Cari AirAsia, BPPT Keluarkan 4 Alat Canggih
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menurunkan Misi Baruna Jaya (BJ) untuk menemukan badan pesawat AirAsia QZ 8501. Dalam usahanya itu, BPPT menerjunkan empat alat canggih yang dimilikinya.
"Berbekal peralatan yang kami bawa, kami berharap dapat menemukan badan pesawat sekaligus black box-nya," kata Ketua Tim Ekspedisi Kapal Riset BJ 1 dalam pencarian pesawat Air Asia, Rahardian dalam rilisnya, Jumat (2/1/2015).
Dia menutukan, pertama adalah Multi Beam Echo Sounder yang berfungsi untuk melakukan pemetaan biometri dalam laut. Lalu yang kedua, kata dia, Side Scan Sonar yang juga berfungsi untuk melakukan pemetaan dengan jangkauan yang lebih tajam.
"Alat ketiga yakni Megato Meter atau alat deteksi logam. Alat ini dipakai apabila hasil yang didapat oleh kedua tes awal menunjukan indikasi adanya objek didasar laut. Keempat adalah ROV (Remote Operated Vehicle) yang berfungsi menampilkan visual real (gambar video) dari dasar laut," bebernya.
Dia mengatakan, keempat alat canggih itu memiliki fungsi masing-masing dalam mencari pesawat berpenumpang 155 orang itu.
"Keempat alat tersebut akan bekerja secara bergantian. Dengan begitu, data yang didapat sudah terkonfirmasi kebenarannya," ucap Rahardian.
Dia menambahkan, BJ akan selalu berkoordinasi dengan pihak Badan SAR Nasional (Basarnas) selaku koordinator tim pencarian dan evakuasi pesawat Air Asia yg hilang.
"Sesuai arahan Kepala Basarnas, BJ akan mengarah ke titik penemuan sebelumnya. Di tengah cuaca yg tidak menentu saat ini, mudah-mudahan BJ 1 dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dan menemukan pesawat AirAsia yang hilang tersebut," pungkasnya.
"Berbekal peralatan yang kami bawa, kami berharap dapat menemukan badan pesawat sekaligus black box-nya," kata Ketua Tim Ekspedisi Kapal Riset BJ 1 dalam pencarian pesawat Air Asia, Rahardian dalam rilisnya, Jumat (2/1/2015).
Dia menutukan, pertama adalah Multi Beam Echo Sounder yang berfungsi untuk melakukan pemetaan biometri dalam laut. Lalu yang kedua, kata dia, Side Scan Sonar yang juga berfungsi untuk melakukan pemetaan dengan jangkauan yang lebih tajam.
"Alat ketiga yakni Megato Meter atau alat deteksi logam. Alat ini dipakai apabila hasil yang didapat oleh kedua tes awal menunjukan indikasi adanya objek didasar laut. Keempat adalah ROV (Remote Operated Vehicle) yang berfungsi menampilkan visual real (gambar video) dari dasar laut," bebernya.
Dia mengatakan, keempat alat canggih itu memiliki fungsi masing-masing dalam mencari pesawat berpenumpang 155 orang itu.
"Keempat alat tersebut akan bekerja secara bergantian. Dengan begitu, data yang didapat sudah terkonfirmasi kebenarannya," ucap Rahardian.
Dia menambahkan, BJ akan selalu berkoordinasi dengan pihak Badan SAR Nasional (Basarnas) selaku koordinator tim pencarian dan evakuasi pesawat Air Asia yg hilang.
"Sesuai arahan Kepala Basarnas, BJ akan mengarah ke titik penemuan sebelumnya. Di tengah cuaca yg tidak menentu saat ini, mudah-mudahan BJ 1 dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dan menemukan pesawat AirAsia yang hilang tersebut," pungkasnya.
(mhd)