Heboh Batu Berbentuk Kepala Manusia di Tapanuli Selatan
A
A
A
SIPIROK - Warga Desa Purba Tua, Kecamatan Tano Tombangan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, digegerkan dengan penemuan setumpuk batu besar yang berbentuk kepala manusia.
Spontan, penemuan batu tersebut membuat warga yang ada di desa itu maupun yang berasal dari daerah lain menjadi penasaran.
Tidak heran, saat ini setiap hari puluhan bahkan ratusan warga terlihat berbondong-bondong untuk melihat batu yang ditemukan oleh Marulli Manullang (14). Batu tersebut ditemukan oleh anak putus sekolah itu pada Sabtu (21/2/2015).
Warga sengaja datang ke lokasi tersebut hanya untuk memastikan kebenaran batu dengan panjang 1,5 m dengan lebar 30 cm itu berbentuk kepala manusia.
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN, mata, hidung, mulut dan wajah dari batu tersebut mirip dengan manusia. Batu tersebut berada di pinggir salah satu sungai yang mengalir dekat perkampungan warga. Untuk sampai ke tempat itu hanya bisa menaiki sepeda motor atau sepeda. Sebab, tidak ada jalan yang dibangun pemerintah.
Warga yang ingin melihat terpaksa harus berjalan kaki 500 meter. Pengunjung harus melewati kebun karet atau tanaman kopi milik warga setempat.
Menurut Marulli Manullang, awalnya, dia dan sejumlah rekannya ingin mengambil pohon bambu tidak jauh dari lokasi batu yang berbentuk kepala manusia itu. Tiba-tiba, tanpa dia sadari, ternyata batu tempat dia berpijak tersebut menyerupai kepala manusia.
Setelah melihat kejadian itu, dia langsung lari meninggalkan teman-temannya yang sedang mengambil batu. Kepada rekan-rekannya, dia berteriak,"Awas ada batu kepala manusia".
Mendengar teriakan Manullang, rekan-rekannya tersebut ikut lari dan mengatakan kepada orang di kampung bahwa mereka menemukan batu berbentuk kepala manusia.
"Saya terkejut, ternyata batu tempat berdiri saya bentuk manusia, makanya saya langsung lari, karena ketakutan," ujarnya kepada KORAN SINDO MEDAN.
Sementara itu, S Tampubolon (35), salah seorang warga di desa itu mengatakan, dia sengaja mengunjungi lokasi tersebut karena penasaran dengan batu yang berbentuk kepala manusia itu.
"Saya hanya ingin memastikan kebenaran batu tersebut, makanya saya ke tempat ini," tegasnya.
Informasi yang diperoleh dari warga, sebelum penemuan, batu tersebut tidak pernah terlihat karena awalnya lokasi penemuan merupakan sungai. Selain itu, warga di desa itu terkesan jarang untuk datang ke tempat itu, mengingat tempat itu adalah hutan lebat.
Spontan, penemuan batu tersebut membuat warga yang ada di desa itu maupun yang berasal dari daerah lain menjadi penasaran.
Tidak heran, saat ini setiap hari puluhan bahkan ratusan warga terlihat berbondong-bondong untuk melihat batu yang ditemukan oleh Marulli Manullang (14). Batu tersebut ditemukan oleh anak putus sekolah itu pada Sabtu (21/2/2015).
Warga sengaja datang ke lokasi tersebut hanya untuk memastikan kebenaran batu dengan panjang 1,5 m dengan lebar 30 cm itu berbentuk kepala manusia.
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN, mata, hidung, mulut dan wajah dari batu tersebut mirip dengan manusia. Batu tersebut berada di pinggir salah satu sungai yang mengalir dekat perkampungan warga. Untuk sampai ke tempat itu hanya bisa menaiki sepeda motor atau sepeda. Sebab, tidak ada jalan yang dibangun pemerintah.
Warga yang ingin melihat terpaksa harus berjalan kaki 500 meter. Pengunjung harus melewati kebun karet atau tanaman kopi milik warga setempat.
Menurut Marulli Manullang, awalnya, dia dan sejumlah rekannya ingin mengambil pohon bambu tidak jauh dari lokasi batu yang berbentuk kepala manusia itu. Tiba-tiba, tanpa dia sadari, ternyata batu tempat dia berpijak tersebut menyerupai kepala manusia.
Setelah melihat kejadian itu, dia langsung lari meninggalkan teman-temannya yang sedang mengambil batu. Kepada rekan-rekannya, dia berteriak,"Awas ada batu kepala manusia".
Mendengar teriakan Manullang, rekan-rekannya tersebut ikut lari dan mengatakan kepada orang di kampung bahwa mereka menemukan batu berbentuk kepala manusia.
"Saya terkejut, ternyata batu tempat berdiri saya bentuk manusia, makanya saya langsung lari, karena ketakutan," ujarnya kepada KORAN SINDO MEDAN.
Sementara itu, S Tampubolon (35), salah seorang warga di desa itu mengatakan, dia sengaja mengunjungi lokasi tersebut karena penasaran dengan batu yang berbentuk kepala manusia itu.
"Saya hanya ingin memastikan kebenaran batu tersebut, makanya saya ke tempat ini," tegasnya.
Informasi yang diperoleh dari warga, sebelum penemuan, batu tersebut tidak pernah terlihat karena awalnya lokasi penemuan merupakan sungai. Selain itu, warga di desa itu terkesan jarang untuk datang ke tempat itu, mengingat tempat itu adalah hutan lebat.
(zik)