Gara-Gara Main Bola Kaki Herman Diamputasi
A
A
A
KAYUAGUNG - Naas dialami Herman , 12, bocah kelas 6 SDN 2 Sukapulih, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Anak yatim ini harus rela kaki kananya diamputasi lantaran terdapat luka yang membusuk akibat bermain sepakbola di sekolahnya beberapa bulan lalu. Menurut Rini, ibu Herman kejadian yang menimpa anak satu-satunya itu, bermula ketika sang anak bersama teman sekolahnya bermain sepakbola.
" Awalnya anak saya main bola di sekolah, saat main bola dia beradu kaki dengan temanya, karena saya pikir itu bengkak biasa jadi tidak terlalu dipikirkan, namun ternyata lama kelamaan kaki yang membengkak semakin parah dan membusuk. "ujarnya.
Rini mengatakan, tak menyangka kalau bengkak di kaki anaknya akan membuat keadaanya kian parah." Belum pernah saya bawa ke dokter, karena tahu sendiri kami makan saja susah." ungkap Rini. Setelah dirawat di rumah sakit ternyata, sudah terlambat dan membusuk sehingga harus di amputasi."
Sementara Erpani, tetangga Rini, mengatakan sangat prihatin dengan kondisi herman saat ini. " Setelah ayah meninggal beberapa tahun lalu, kini dia mendapatkan cobaan lagi, semoga saja ada bantuan dari pemerintah." tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas pendidikan Kabupaten OKI mengatakan, meski kaki Herman sudah tidak utuh, pihak sekolah tetap akan menerima herman." Dia harus tetap sekolah, ini untuk masa depannya, nanti dinas pendidikan bisa membantu berupa beasiswa dan sebagainya, agar dia tetap bisa sekolah," ungkapnya.
M Rohali
Anak yatim ini harus rela kaki kananya diamputasi lantaran terdapat luka yang membusuk akibat bermain sepakbola di sekolahnya beberapa bulan lalu. Menurut Rini, ibu Herman kejadian yang menimpa anak satu-satunya itu, bermula ketika sang anak bersama teman sekolahnya bermain sepakbola.
" Awalnya anak saya main bola di sekolah, saat main bola dia beradu kaki dengan temanya, karena saya pikir itu bengkak biasa jadi tidak terlalu dipikirkan, namun ternyata lama kelamaan kaki yang membengkak semakin parah dan membusuk. "ujarnya.
Rini mengatakan, tak menyangka kalau bengkak di kaki anaknya akan membuat keadaanya kian parah." Belum pernah saya bawa ke dokter, karena tahu sendiri kami makan saja susah." ungkap Rini. Setelah dirawat di rumah sakit ternyata, sudah terlambat dan membusuk sehingga harus di amputasi."
Sementara Erpani, tetangga Rini, mengatakan sangat prihatin dengan kondisi herman saat ini. " Setelah ayah meninggal beberapa tahun lalu, kini dia mendapatkan cobaan lagi, semoga saja ada bantuan dari pemerintah." tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas pendidikan Kabupaten OKI mengatakan, meski kaki Herman sudah tidak utuh, pihak sekolah tetap akan menerima herman." Dia harus tetap sekolah, ini untuk masa depannya, nanti dinas pendidikan bisa membantu berupa beasiswa dan sebagainya, agar dia tetap bisa sekolah," ungkapnya.
M Rohali
(ftr)