Dua Desa Terancam Tenggelam
A
A
A
SEKAYU - Desa Lumpatan II dan Desa Kayuara terancam tenggelam. Karena hasil pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muba, dari 13 titik pantau ketinggian air, dua di antaranya hampir berada pada titik maksimum.
Jika beberapa hari kedepan hujan terus menerus mengguyur dua desa tersebut, bukan tidak mungkin debit air semakin tinggi. “Kenaikan debit air mulai terjadi, dari 13 titik pantau yang ada, dua diantaranya yakni di Desa Lumpatan II dan Desa Kayuara nyaris sampai batas maksimum.
Ketinggian dinding pantau 4 meter dan saat ini air sudah mencapai 3,77 meter. Itu artinya tinggal 23 cm lagi tenggelam,” ujar Kabid Darurat dan Logistik BPBD Muba, Panpane Syafri, kemarin. Debit air ini, jelasnya, diprediksi kembali mengalami peningkatan, sebab saat ini puncak masih berlangsung.
Jadi pihaknya berharap masyarakat yang berada di sepanjang bantaran sungai untuk lebih siaga. “Status siaga telah berlaku hing ga 31 Maret. Kalau beberapa hari kedepan di daerah uluan hujan terus terjadi, maka air sungai dipastikan meng genangi pemukiman warga,” jelasnya dia. Panpane melanjutkan, untuk memastikan kondisi air sungai, pihaknya melakukan pemantauan selama 24 jam di seluruh titik pantau.
Selain itu, BPBD telah mengintruksikan anggota untuk siaga menanggu langi bencana, terutama relawan yang ada di seluruh kecamatan agar dapat menyampaikan informasi dengan cepat jika terjadi bencana. “Seluruh anggota kita sudah siaga dan sudah ada SK petunjuk dari bupati, ter kait Standar Operasional Prosedur (SOP) menang gulangi bencana.
Untuk tahun ini, potensi genangan air tidak terlalu parah, yang dikhawatirkan adalah potensi luapan air sungai,” beber dia. Sementara itu, Wakil Bupati Muba, Beni Hernedi menuturkan, jika dilihat dari peta tofografi, Kabupaten Muba memiliki potensi terjadi bencana alam. Atas dasar itulah, untuk menghindari terjadinya korban, baik jiwa maupun benda, pencegahan sejak dini harus dilakukan.
“Peringatan dini terhadap bencana tidak akan ber jalan dengan baik, jika tidak di topang dengan kesadaran ber bagai pihak untuk menjalankan koordinasi secara bersamada lampenanggulangan bencana. Hingga saat ini, kita terus mela kukan monitoring terutama pada daerah yang rawan ben ca na,” tandas dia.
Amarullah diansyah
Jika beberapa hari kedepan hujan terus menerus mengguyur dua desa tersebut, bukan tidak mungkin debit air semakin tinggi. “Kenaikan debit air mulai terjadi, dari 13 titik pantau yang ada, dua diantaranya yakni di Desa Lumpatan II dan Desa Kayuara nyaris sampai batas maksimum.
Ketinggian dinding pantau 4 meter dan saat ini air sudah mencapai 3,77 meter. Itu artinya tinggal 23 cm lagi tenggelam,” ujar Kabid Darurat dan Logistik BPBD Muba, Panpane Syafri, kemarin. Debit air ini, jelasnya, diprediksi kembali mengalami peningkatan, sebab saat ini puncak masih berlangsung.
Jadi pihaknya berharap masyarakat yang berada di sepanjang bantaran sungai untuk lebih siaga. “Status siaga telah berlaku hing ga 31 Maret. Kalau beberapa hari kedepan di daerah uluan hujan terus terjadi, maka air sungai dipastikan meng genangi pemukiman warga,” jelasnya dia. Panpane melanjutkan, untuk memastikan kondisi air sungai, pihaknya melakukan pemantauan selama 24 jam di seluruh titik pantau.
Selain itu, BPBD telah mengintruksikan anggota untuk siaga menanggu langi bencana, terutama relawan yang ada di seluruh kecamatan agar dapat menyampaikan informasi dengan cepat jika terjadi bencana. “Seluruh anggota kita sudah siaga dan sudah ada SK petunjuk dari bupati, ter kait Standar Operasional Prosedur (SOP) menang gulangi bencana.
Untuk tahun ini, potensi genangan air tidak terlalu parah, yang dikhawatirkan adalah potensi luapan air sungai,” beber dia. Sementara itu, Wakil Bupati Muba, Beni Hernedi menuturkan, jika dilihat dari peta tofografi, Kabupaten Muba memiliki potensi terjadi bencana alam. Atas dasar itulah, untuk menghindari terjadinya korban, baik jiwa maupun benda, pencegahan sejak dini harus dilakukan.
“Peringatan dini terhadap bencana tidak akan ber jalan dengan baik, jika tidak di topang dengan kesadaran ber bagai pihak untuk menjalankan koordinasi secara bersamada lampenanggulangan bencana. Hingga saat ini, kita terus mela kukan monitoring terutama pada daerah yang rawan ben ca na,” tandas dia.
Amarullah diansyah
(bbg)