SFC Juara Grup A, Tatap Semifinal di Palembang
A
A
A
PALEMBANG - Meskipun ditahan imbang Persebaya 1- 1 dalam laga di Stadion H Agus Salim Padang, kemarin Sriwijaya FC tetap keluar sebagai juara grup A turnamen SCM Cup 2015.
Laskar Wong Kito seakan berada di atas angin, karena laga semifinal akan digelar di kandang, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang. Keputusan Panitia Pelaksana (Panpel) memindahkan tempat digelar laga semifinal ke Palembang, karena Stadion H Agus Salim bermasalah ketika dilanda hujan, tentu memberikan kesempatan besar publik Palembang untuk memberikan dukungan secara langsung bagi anak asuh Benny “Bendol” Dollo, pada Minggu (25/01).
Sementara, pada laga SFC kontra Persebaya di Stadion H Agus Salim Padang kemarin menghasilkan dua gol, yang keduanya tercipta dari titik putih. Gol SFC tercipta di menit ke-49 lewat sepakan Ferdinand Sinaga, sedangkan gol balasan Persebaya diciptakan menit ke-75 oleh Octavio Dutra.
Dengan hasil imbang tersebut membawa kedua tim keluar sebagai kandidat perwakilan grup A ke fase semifinal. Babak pertama kedua tim terlihat bermain cukup berhati-hati. Dengan tempo pelan tidak membuat Titus “Tibo” Bonai menahan laju kakinya. Pergerakan cepat Tibo berkali-kali hampir ber buah gol dengan tusukan-tusukan tajamnya dari berbagai sisi.
Menit ke-27 free kick Ferdinand Sinaga nyaris merobek jala Jandri Pitoy. Kolaborasi pemain senior dan junior di skuat Laskar Wong Kito hampir mematahkan harapan anak asuh Ibnu Graham. Namun, akhir menit 45 babak pertama tidak satu gol pun diciptakan kedua tim skor 0-0. Di babak kedua, tempo permainan hampir sama diperagakan oleh kedua tim.
Namun, masuknya Evan Dimas cukup berdampak besar bagi SFC. Berkalikali Evan Dimas nyaris merobek jala Yogi Triana. Menit ke-49 siswa terlihat jelas melakukan dorongan kepada Asri Akbar di kotak penalti. Eksekusi penalti berhasil dimanfaatkan Ferdinand secara sempurna dan skor 0-1.
Menit ke-51 Persebaya mulai bangkit, Evan Dimas mampu melewati pemain belakang SFC, namun tendangannya bisa dihalau kiper. Beberapa menit kemudian, petaka pun didapatkan oleh SFC, Fahrudin diganjar kartu kuning karena menarik striker Persebaya. Alhasil, wasit menunjuk titik putih. Eksekusi penalti oleh Octavio Dutra menit ke-75 membuat skor imbang 1-1.
Dua menit tambahan waktu kondisi tetap tidak berubah kedua tim harus puas berbagi angka. “Ritme pemainan kita yang turun dan tidak seperti dua pertandingan kemarin bukan instruksi pelatih. Tetapi memang kondisi tim kelelahan karena laga SCM Cup cukup padat. Terkurasnya stamina membuat gaya permainan kita berubah,” kata Asisten Pelatih Sriwijaya FC Hartono Ruslan.
Menjadi juara grup A di SCM Cup dan laga semifinal digelar di Palembang, ternyata cukup membuat jajaran pelatih gembira, ia sangat mengharapkan dukungan suporter mampu membakar semangat pemain.
“Mungkin di laga semifinal di Palembang faktor kelelahan pemain bisa hilang. Karena bermain di kandang sendiri dukungan suporter bisa banyak kami dapatkan. Tentunya bisa membakar semangat para pemain dan melupakan kelelahan yang dideritanya,” ujar Hartono.
Di tempat terpisah, Pelatih Persebaya Ibnu Graham mengatakan, sangat bersyukur anak asuhnya bisa menahan imbang SFC. Lolos ke laga semifinal bersama SFC, dia harus melakukan evaluasi besar-besaran agar bisa bersaing. “Banyak pemain kami yang cedera karena jadwal SCM Cup ini sangat padat. Melihat pertandingan kita, saya akui juga harus ada evaluasi di berbagai lini,” pungkasnya.
Di sisi lain, manajemen PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) sangat terkejut keputusan Panpel SCM Cup menggeser venue semifinal ke Palembang. Pasalnya, manajemen tidak ingin dinilai oleh konstetan lain dipindahkannya venue tersebut karena main mata antara manajemen dan panpel. “Kami sempat protes keputusan dari panpel atas perpindahan laga semifinal. Kenapa tidak dilakukan di tempat netral dan menjunjung sportivitas,” kata Sekretaris SFC Ahmad Haris.
Haris menjelaskan, pihak panpel memberikan penjelasan yang tidak bisa ditolaknya. Lantaran kondisi hujan berdampak kepada Stadion H Agus Salim tidak memiliki drainase yang baik.
“Karena SFC masuk semifinal panpel mengatakan sponsor meminta pertandingan tersebut dilaksanakan di Jakabaring. Kondisi hujan di Padang dan fasilitas stadion di Palembang lebih baik kata mereka. Mendengar alasan pertimbangan sponsor dan fasilitas stadion, kami jadi bisa memahaminya,” sebutnya.
