Fosil Gajah Purba di Pekalongan dari Abad ke-IV
A
A
A
PEKALONGAN - Fosil yang ditemukan oleh Taryanto, warga Dukuh Kauman, Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, diperkirakan merupakan hewan purba yang hidup diabad ke-IV.
Salah satu Tim Pendataan Benda Cagar Budaya (BCB) Kabupaten Pekalongan Zainal Mutaqin memperkirakan, gajah tersebut hidup pada sekitar abad ke-IV. Menurutnya, temuan itu yang pertama kali di Kabupaten Pekalongan. Sebab biasanya, temuan di sekitar Kabupaten Pekalongan adalah peninggalan kerajaan Hindu-Budha.
"Ini mirip yang ditemukan di Semedo Tegal, cuma usianya lebih muda ini. Kalau ditarik benang merahnya, memang masih satu alur, yakni alurnya Semedo-Sangiran. Mungkin usianya puluhan ribu tahun, atau hidup sekitar abad ke-IV, dan ini masih proses menjadi fosil," terangnya, kepada wartawan, Jumat (13/2/2015).
Pihaknya menduga, benda tersebut merupakan rahang dan gigi kiri dari gajah purba. "Ini diduga adalah fosil gajah pada posisi rahang dan ada giginya. Kalau dilihat giginya, memang seperti pemakan tumbuh-tumbuhan," katanya.
Diungkapkan, jika dilihat pasir yang menempel pada fosil tersebut merupakan pasir laut. "Ada benarnya juga, sebab dulu laut lebih menjorok ke selatan, seperti di daerah Kedungwuni dulu pernah ditemukan jangkar kapal," terangnya.
Setelah melakukan pendataan dan pengukuran, pihaknya segera melaporkan penemuan ke dinas terkait. Selain itu, pihaknya juga akan melaporkan temuan itu ke balai pelestarian benda cagar budaya Jateng.
"Apakah ini perlu penyimpanan oleh penemu, atau perlu pengamanan. Kalau ada temuan baru di sekitar lokasi, akan kami lakukan pengembangan," tambahnya.
Benda yang menyerupai rahang dan gigi geraham dalam ukuran besar itu masih diamankan oleh Taryanto si penemu. Setelah dilakukan pengukuran oleh pihak terkait, panjang benda purba itu mencapai sekitar 82 centimeter, dan lebar 30 centimeter. Sementara beratnya mencapai sekitar 15 kilogram.
Baca juga: Benda Diduga Fosil Gajah Purba Ditemukan di Sungai
Salah satu Tim Pendataan Benda Cagar Budaya (BCB) Kabupaten Pekalongan Zainal Mutaqin memperkirakan, gajah tersebut hidup pada sekitar abad ke-IV. Menurutnya, temuan itu yang pertama kali di Kabupaten Pekalongan. Sebab biasanya, temuan di sekitar Kabupaten Pekalongan adalah peninggalan kerajaan Hindu-Budha.
"Ini mirip yang ditemukan di Semedo Tegal, cuma usianya lebih muda ini. Kalau ditarik benang merahnya, memang masih satu alur, yakni alurnya Semedo-Sangiran. Mungkin usianya puluhan ribu tahun, atau hidup sekitar abad ke-IV, dan ini masih proses menjadi fosil," terangnya, kepada wartawan, Jumat (13/2/2015).
Pihaknya menduga, benda tersebut merupakan rahang dan gigi kiri dari gajah purba. "Ini diduga adalah fosil gajah pada posisi rahang dan ada giginya. Kalau dilihat giginya, memang seperti pemakan tumbuh-tumbuhan," katanya.
Diungkapkan, jika dilihat pasir yang menempel pada fosil tersebut merupakan pasir laut. "Ada benarnya juga, sebab dulu laut lebih menjorok ke selatan, seperti di daerah Kedungwuni dulu pernah ditemukan jangkar kapal," terangnya.
Setelah melakukan pendataan dan pengukuran, pihaknya segera melaporkan penemuan ke dinas terkait. Selain itu, pihaknya juga akan melaporkan temuan itu ke balai pelestarian benda cagar budaya Jateng.
"Apakah ini perlu penyimpanan oleh penemu, atau perlu pengamanan. Kalau ada temuan baru di sekitar lokasi, akan kami lakukan pengembangan," tambahnya.
Benda yang menyerupai rahang dan gigi geraham dalam ukuran besar itu masih diamankan oleh Taryanto si penemu. Setelah dilakukan pengukuran oleh pihak terkait, panjang benda purba itu mencapai sekitar 82 centimeter, dan lebar 30 centimeter. Sementara beratnya mencapai sekitar 15 kilogram.
Baca juga: Benda Diduga Fosil Gajah Purba Ditemukan di Sungai
(san)