Pencairan Dana KPS di Gowa Ricuh, Lima Warga Pingsan
A
A
A
SUNGGUMINASA - Pencairan dana Kartu Perlindungan Sosial atau KPS di Gowa, Sulawesi Selatan, diwarnai kericuhan. Ribuan warga yang tidak sabar menerobos antrean hingga membuat sejumlah warga jatuh pingsan.
Kericuhan ini terjadi saat pencairan dana KPS di kantor Desa Bontosunggu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (25/11/2014). Warga yang telah lama menunggu dan tidak sabar mengantre berusaha menerobos antrean di depannya untuk segera mencairkan dana sebesar Rp400 ribu.
Akibatnya, sejumlah warga mengalami sesak napas dan jatuh pingsan di tengah-tengah antrean. Sementara, sejumlah warga lainnya yang mulai mengalami sesak napas langsung dievakuasi keluar dari antrean.
Menurut Eda, salah seorang warga, aksi saling dorong terjadi akibat lokasi pencairan dana kurang memadai. "Sementara, warga yang akan menerima dana bantuan banyak. Akibatnya, lima orang warga jatuh pingsan," ujarnya.
Sementara, Sekretaris Desa Bontosunggu Syafruddin mengatakan, aksi saling dorong terjadi akibat banyaknya penerima bantuan yang tidak sabar mengantre.
Sebanyak 1.500 warga miskin dari lima desa masing-masing sebesar Rp400 ribu. Rencananya, pihak kantor pos setempat melakukan pencairan tahap pertama hingga dua hari ke depan.
Kericuhan ini terjadi saat pencairan dana KPS di kantor Desa Bontosunggu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (25/11/2014). Warga yang telah lama menunggu dan tidak sabar mengantre berusaha menerobos antrean di depannya untuk segera mencairkan dana sebesar Rp400 ribu.
Akibatnya, sejumlah warga mengalami sesak napas dan jatuh pingsan di tengah-tengah antrean. Sementara, sejumlah warga lainnya yang mulai mengalami sesak napas langsung dievakuasi keluar dari antrean.
Menurut Eda, salah seorang warga, aksi saling dorong terjadi akibat lokasi pencairan dana kurang memadai. "Sementara, warga yang akan menerima dana bantuan banyak. Akibatnya, lima orang warga jatuh pingsan," ujarnya.
Sementara, Sekretaris Desa Bontosunggu Syafruddin mengatakan, aksi saling dorong terjadi akibat banyaknya penerima bantuan yang tidak sabar mengantre.
Sebanyak 1.500 warga miskin dari lima desa masing-masing sebesar Rp400 ribu. Rencananya, pihak kantor pos setempat melakukan pencairan tahap pertama hingga dua hari ke depan.
(zik)