PPP Akui Kelemahan dan Kekurangan Pencarian Korban AirAsia
A
A
A
JAKARTA - Meski sedang memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-42, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz masih direndung kesedihan. Salah satunya, jatuhnya pesawat AirSia QZ 8501 yang menjadi luka mendalam bagi Indonesia.
Ketua Umum Harian DPP PPP Ibnu Hajar Dewantara mengakui, pihaknya mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam penanganan kasus ini. Meski demikian, dia berharap, semua korban AirAsia bisa ditemukan.
"Kelemahan kami adalah tidak bisa berbuat banyak untuk AirAsia. Dikarenakan batasan-batasan dari pihak lain, yang bisa kami lakukan saat ini adalah berdoa sambil berharap agar jenazah korban AirAsia diketemukan semua, tidak memandang agama dan lain lain, itu kelebihan kami," kata Ibnu dalam siaran persnya, Senin 12 Januari 2015 malam.
Terkait adanya isu pihak asuransi tidak mau membayarkan hak para penumpang yang menjadi korban di pesawat AirAsia dengan nomor lambung QZ 8501. Ibnu meminta, agar pihak asuransi memberikan hak berupa pembayaran asuransi tersebut kepada keluarga korban.
"Itu haknya, kenapa tidak diberikan? Kalau tidak diberikan haram hukumnya secara Islam. Penumpang kan sudah membayar tiket pesawat, dan di dalam tiket tersebut sudah termasuk asuransi, masa penumpang sudah memberikan kewajiban tidak menerima haknya," ketusnya.
Maka itu, kata dia, PPP selaku partai berbasis Islam mengucapkan bela sungkawan. Dia juga berharap, maskapai penerbangan harus memikirkan keselamatan penumpang, dan kelayakan pesawat sebagai alat transportasi udara.
"Kami turut berbela sungkawa atas kejadian yang menimpa Air Asia dan para korban meninggal. Maskapai penerbangan tidak hanya AirAsia harus memperhatikan kelayakan armadanya (pesawat), apakah itu layak terbang atau tidak," tuturnya.
Ketua Umum Harian DPP PPP Ibnu Hajar Dewantara mengakui, pihaknya mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam penanganan kasus ini. Meski demikian, dia berharap, semua korban AirAsia bisa ditemukan.
"Kelemahan kami adalah tidak bisa berbuat banyak untuk AirAsia. Dikarenakan batasan-batasan dari pihak lain, yang bisa kami lakukan saat ini adalah berdoa sambil berharap agar jenazah korban AirAsia diketemukan semua, tidak memandang agama dan lain lain, itu kelebihan kami," kata Ibnu dalam siaran persnya, Senin 12 Januari 2015 malam.
Terkait adanya isu pihak asuransi tidak mau membayarkan hak para penumpang yang menjadi korban di pesawat AirAsia dengan nomor lambung QZ 8501. Ibnu meminta, agar pihak asuransi memberikan hak berupa pembayaran asuransi tersebut kepada keluarga korban.
"Itu haknya, kenapa tidak diberikan? Kalau tidak diberikan haram hukumnya secara Islam. Penumpang kan sudah membayar tiket pesawat, dan di dalam tiket tersebut sudah termasuk asuransi, masa penumpang sudah memberikan kewajiban tidak menerima haknya," ketusnya.
Maka itu, kata dia, PPP selaku partai berbasis Islam mengucapkan bela sungkawan. Dia juga berharap, maskapai penerbangan harus memikirkan keselamatan penumpang, dan kelayakan pesawat sebagai alat transportasi udara.
"Kami turut berbela sungkawa atas kejadian yang menimpa Air Asia dan para korban meninggal. Maskapai penerbangan tidak hanya AirAsia harus memperhatikan kelayakan armadanya (pesawat), apakah itu layak terbang atau tidak," tuturnya.
(mhd)