BPJS Kesehatan Gandeng Mahasiswa dan Wartawan
A
A
A
SAMARINDA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bakal merangkul sejumlah komunitas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Masih minimnya kepesertaan JKN, membuat BPJS Kesehatan mengambil langkah ini.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Samarinda dr Endang Diarty menjelaskan, komunitas yang dirangkul akan menjadi penyampai antara BPJS dengan masyarakat luas. Dengan demikian, akan terbangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya jaminan kesehatan.
“Kita akan rangkul berbagai komunitas dan kita beri training of trainer. Komunitas ini diantaranya berasal dari mahasiswa, remaja masjid hingga wartawan,” kata Endang, Rabu (10/12/2014).
BPJS Kesehatan memang menargetkan secepat mungkin seluruh masyarakat Indonesia menjadi peserta BPJS Kesehatan. Target ini harus terealisasi pada 2019 mendatang.
“Kita punya tenggang waktu target minimal agar seluruh masyarakat Indonesia ter-cover BPJS. Sehingga kita libatkan banyak pihak dan nantinya menyosialisasikan ke lingkungan sekitar masing-masing, seperti lingkungan rumah dan lingkungan pekerjaan,” timpalnya.
Endang mencontohkan, di Samarinda, peserta BPJS Kesehatan baru mencakup 36,79% dari seluruh total penduduk. Angka ini belum bisa mewakili kesadaran masyarakat terkait pentingnya jaminan kesehatan.
“Jumlah tersebut baru mencakup eks peserat Askes, Eks Jamsostek, dan sejumlah perusahaan yang ada. Sementara untuk masyarakat umum sangat minim. Padahal kita memiliki kepesertaan mandiri dimana masyarakat bisa mendaftarkan secara individu,” tandasnya.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Samarinda dr Endang Diarty menjelaskan, komunitas yang dirangkul akan menjadi penyampai antara BPJS dengan masyarakat luas. Dengan demikian, akan terbangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya jaminan kesehatan.
“Kita akan rangkul berbagai komunitas dan kita beri training of trainer. Komunitas ini diantaranya berasal dari mahasiswa, remaja masjid hingga wartawan,” kata Endang, Rabu (10/12/2014).
BPJS Kesehatan memang menargetkan secepat mungkin seluruh masyarakat Indonesia menjadi peserta BPJS Kesehatan. Target ini harus terealisasi pada 2019 mendatang.
“Kita punya tenggang waktu target minimal agar seluruh masyarakat Indonesia ter-cover BPJS. Sehingga kita libatkan banyak pihak dan nantinya menyosialisasikan ke lingkungan sekitar masing-masing, seperti lingkungan rumah dan lingkungan pekerjaan,” timpalnya.
Endang mencontohkan, di Samarinda, peserta BPJS Kesehatan baru mencakup 36,79% dari seluruh total penduduk. Angka ini belum bisa mewakili kesadaran masyarakat terkait pentingnya jaminan kesehatan.
“Jumlah tersebut baru mencakup eks peserat Askes, Eks Jamsostek, dan sejumlah perusahaan yang ada. Sementara untuk masyarakat umum sangat minim. Padahal kita memiliki kepesertaan mandiri dimana masyarakat bisa mendaftarkan secara individu,” tandasnya.
(sms)