2015, Produksi Padi Jabar Ditarget 13,5 Juta Ton
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menargetkan produksi padi Jabar pada 2015 meningkat sebesar 13,5 juta ton. Pada 2014 produksi padi Jabar 11,5 juta ton. “Target kami kan 11,5 juta ton, itu berdasarkan pencapaian kami tahun kemarin. Jadi kalau ditambahkan 2 juta berarti 13,5 juta ton,” kata Heryawan kepada wartawan di Gedung Sate, kemarin.
Untuk merealisasikan target tersebut, ujar Gubernur, pemprov telah melakukan beberapa langkah, seperti peningkatan peralatan mesin pertanian (alsintan) dan infrastruktur, traktor dan saluran irigasi. Dalam jangka pendek, saluran irigasi yang bisa diperbaiki adalah jaringan tersier. Sedangkan untuk irigasi primer dan sekunder bisa diselesaikan akhir tahun ini.
Sehingga, pemanfaatannya akan dirasakan pada tahun 2016, salah satunya adalah Waduk Jatigede. Selain itu, pemprov juga mengawasi sistem distribusi pupuk agar berjalan dengan baik. Menurut Gubernur yang akrab disapa Aher ini, pemerintah pusat tidak perlau melakukan impor beras. Agar swasembada pangan terwujud, produksi beras dalam negeri harus ditingkatkan.
“Kalau impor kan kapan datangnya kan sebulan kemudian. Kan Jabar sudah panen raya bisa untuk mengatasi hal itu,” papar Aher sapaan akrab Gubernur. Dia mengemukakan, langkah penghentian impor hasil pertanian merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada petani. Subsidi pertanian, harus dilakukan di sektor hilir atau saat pembelian hasil panen.
“Kinerja negara luar yang memproteksi pertanian itu ternyata subsidinya bukan di awal tetapi di akhir. Karena bila subsidi dilakukan di hulu khawatir terjadi banyak penyimpangan,” ujar dia. Aher menjamin pasokan untuk Jawa Barat cukup aman karena ditunjang panen raya dari berbagai daerah yang mencapai 500.000 hektare pada Maret ini.
“Panen raya bulan ini atau Maret dan awal April nanti, di semua lahan yang ada di Jabar seluas 500.000 hektare. Kalau satu hektare 6 ton, jadi total panen nya 2 juta ton,” tutur Aher. Diakuinya memang beberapa waktu lalu sempat terdapat gejolak pada kenaikan harga beras, namun bisa diatasi secepatnya.
Untuk itu, Aher meminta pada dinas terkait untuk memantau harga. Harga beras, seharusnya turun karena Jabar sudah mulai panen. Disinggung mengenai program bersama TNI untuk mensukseskan program swasembada pangan, Gubernur mengungkapkan, saat ini terus berjalan. Salah satunya dengan mengelola lahan tidur yang dilakukan TNI.
Selain itu, pemprov melakukan pengawasan pupuk bersubsidi dan benih agar tak ada penyimpangan di lapangan. Sementara itu, saat menghadiri panen raya perdana musim tanam 2014/2015 di Desa Sukamelang Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Rabu (11/3), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaeman mengatakan, Kabupaten Indramayu dan kabupaten/kota lain di pesisir utara Jawa sangat memberikan kontribusi dalam mewujudkan target swasembada beras yang belum pernah terwujud selama 30 tahun.
Untuk mewujudkan swasembada pangan, Kementerian Pertanian berkomitmen terus memberikan dukungan bagi kabupaten/kota di pantai utara terutama daerah agraris. Dengan dukungan berbagai sarana dan prasarana sehingga swasembada beras diharapkan bisa tercapai pada Oktober 2015 mendatang sebelum pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Diketahui, Jawa Barat dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional. Hasil pertanian Provinsi Jabar menyumbangkan 15% dari nilai total pertanian Indonesia. Jabar memiliki sejumlah daerah yang menjadi lumbung padi, antara lain, Kabupaten Karawang, Indramayu, Subang, Bekasi, Cianjur, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cirebon, dan Majalengka.
