Dusun di Kampung JK Ini Belum Dialiri Listrik

Selasa, 24 Maret 2015 - 06:07 WIB
Dusun di Kampung JK...
Dusun di Kampung JK Ini Belum Dialiri Listrik
A A A
WATAMPONE - Listrik ternyata masih jadi barang mewah di salah satu dusun yang terletak di Bone, Sulawesi Selatan, kampung halaman Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla (JK). Walau letaknya tidak jauh dari Kota Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, ternyata masyarakat di dusun ini belum bisa menikmati aliran listrik PLN.

Masyarakat yang belum bisa menikmati listrik PLN ini tinggal di Dusun Bekku, Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, terletak tak kurang dari 20 km di sebelah utara Kota Watampone. Di dusun yang terisolasi ini, tinggal kurang lebih 100 kepala keluarga.

Dusun yang terletak di sudut Desa Paccing ini memang terisolasi dari empat dusun lainnya di desa tersebut. Rata-rata pekerjaan utama warga di sana adalah petani dan pekerja tambang batuan galian C yang terletak di dusun tersebut.

Rumah warga adalah rumah panggung dari kayu. Ada satu Sekolah Dasar (SD) di dusun tersebut. Jalan menuju dusun tersebut berupa jalan berbatu yang jika musim penghujan akan berlumpur. Akses menuju dusun itu hanya 25 menit dengan mengendarai kendaraan bermotor.

Ironisnya, walau terbilang dekat, ternyata aliran listrik belum sampai di dusun ini. Malah, tiang listrik terdekat hanya berjarak tak lebih dari satu kilometer yang terletak di desa tetangga.

Pada saat malam hanya terdengar bunyi mesin genset diesel sebagai satu-satunya sumber listrik di kampung itu. Karena kapasitas listrik yang sedikit, hanya beberapa rumah yang diterangi cahaya lampu.

"Sudah lama, semenjak ada ini kampung tidak pernah ada listrik PLN yang masuk, padahal di luar (desa tetangga) sudah ada PLN di sana," ujar kepala Dusun Bekku, Arif (45) saat ditemui di desa tersebut.

Warga setempat terpaksa mengandalkan listrik dari mesin genset atau cahaya pelita sebagai penerangan di malam hari.

"Ada genset, tapi sedikit saja rumah yang bisa menyala, itu pun hanya dinyalakan dari magrib sampai jam 11 malam. Sementara solarnya warga patungan membelinya, kalau yang rumahnya agak jauh mereka pakai pelita saja," ujarnya.

Lanjutnya, persoalan listrik di dusun tersebut bukanlah hal baru. Bahkan, sudah banyak orang lain yang berjanji mendatangkan aliran listrik di kampung itu. "Kalau janji, banyak tapi sampai sekarang tidak ada yang jadi," pungkasnya.

Tidak ingin terus-menerus dalam kondisi tersebut, Arif berharap ada perhatian pemerintah agar segera ada jaringan listrik PLN di kampung tersebut. "Kami siap membayar iurannya," pungkas Arif.

Keadaan dusun tanpa listrik itu ternyata diketahui anggota DPRD Bone Abul Khaer. Menurutnya, pada 2015 ini ada program listrik ke dusun itu. Hanya saja untuk realisasinya tidak diketahuinya secara pasti.

"Untuk listrik di sana ada teman yang juga anggota DPRD pernah saya tanya, dia bilang akan masuk listrik di situ," ungkap Abul Khaer saat dikonfirmasi,

Abul Khaer menambahkan, sedikitnya jumlah penduduk menjadi alasan belum dipasoknya listrik ke dusun tersebut.

Dikonfirmasi terpisah, seorang petugas pelayanan PLN area Watampone, Kurnia Aji mengatakan, pengadaan jaringan listrik di suatu daerah pada dasarnya didasarkan pada perhitungan "return of investment" atau perhitungan ROI.

"Ada syarat ROI, artinya pengadaan jaringan listrik dihitung berdasarkan nilai kembali biaya atas investasi PLN pada jaringan tersebut. Nah, untuk syarat ROI tersebut berdasarkan beberapa aspek misalnya jumlah pelanggan, nilai rekening minimum per bulan, dan besaran biaya sambungannya. Sementara, untuk merealisasikan pengadaan jaringan listrik tersebut dengan skala prioritas daerah yang memenuhi syarat ROI tersebut," ujar Kurnia saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (23/3/2015)

Pada kasus Dusun Bekku, Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, Kurnia mengatakan masyarakat atau pemerintah daerah setempat bisa mengajukan permohonan untuk pengadaan jaringan listrik tersebut.

"Yang bisa dilakukan warga atau kepala desa di sana bersurat ke PLN area Watampone untuk pemasangan jaringan listrik di dusun itu dan kami akan mengusulkan ke PLN wilayah karena di sana eksekusinya," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1268 seconds (0.1#10.140)