Muhamamd Moeslim
Laskar Wong Kito seakan berada di atas angin, karena laga semifinal akan digelar di kandang, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang. Keputusan Panitia Pelaksana (Panpel) memindahkan tempat digelar laga semifinal ke Palembang, karena Stadion H Agus Salim bermasalah ketika dilanda hujan, tentu memberikan kesempatan besar publik Palembang untuk memberikan dukungan secara langsung bagi anak asuh Benny “Bendol” Dollo, pada Minggu (25/01).
Sementara, pada laga SFC kontra Persebaya di Stadion H Agus Salim Padang kemarin menghasilkan dua gol, yang keduanya tercipta dari titik putih. Gol SFC tercipta di menit ke-49 lewat sepakan Ferdinand Sinaga, sedangkan gol balasan Persebaya diciptakan menit ke-75 oleh Octavio Dutra.
Dengan hasil imbang tersebut membawa kedua tim keluar sebagai kandidat perwakilan grup A ke fase semifinal. Babak pertama kedua tim terlihat bermain cukup berhati-hati. Dengan tempo pelan tidak membuat Titus “Tibo” Bonai menahan laju kakinya. Pergerakan cepat Tibo berkali-kali hampir ber buah gol dengan tusukan-tusukan tajamnya dari berbagai sisi.
Menit ke-27 free kick Ferdinand Sinaga nyaris merobek jala Jandri Pitoy. Kolaborasi pemain senior dan junior di skuat Laskar Wong Kito hampir mematahkan harapan anak asuh Ibnu Graham. Namun, akhir menit 45 babak pertama tidak satu gol pun diciptakan kedua tim skor 0-0. Di babak kedua, tempo permainan hampir sama diperagakan oleh kedua tim.
Namun, masuknya Evan Dimas cukup berdampak besar bagi SFC. Berkalikali Evan Dimas nyaris merobek jala Yogi Triana. Menit ke-49 siswa terlihat jelas melakukan dorongan kepada Asri Akbar di kotak penalti. Eksekusi penalti berhasil dimanfaatkan Ferdinand secara sempurna dan skor 0-1.
Menit ke-51 Persebaya mulai bangkit, Evan Dimas mampu melewati pemain belakang SFC, namun tendangannya bisa dihalau kiper. Beberapa menit kemudian, petaka pun didapatkan oleh SFC, Fahrudin diganjar kartu kuning karena menarik striker Persebaya. Alhasil, wasit menunjuk titik putih. Eksekusi penalti oleh Octavio Dutra menit ke-75 membuat skor imbang 1-1.
Dua menit tambahan waktu kondisi tetap tidak berubah kedua tim harus puas berbagi angka. “Ritme pemainan kita yang turun dan tidak seperti dua pertandingan kemarin bukan instruksi pelatih. Tetapi memang kondisi tim kelelahan karena laga SCM Cup cukup padat. Terkurasnya stamina membuat gaya permainan kita berubah,” kata Asisten Pelatih Sriwijaya FC Hartono Ruslan.
Menjadi juara grup A di SCM Cup dan laga semifinal digelar di Palembang, ternyata cukup membuat jajaran pelatih gembira, ia sangat mengharapkan dukungan suporter mampu membakar semangat pemain.
“Mungkin di laga semifinal di Palembang faktor kelelahan pemain bisa hilang. Karena bermain di kandang sendiri dukungan suporter bisa banyak kami dapatkan. Tentunya bisa membakar semangat para pemain dan melupakan kelelahan yang dideritanya,” ujar Hartono.
Di tempat terpisah, Pelatih Persebaya Ibnu Graham mengatakan, sangat bersyukur anak asuhnya bisa menahan imbang SFC. Lolos ke laga semifinal bersama SFC, dia harus melakukan evaluasi besar-besaran agar bisa bersaing. “Banyak pemain kami yang cedera karena jadwal SCM Cup ini sangat padat. Melihat pertandingan kita, saya akui juga harus ada evaluasi di berbagai lini,” pungkasnya.
Di sisi lain, manajemen PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) sangat terkejut keputusan Panpel SCM Cup menggeser venue semifinal ke Palembang. Pasalnya, manajemen tidak ingin dinilai oleh konstetan lain dipindahkannya venue tersebut karena main mata antara manajemen dan panpel. “Kami sempat protes keputusan dari panpel atas perpindahan laga semifinal. Kenapa tidak dilakukan di tempat netral dan menjunjung sportivitas,” kata Sekretaris SFC Ahmad Haris.
Haris menjelaskan, pihak panpel memberikan penjelasan yang tidak bisa ditolaknya. Lantaran kondisi hujan berdampak kepada Stadion H Agus Salim tidak memiliki drainase yang baik.
“Karena SFC masuk semifinal panpel mengatakan sponsor meminta pertandingan tersebut dilaksanakan di Jakabaring. Kondisi hujan di Padang dan fasilitas stadion di Palembang lebih baik kata mereka. Mendengar alasan pertimbangan sponsor dan fasilitas stadion, kami jadi bisa memahaminya,” sebutnya.
Muhamamd Moeslim
(ftr)