Sungai Pelampeyan Meluap, Pintu Air Jebol
A
A
A
KARANGANYAR - Salah satu pintu air (DAM) di Desa Tawangsari, Kecamatan Kerjo, Karanganyar dilaporkan ambrol menyusul meluapnya air Sungai Pelampeyan yang mengalir di wilayah setempat.
Pintu air berukuran panjang sekitar 15 meter dan tinggi 10 meter tersebut jebol saat hujan deras yang berlangsung Kamis (18/12) petang lalu.
Sebelum jebol, kondisi dam mulai terdeteksi retak saat hujan deras berlangsung. Volume air yang besar mengakibatkan dam tidak kuat dan akhirnya jebol pada sore harinya. Dampak yang dirasakan adalah suplai air ke areal persawahan seluas 82 hektar di Desa Jatimalang menjadi terganggu.
“Jika kerusakan tidak segera dibenahi, suplai air ke Jatimalang bakal terhenti,” kata Kepala Desa (Kades) Tawangsari, Purwanto, Jumat (19/12/2014) kemarin. Padahal, lahan pertanian kini tengah dalam masa pemupukan di awal penanaman padi awal bulan lalu.
Untungnya kejadian tidak menimbulkan korban jiwa atau merusak area pemukiman warga sekitar. Keberadaan dam Tawangsari diakui sangat vital sebagai sumber air utama pengairan sawah di kawasan itu. Keberadaannya tidak hanya sekadar mengandalkan dari air hujan.
Untuk itu, pihaknya berharap dam segera diperbaiki pemerintah. Sedangkan kerugian akibat dam jebol diperkirakan mencapai Rp60 juta.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar Aji Pratama Heru Kristianto mengatakan, jebolnya dam di Tawangsari merupakan rangkaian kejadian bencana yang terjadi Kamis (18/12) petang lalu.
Tercatat ada puluhan rumah mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon dan tertiup angin kencang. Selain itu, fasilitas umum juga terkena imbasnya. Hujan deras juga mengakibatkan tanah longsor dan menimpa rumah Samin, warga Desa Guworejo, Jatiyoso.
Rumah mengalami kerusakan parah akibat tertimpa material longsoran tebing. Sebagian rumahnya tertimbun longsor tebing setinggi 18 meter. Saat ini, warga bergotong royong membersihkan rumah korban. “Jika ditotal seluruhnya, kerugian mencapai Rp500 juta,” ungkap Heru.
Pintu air berukuran panjang sekitar 15 meter dan tinggi 10 meter tersebut jebol saat hujan deras yang berlangsung Kamis (18/12) petang lalu.
Sebelum jebol, kondisi dam mulai terdeteksi retak saat hujan deras berlangsung. Volume air yang besar mengakibatkan dam tidak kuat dan akhirnya jebol pada sore harinya. Dampak yang dirasakan adalah suplai air ke areal persawahan seluas 82 hektar di Desa Jatimalang menjadi terganggu.
“Jika kerusakan tidak segera dibenahi, suplai air ke Jatimalang bakal terhenti,” kata Kepala Desa (Kades) Tawangsari, Purwanto, Jumat (19/12/2014) kemarin. Padahal, lahan pertanian kini tengah dalam masa pemupukan di awal penanaman padi awal bulan lalu.
Untungnya kejadian tidak menimbulkan korban jiwa atau merusak area pemukiman warga sekitar. Keberadaan dam Tawangsari diakui sangat vital sebagai sumber air utama pengairan sawah di kawasan itu. Keberadaannya tidak hanya sekadar mengandalkan dari air hujan.
Untuk itu, pihaknya berharap dam segera diperbaiki pemerintah. Sedangkan kerugian akibat dam jebol diperkirakan mencapai Rp60 juta.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar Aji Pratama Heru Kristianto mengatakan, jebolnya dam di Tawangsari merupakan rangkaian kejadian bencana yang terjadi Kamis (18/12) petang lalu.
Tercatat ada puluhan rumah mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon dan tertiup angin kencang. Selain itu, fasilitas umum juga terkena imbasnya. Hujan deras juga mengakibatkan tanah longsor dan menimpa rumah Samin, warga Desa Guworejo, Jatiyoso.
Rumah mengalami kerusakan parah akibat tertimpa material longsoran tebing. Sebagian rumahnya tertimbun longsor tebing setinggi 18 meter. Saat ini, warga bergotong royong membersihkan rumah korban. “Jika ditotal seluruhnya, kerugian mencapai Rp500 juta,” ungkap Heru.
(lis)