Harga Elpiji di Pengecer Bisa Bervariasi

Senin, 19 Januari 2015 - 09:39 WIB
Harga Elpiji di Pengecer...
Harga Elpiji di Pengecer Bisa Bervariasi
A A A
PALEMBANG - Setelah di putuskan turun oleh pemerintah, harga elpiji 12 kg di Palembang yang sebelumnya di kisaran Rp140.000-150.000 bisa turun di harga Rp130.000-135.000.

Sesuai kebijakan pemerintah pusat, PT Pertamina Fuel Retail Marketing Operation Region II Sumbagsel menurunkan harga jual elpiji nonsubsidi tabung 12 kilogram dari Rp133.500 per tabung menjadi Rp128.500 per tabung. Harga baru berlaku Senin (19/1) mulai pukul 00.00 WIB.

”Sesuai dengan petunjuk Per tamina pusat bahwa penurunan berlaku Senin (hari ini). Kami telah mengedarkan surat ke seluruh agen terkait penurunan elpiji nonsubsidi ini. Ya, pastinya masyarakat senang dengan adanya penurunan elpiji, termasuk pula penurunan harga BBM jenis premium dan solar,” kata Senior Supervisor External Relation Pertamina Fuel Retail Marketing Operation Region II Sumbagsel, Alicia Irzanova, kemarin.

Kendati pihaknya menurunkan harga elpiji 12 kg, namun pihaknya masih mendapat keuntungan sekitar Rp500 per kg. Sedangkan untuk rata-rata konsumsi harian elpiji 12 kg di Sumsel mencapai 73 ton per hari. Saat ini, kata dia, masyarakat Sumsel yang menggunakan gas elpiji 12 kg hanya mencapai 10%. Sedangkan pengguna gas elpiji 3 kg berada dipersentase 90%.

Artinya pasar masih banyak menyediakan gas 3 kg ketimbang 12 kg mengingat tingginya demand elpiji tabung melon tersebut. “Total agen gas ukuran 12 kg sekitar 10 agen di area Sumsel. Sedangkan agen gas 3 kg di Sumsel mencapai 104, termasuk 33 agen 3 kg di Palembang. Ketersediaan gas baik 3 kg dan 12 kg termonitoring dalam sistem hingga di tingkat pangkalan sehingga akan ketahuan jika terjadi kekosongan,” jelasnya.

Dia mengaku ketika gas telah sampai ditingkat pangkalan, tiap agen akan melaporkan ke Pertamina, begitu pun sebaliknya. Jika belum sampai, pihaknya akan menelpon agen mengapa gas belum tiba ke pangkalan.

“Kami pastikan indikasi yang mengarah ke penimbunan dan lainnya, terutama ditingkat pangkalan tidak akan terjadi mengingat sudah kami antisipasi sedini mungkin. Tapi jika telah menyentuh ke tingkat pengecer, tidak termonitor lagi karena bukan menjadi tanggung jawab kami,” terangnya.

Sementara itu, Boy, pemilik rumah makan di bilangan HA Bastari Jakabaring mengaku kendati harga gas elpiji 12 kg telah diturunkan pemerintah, namun dirinya enggan kembali menggunakannya. Sebab pascakenaikan awal Januari lalu, dirinya beralih menggunakan tabung elpiji 3 kg.

“Kalau tabung 12 kg hanya bertahan satu bulan pemakaian. Saya lebih baik beralih ke elpiji 3 kg. Bayangkan saja, jika dikalkulasikan justru elpiji 3 kg lebih murah ketimbang menggunakan 12 kg. Saya ogah untuk kembali lagi ke tabung 12 kg. Dengan penggunaan elpiji 12 kg, kami hanya mendapatkan marjin keuntungan kecil,” katanya.

Darfian Jaya Suprana
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1072 seconds (0.1#10.140)