Ini Kata Pengamat Soal Terhambatnya Proyek Monorel
Selasa, 13 Januari 2015 - 04:39 WIB

Ini Kata Pengamat Soal Terhambatnya Proyek Monorel
A
A
A
DEPOK - Pemprov DKI Jakarta harus menjadikan terhambatnya proyek monorel sebagai pengalaman yang tidak boleh terulang lagi.
Pengamat transportasi dan peneliti dari Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Universitas Indonesia (UI) Boy Berawi menilai, Pemprov DKI harusnya menjadikan terhambatnya proyek ini sebagai pengalaman dan pembelajaran.
"Ke depan Pemprov DKI untuk membuat kontrak secara hati-hati dan lebih relialistis," katanya kepada Sindonews, Senin 12 Januari kemarin.
Menurut Berawi, tender ulang proyek monorel bisa membuka peluang masuknya perusahaan baru yang lebih kredibel.
Sehingga pemenang tender nantinya bisa benar-benar mengerjakan proyek yang digadang-gadang bisa mengurai kemacetan Ibukota.
Jika sampai terjadi tender ulang, kata dia, artinya pengerjaan musti diulang kembali. Mulai dari pemilihan kontraktor dan seterusnya.
Selain itu, ada juga beberapa kewajiban yang harus dilakukan Pemprov yaitu membayar ganti rugi ke PT Jakarta Monorail (JM).
Soal kendala yang terjadi di lapangan selama ini, Berawi menduga disebabkan faktor belum adanya sepakat atau tidaknya mengenai isi kontrak.
Karena, proyek monorel butuh capital budget yang besar sekali. "Jarang ada proyek monorel di negara lain yang untung," jelasnya.
Pengamat transportasi dan peneliti dari Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Universitas Indonesia (UI) Boy Berawi menilai, Pemprov DKI harusnya menjadikan terhambatnya proyek ini sebagai pengalaman dan pembelajaran.
"Ke depan Pemprov DKI untuk membuat kontrak secara hati-hati dan lebih relialistis," katanya kepada Sindonews, Senin 12 Januari kemarin.
Menurut Berawi, tender ulang proyek monorel bisa membuka peluang masuknya perusahaan baru yang lebih kredibel.
Sehingga pemenang tender nantinya bisa benar-benar mengerjakan proyek yang digadang-gadang bisa mengurai kemacetan Ibukota.
Jika sampai terjadi tender ulang, kata dia, artinya pengerjaan musti diulang kembali. Mulai dari pemilihan kontraktor dan seterusnya.
Selain itu, ada juga beberapa kewajiban yang harus dilakukan Pemprov yaitu membayar ganti rugi ke PT Jakarta Monorail (JM).
Soal kendala yang terjadi di lapangan selama ini, Berawi menduga disebabkan faktor belum adanya sepakat atau tidaknya mengenai isi kontrak.
Karena, proyek monorel butuh capital budget yang besar sekali. "Jarang ada proyek monorel di negara lain yang untung," jelasnya.
(whb)