh puteri pasangan Itang Suherman (29) dan Ai Yati (24) ini sehat. Rahma merupakan salah satu dari sekian banyak bayi yang dilahirkan dari keluarga miskin.
Dia dirawat oleh orang tuanya dalam sebuah rumah panggung berdinding bambu berukuran 4x3 meter persegi, di Kampung Situ Gede, Desa Padasuka, Kecamatan Cikajang.
Karena faktor kemiskinan yang dialami oleh orang tuanya, Rahma terlambat mendapat penanganan medis untuk memeriksa kesehatanya.
Pada 10 Maret 2015 lalu, Rahma sempat dibawa keluarganya ke RSUD dr Slamet Garut untuk diperiksa. Ketika itu dokter menyatakan bayi ini mengalami pembengkakan jaringan lunak di daerah parietalis.
Rahma pun kemudian didiagnosa mengidap penyakit meningoecephalocele, yakni suatu kelainan benjolan di selaput otak.
Penyakt ini disebabkan oleh ketidaksempurnaan tulang dasar tengkorak yang tidak menutup, dan mengakibatkan gangguan fungsi otak.
Setiap hari, ukuran benjolan pada kepalanya berubah-ubah. Keadaan ini membuat dokter yang menanganinya harus terus menerus mengukur perubahan ukuran kepala bayi, untuk mengetahui besarnya benjolan.
Kepala Puskesmas Cikajang dr Vinta Vini Dyah Pitaloka menjelaskan, keadaan yang dialami oleh Rahma merupakan dampak dari buruknya asupan gizi ibunya sewaktu mengandung.
"Ahli sudah melakukan pemeriksaan terhadapnya. Ibunya mengalami kekurangan asupan gizi sewaktu hamil. Dampaknya berakibat kepada Rahma. Saat dilahirkan pun, Rahma kekurangan gizi," kata Vinta, Rabu (8/4/2015).
Dia menambahkan, kemungkinan sembuh bagi Rahma masih terbuka lebar. Satu-satunya jalan yang dapat ditempuh adalah dengan cara operasi pada bagian kepalanya.
"Namun kondisi tubuh Rahma saat ini belum siap untuk menjalani operasi tersebut. Dokter masih terus memeriksa dan memantau kondisi Rahma secara intensif," ujarnya.
Vinta berpesan agar setiap ibu hamil mengonsumsi makanan bergizi untuk mencegah terjadinya kelainan pada bayi mereka.
"Para ibu hamil pun harus selalu memeriksakan kondisi kandungan mereka ke dokter agar terdeteksi kondisi kesehatan bayinya," ucapnya.
Kurangnya asupan gizi sewaktu mengandung dibenarkan ibu Rahma, Ai Yati. Menurut Ai, dirinya jarang mengonsumsi sayur, buah-buahan, dan sumber protein saat mengandung karena lemahnya ekonomi keluarga.
"Saya jarang membeli makanan yang bergizi, karena tidak mampu membelinya. Sewaktu hamil saya banyak makan mie instan. Memang, dulu waktu hamil selalu ada keluhan nyeri di perut," pungkasnya.
Tulang tengkorak bayi yang bernama Rahma Rahayu ini berlubang, dengan bagian tulang lunaknya menjulur ke luar saat dilahirkan.
Meski demikian, secara umum kondisi kesehatan tubuh puteri pasangan Itang Suherman (29) dan Ai Yati (24) ini sehat. Rahma merupakan salah satu dari sekian banyak bayi yang dilahirkan dari keluarga miskin.
Dia dirawat oleh orang tuanya dalam sebuah rumah panggung berdinding bambu berukuran 4x3 meter persegi, di Kampung Situ Gede, Desa Padasuka, Kecamatan Cikajang.
Karena faktor kemiskinan yang dialami oleh orang tuanya, Rahma terlambat mendapat penanganan medis untuk memeriksa kesehatanya.
Pada 10 Maret 2015 lalu, Rahma sempat dibawa keluarganya ke RSUD dr Slamet Garut untuk diperiksa. Ketika itu dokter menyatakan bayi ini mengalami pembengkakan jaringan lunak di daerah parietalis.
Rahma pun kemudian didiagnosa mengidap penyakit meningoecephalocele, yakni suatu kelainan benjolan di selaput otak.
Penyakt ini disebabkan oleh ketidaksempurnaan tulang dasar tengkorak yang tidak menutup, dan mengakibatkan gangguan fungsi otak.
Setiap hari, ukuran benjolan pada kepalanya berubah-ubah. Keadaan ini membuat dokter yang menanganinya harus terus menerus mengukur perubahan ukuran kepala bayi, untuk mengetahui besarnya benjolan.
Kepala Puskesmas Cikajang dr Vinta Vini Dyah Pitaloka menjelaskan, keadaan yang dialami oleh Rahma merupakan dampak dari buruknya asupan gizi ibunya sewaktu mengandung.
"Ahli sudah melakukan pemeriksaan terhadapnya. Ibunya mengalami kekurangan asupan gizi sewaktu hamil. Dampaknya berakibat kepada Rahma. Saat dilahirkan pun, Rahma kekurangan gizi," kata Vinta, Rabu (8/4/2015).
Dia menambahkan, kemungkinan sembuh bagi Rahma masih terbuka lebar. Satu-satunya jalan yang dapat ditempuh adalah dengan cara operasi pada bagian kepalanya.
"Namun kondisi tubuh Rahma saat ini belum siap untuk menjalani operasi tersebut. Dokter masih terus memeriksa dan memantau kondisi Rahma secara intensif," ujarnya.
Vinta berpesan agar setiap ibu hamil mengonsumsi makanan bergizi untuk mencegah terjadinya kelainan pada bayi mereka.
"Para ibu hamil pun harus selalu memeriksakan kondisi kandungan mereka ke dokter agar terdeteksi kondisi kesehatan bayinya," ucapnya.
Kurangnya asupan gizi sewaktu mengandung dibenarkan ibu Rahma, Ai Yati. Menurut Ai, dirinya jarang mengonsumsi sayur, buah-buahan, dan sumber protein saat mengandung karena lemahnya ekonomi keluarga.
"Saya jarang membeli makanan yang bergizi, karena tidak mampu membelinya. Sewaktu hamil saya banyak makan mie instan. Memang, dulu waktu hamil selalu ada keluhan nyeri di perut," pungkasnya.
(nag)