Angkutan Umum di Bantul Mogok, Penumpang Telantar

Rabu, 19 November 2014 - 09:43 WIB
Angkutan Umum di Bantul...
Angkutan Umum di Bantul Mogok, Penumpang Telantar
A A A
BANTUL - Ratusan penumpang angkutan umum di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), telantar. Sebab, angkutan umum yang biasa mereka tumpangi tak kunjung datang. Armada dari Dinas Perhubungan dan Pemkab Bantul yang diterjunkan untuk mengangkut penumpang ternyata jumlahnya terbatas.

Dodi Hery, salah seorang pelajar, mengaku menunggu angkutan umum gampir satu jam. Namun, angkutan umum tak kunjung lewat di tempatnya menunggu, Pertigaan Sapu Angin, Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak.

"Sudah sejam, biasanya 10 menit sudah dapat angkutan," ujarnya, Rabu (19/11/2014) pagi.

Karena menunggu terlalu lama, sekitar pukul 06.45 WIB bersama beberapa orang calon penumpang lainnya akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke rumah. Karena waktu sudah siang, Dodi mengaku tidak akan berangkat ke sekolah. Kendati mendapat angkutan, ia dipastikan tidak dapat mengikuti pelajaran karena sudah telat sampai di sekolah.

Sementara itu, Haryanti, salah seorang karyawati yang juga menunggu angkutan umum mengatakan, ia tidak mengetahui kalau hari ini (Rabu) sopir angkutan umum melakukan aksi mogok. "Sudah telat ini, Mas. Saya pulang saja," ujarnya.

Sementara itu, di timur Jembatan Progo 2, Trimurti, Srandakan, awak angkutan umum melakukan aksi sweeping terhadap rekan mereka yang nekat beroperasi. Penumpang yang berada di dalam bus langsung disuruh turun dan armada yang digunakan dipinggirkan.

Margono, salah seorang sopir angkutan umum yang berada di kawasan tersebut mengatakan, ia bersama rekannya memang melakukan aksi jaga-jaga kalau ada angkutan umum yang nekat jalan. Karena mereka khawatir, jika rekan mereka yang nekat tersebut tetap mengangkut penumpang dan sampai ke perbatasan kota, akan menjadi sasaran amukan armada angkutan perkotaan.

"Kalau sampai di kota terus di kota mogok semua dan rekan kita diamuk, siapa yang bertanggung jawab," terangnya.

Sopir jurusan Yogya-Ngentakrejo ini berharap pemerintah melakukan penyesuaian tarif angkutan umum. Namun, penyesuaian tersebut jangan terlalu tinggi karena jika terlalu tinggi maka akan memberatkan langganan mereka yang sebagian besar dari golongan tidak mampu.

Ia mengaku keberatan jika nanti tarif angkutan naik Rp2.000 karena takut pelanggannya tidak mampu membayar. Menurut mereka, kenaikan yang dirasa normal adalah Rp1.000.

"Dari sini (Trimurti) ke Yogya biasanya Rp4.000, sekarang sudah kami naikkan Rp5.000. Sebenarnya itu angka wajar, tetapi kami masih hitung-hitungan kalau segitu nanti menutup biaya operasional kami atau tidak."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1205 seconds (0.1#10.140)