Karawang memiliki lahan pertanian padi seluas 98.346 hektare; Indramayu 116.609 ha; Subang 84.929 ha; Bekasi 96.288 ha; Cianjur 66.180 ha; Sukabumi 64.077 ha; Garut 111.000 ha; Tasikmalaya 49.327 ha, Ciamis 51.688 ha; Cirebon 54.203 ha; dan Majalengka 55.907 Ha.
Yugi prasetyo
Untuk merealisasikan target tersebut, ujar Gubernur, pemprov telah melakukan beberapa langkah, seperti peningkatan peralatan mesin pertanian (alsintan) dan infrastruktur, traktor dan saluran irigasi. Dalam jangka pendek, saluran irigasi yang bisa diperbaiki adalah jaringan tersier. Sedangkan untuk irigasi primer dan sekunder bisa diselesaikan akhir tahun ini.
Sehingga, pemanfaatannya akan dirasakan pada tahun 2016, salah satunya adalah Waduk Jatigede. Selain itu, pemprov juga mengawasi sistem distribusi pupuk agar berjalan dengan baik. Menurut Gubernur yang akrab disapa Aher ini, pemerintah pusat tidak perlau melakukan impor beras. Agar swasembada pangan terwujud, produksi beras dalam negeri harus ditingkatkan.
“Kalau impor kan kapan datangnya kan sebulan kemudian. Kan Jabar sudah panen raya bisa untuk mengatasi hal itu,” papar Aher sapaan akrab Gubernur. Dia mengemukakan, langkah penghentian impor hasil pertanian merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada petani. Subsidi pertanian, harus dilakukan di sektor hilir atau saat pembelian hasil panen.
“Kinerja negara luar yang memproteksi pertanian itu ternyata subsidinya bukan di awal tetapi di akhir. Karena bila subsidi dilakukan di hulu khawatir terjadi banyak penyimpangan,” ujar dia. Aher menjamin pasokan untuk Jawa Barat cukup aman karena ditunjang panen raya dari berbagai daerah yang mencapai 500.000 hektare pada Maret ini.
“Panen raya bulan ini atau Maret dan awal April nanti, di semua lahan yang ada di Jabar seluas 500.000 hektare. Kalau satu hektare 6 ton, jadi total panen nya 2 juta ton,” tutur Aher. Diakuinya memang beberapa waktu lalu sempat terdapat gejolak pada kenaikan harga beras, namun bisa diatasi secepatnya.
Untuk itu, Aher meminta pada dinas terkait untuk memantau harga. Harga beras, seharusnya turun karena Jabar sudah mulai panen. Disinggung mengenai program bersama TNI untuk mensukseskan program swasembada pangan, Gubernur mengungkapkan, saat ini terus berjalan. Salah satunya dengan mengelola lahan tidur yang dilakukan TNI.
Selain itu, pemprov melakukan pengawasan pupuk bersubsidi dan benih agar tak ada penyimpangan di lapangan. Sementara itu, saat menghadiri panen raya perdana musim tanam 2014/2015 di Desa Sukamelang Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Rabu (11/3), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaeman mengatakan, Kabupaten Indramayu dan kabupaten/kota lain di pesisir utara Jawa sangat memberikan kontribusi dalam mewujudkan target swasembada beras yang belum pernah terwujud selama 30 tahun.
Untuk mewujudkan swasembada pangan, Kementerian Pertanian berkomitmen terus memberikan dukungan bagi kabupaten/kota di pantai utara terutama daerah agraris. Dengan dukungan berbagai sarana dan prasarana sehingga swasembada beras diharapkan bisa tercapai pada Oktober 2015 mendatang sebelum pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Diketahui, Jawa Barat dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional. Hasil pertanian Provinsi Jabar menyumbangkan 15% dari nilai total pertanian Indonesia. Jabar memiliki sejumlah daerah yang menjadi lumbung padi, antara lain, Kabupaten Karawang, Indramayu, Subang, Bekasi, Cianjur, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cirebon, dan Majalengka.
Karawang memiliki lahan pertanian padi seluas 98.346 hektare; Indramayu 116.609 ha; Subang 84.929 ha; Bekasi 96.288 ha; Cianjur 66.180 ha; Sukabumi 64.077 ha; Garut 111.000 ha; Tasikmalaya 49.327 ha, Ciamis 51.688 ha; Cirebon 54.203 ha; dan Majalengka 55.907 Ha.
Yugi prasetyo
(bhr)