Korban Pelemparan Sepatu oleh Guru Masih Trauma
A
A
A
PEKALONGAN - Agus Mulyono, siswa kelas 2A SDN Kandangpanjang 10, Kota Pekalongan, yang menjadi korban pelemparan sepatu oleh oknum guru agamanya masih trauma. Agus tidak berangkat ke sekolah, Sabtu (21/2/2015) ini.
"Anaknya masih takut dan trauma. Jadi tidak berangkat sekolah hari ini (Sabtu)," kata Nurjanah, kakak korban saat ditemui di PPA Polresta Pekalongan, Sabtu (21/2/2015).
Hal itu dibenarkan oleh ayah korban, Subur Darto (50). Menurutnya, anak ketiganya itu masih dalam keadaan trauma, sehingga tidak mau berangkat ke sekolah. "Iya, anaknya masih trauma. Jadi nggak mau berangkat sekolah," ujarnya.
Saat dilakukan mediasi di ibu korban, Sri Rejeki (33) sempat pingsan. Sehingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Mungkin dia (Sri Rejeki) emosi, tapi dipendam. Jadi saat mendengar pak guru itu (terlapor) bilang 'khilaf', langsung pingsan. Dia sering begitu kalau ada masalah agak berat," ungkapnya.
Pihak keluarga berharap agar pelaku diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. "Kami dari keluarga inginnya diteruskan, sebab anak kami sudah seperti itu," tandasnya.
"Anaknya masih takut dan trauma. Jadi tidak berangkat sekolah hari ini (Sabtu)," kata Nurjanah, kakak korban saat ditemui di PPA Polresta Pekalongan, Sabtu (21/2/2015).
Hal itu dibenarkan oleh ayah korban, Subur Darto (50). Menurutnya, anak ketiganya itu masih dalam keadaan trauma, sehingga tidak mau berangkat ke sekolah. "Iya, anaknya masih trauma. Jadi nggak mau berangkat sekolah," ujarnya.
Saat dilakukan mediasi di ibu korban, Sri Rejeki (33) sempat pingsan. Sehingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Mungkin dia (Sri Rejeki) emosi, tapi dipendam. Jadi saat mendengar pak guru itu (terlapor) bilang 'khilaf', langsung pingsan. Dia sering begitu kalau ada masalah agak berat," ungkapnya.
Pihak keluarga berharap agar pelaku diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. "Kami dari keluarga inginnya diteruskan, sebab anak kami sudah seperti itu," tandasnya.
(sms)