Jalur ke Gunung Lawu Ditanami 3.500 Bibit Eukaliptus
A
A
A
KARANGANYAR - Pemkab Karanganyar menanam 3.500 bibit pohon Eukaliptus di jalur Pendakian Gunung Lawu di kawasan Cemoro Kandang, Kecamatan Tawangmangu.
Penanam melibatkan sekitar 500 personil gabungan dari TNI, Polri, Resimen Mahasiswa (Menwa), SAR, mahasiswa pecinta alam (Mapala) dan paguyuban pedagang Cemoro Kandang.
Penanaman di jalur pendakian di mulai dari pintu Cemoro kandang hingga pos empat menuju puncak Gunung Lawu. Kegiatan sebagai upaya konservasi kawasan resapan di gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu.
“Selain untuk pemulihan dan pelestarian kawasan, penanaman juga berfungsi untuk penanda dan petunjuk arah jalur pendakian,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Karanganyar Edy Yusworo di sela-sela penanaman bibit Eukaliptus di jalur pendakian Cemoro Kandang, Selasa (21/2/2014).
Secara simbolis, penanaman dilakukan Bupati Karanganyar Juliyatmono bersama jajaran Muspida setempat di pos I. BLH juga tengah membuat tanaman endemis Gunung Lawu yang berlokasi di petak 34 seluas 7,4 hektare dengan bekerjas ama dengan Perhutani.
Ditargetkan lereng Gunung Lawu dapat ditanami 15 ribu tanaman keras. “Kami juga mengajak masyarakat untuk ikut menanam. Jangan sampai terjadi penebangan,” terangnya.
Kasubid Pelestarian Sumber Daya Alam BLH Karanganyar Hafid AH mengatakan, tanaman Eukaliptus dipilih karena memiliki sejumlah manfaat. Daun tanaman dapat dipakai untuk penghangat tubuh karena sejenis dengan tanaman minyak kayu putih.
Sehingga, keberadaannya dapat sebagai P3K bagi pendaki yang kedinginan. “Tanaman juga dapat tumbuh bagus di kawasan dataran tinggi dan sulit terbakar,” ungkap Hafid. Sehingga tanaman dinilai cocok dengan kondisi Gunung Lawu yang hampir setiap tahun terjadi kebakaran. Bahkan keberadaannya dapat tumbuh lagi setelah ditebang. Selain Eukaliptus, jenis tanaman lainnya yang ikut ditanam adalah pohon Damar.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, penanaman pohon seperti ini memberi manfaat besar kepada masyarakat. Seperti untuk mempertahankan penyerapan air dan penunjuk jalan agar pendaki selamat.
“Gunung Lawu sangat indah dan menghidupi dan menyelamatkan jutaan makhluk hidup,” tandas Juliyatmono. Harmonisasi dengan alam sangat diperlukan untuk keseimbangan agar dapat terus memberikan manfaat.(ary wahyu wibowo)
Penanam melibatkan sekitar 500 personil gabungan dari TNI, Polri, Resimen Mahasiswa (Menwa), SAR, mahasiswa pecinta alam (Mapala) dan paguyuban pedagang Cemoro Kandang.
Penanaman di jalur pendakian di mulai dari pintu Cemoro kandang hingga pos empat menuju puncak Gunung Lawu. Kegiatan sebagai upaya konservasi kawasan resapan di gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu.
“Selain untuk pemulihan dan pelestarian kawasan, penanaman juga berfungsi untuk penanda dan petunjuk arah jalur pendakian,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Karanganyar Edy Yusworo di sela-sela penanaman bibit Eukaliptus di jalur pendakian Cemoro Kandang, Selasa (21/2/2014).
Secara simbolis, penanaman dilakukan Bupati Karanganyar Juliyatmono bersama jajaran Muspida setempat di pos I. BLH juga tengah membuat tanaman endemis Gunung Lawu yang berlokasi di petak 34 seluas 7,4 hektare dengan bekerjas ama dengan Perhutani.
Ditargetkan lereng Gunung Lawu dapat ditanami 15 ribu tanaman keras. “Kami juga mengajak masyarakat untuk ikut menanam. Jangan sampai terjadi penebangan,” terangnya.
Kasubid Pelestarian Sumber Daya Alam BLH Karanganyar Hafid AH mengatakan, tanaman Eukaliptus dipilih karena memiliki sejumlah manfaat. Daun tanaman dapat dipakai untuk penghangat tubuh karena sejenis dengan tanaman minyak kayu putih.
Sehingga, keberadaannya dapat sebagai P3K bagi pendaki yang kedinginan. “Tanaman juga dapat tumbuh bagus di kawasan dataran tinggi dan sulit terbakar,” ungkap Hafid. Sehingga tanaman dinilai cocok dengan kondisi Gunung Lawu yang hampir setiap tahun terjadi kebakaran. Bahkan keberadaannya dapat tumbuh lagi setelah ditebang. Selain Eukaliptus, jenis tanaman lainnya yang ikut ditanam adalah pohon Damar.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, penanaman pohon seperti ini memberi manfaat besar kepada masyarakat. Seperti untuk mempertahankan penyerapan air dan penunjuk jalan agar pendaki selamat.
“Gunung Lawu sangat indah dan menghidupi dan menyelamatkan jutaan makhluk hidup,” tandas Juliyatmono. Harmonisasi dengan alam sangat diperlukan untuk keseimbangan agar dapat terus memberikan manfaat.(ary wahyu wibowo)
(lis)