Kontes Batu Akik Meriahkan MTQ di Malinau

Kamis, 19 Maret 2015 - 00:01 WIB
Kontes Batu Akik Meriahkan MTQ di Malinau
Kontes Batu Akik Meriahkan MTQ di Malinau
A A A
MALINAU - Batu akik memang menjadi fenomena unik di seantero Indonesia. Seiring perkembangan batu indah ini, mulai bermunculan batu khas di tiap daerah, seperti di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara).

Bahkan, di kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia ini, digelar kontes batu akik. Uniknya, kontes batu akik digelar di tengah-tengah gelaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-11 tingkat Kabupaten Malinau. Di kontes ini, batu akik khas Malinau sangat ditonjolkan.

Panitia Kontes Batu Akik Edy Marwan menjelaskan, sebanyak 200 lebih peserta mendaftarkan batu akiknya untuk mengikuti kontes ini. Acara ini digelar di halaman Kantor Desa Malinau Hilir, Kecamatan Malinau Kota, tepat di sebelah panggung utama MTQ.

"Karena ini kontes, maka ada juaranya. Masyarakat pencinta batu akik yang menjadi juri. Mereka didaulat untuk menjadi juri. Sistem polling menjadi pilihan untuk menilai batu akik yang menjadi juara," kata Edy, Rabu (18/3/2015).

Sistem penjurian ini, kata Edy, dipilih agar objektivitas dalam kontes batu akik tersebut bisa terwujud. Sebab, di kabupaten ini belum banyak orang yang paham soal batu akik.

"Jujur saja, di Malinau ini masih sangat terbatas orang-orang yang paham tentang batu akik. Oleh karena itu, panitia lebih memilih polling untuk memilih para juara kontes ini," katanya.

Sementara, Bupati Malinau Yansen Tipa Padan saat mengunjungi kontes ini mengaku senang. Sebab, adu kreativitas akan sangat menonjol saat peserta menampilkan batu akik. Dia pun tanpa ragu mendukung kegiatan ini.

"Inilah bentuk kreativitas masyarakat, jadi MTQ ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi keagamaan semata namun juga kompetisi kreatif semacam batu akik ini," kata Yansen.

Kontes batu akik ini, kata Yansen, menggambarkan keragaman di Malinau. Hal ini bisa dilihat dari peserta yang tak hanya datang dari kalangan muslim, namun juga dari berbagai agama dan latar belakang.

"Jadi, MTQ tidak hanya dimeriahkan oleh warga muslim semata. Kemeriahan MTQ akhirnya juga bisa dirasakan agama lain. Inilah indahnya perbedaan. Semua bisa disatukan," kata Yansen.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7703 seconds (0.1#10.140)