Sulawesi Krisis Listrik, Pemadaman 4 Jam per Hari
A
A
A
MANADO - Seribuan anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Utara (Sulut) bersama masyarakat umum menggelar aksi demonstrasi, di halaman Kantor PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo (Sulutenggo).
Aksi warga ini bertambah menarik dengan dinyalakannya 1.000 lilin sebagai bentuk sindiran terhadap PLN yang dinilai tidak peka dengan situasi masyarakat umum.
Aksi yang dilangsungkan dari siang hingga sore ini meminta PLN untuk menghentikan pemadaman listrik yang sudah terjadi beberapa bulan belakangan, di wilayah Sulut dan sekitarnya, tiga hingga empat jam per hari.
Tak menunggu lama, para pengunjuk rasa diterima oleh beberapa manager PLN, sebab Genaral Manager PLN Suluttenggo tidak ada di tempat.
Manager Perencanaan PLN Sulutenggo Bastian Pongayauw mengaku, dari 320 megawatt (MW) kapasitas di wilayah kerjanya, saat ini sisa 294 MW yang bisa disuplay ke pelanggan.
"Saat ini yang terganggu adalah PLTA Tanggari dan Molotabu (swasta). PLTA tersebut hanya bisa beroperasi dua hingga tiga jam, itupun pada malam hari. Padahal PLTA ini menghasilkan listrik 48 MW. Itu adalah kendala kami," jelasnya, Selasa, (28/10/2014).
Meski demikian, kata dia, masalah tersebut segera diatasi, yakni dengan membenahi alat PLN yang rusak, serta akan menyewa genset ke pihak swasta agar PLN bisa menghasilkan listrik 20 MB dari mesin tersebut.
"Untuk jangka pendek kami melakukan penyewaan MFO Amurang dan pembangunan PLTU Anggrek. Apapun keputusan dari pihak PLN dan itu tidak ada titik terang, aksi ini akan terus kami lanjutkan. Kami butuh listrik," ungkap Ketua DPD I KNPI Sulut Jackson Kumaat.
Sementara itu, Manager Bidang Pembangkitan Listrik M Marbun dengan membawa sehelai kertas kesepakatan antara KNPI dan masyarakat, berjanji akan mundur dari jabatannya jika listrik tidak segera steril.
"Atas nama pelaksana tugas GM PLN sementara, saya berjanji 1 November 2014 pemadaman akan berkurang, dan 21 November pemadaman pelanggan umum sudah tidak ada. Jika janji ini tidak tepat, saya akan mengundurkan diri dari jabatan," jelasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini Sulut darurat listrik atau devisit 45 MW. PLN akan memproses sewa 25 MW dalam proses ijin direksi PLN.
"Karena itu kami (PLN) memohon sebesar-besarnya atas ketidaknyamanannya atas pelayanan kami. Namun kami akan tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat," pungkasnya.
Ditemui terpisah, Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengatakan, dari pertemuannya bersama GM PLN Suluttenggo beberapa waktu lalu, PLN berjanji awal 2015, listrik rumah tangga maupun industri tidak ada lagi pemadaman listrik.
"Untuk listrik rumah tangga akan steril sekitar pertengahan November dan listrik industri di Desember. Karena itu, awal 2015, sudah tidak ada lagi pemadaman," tukasnya.
Aksi warga ini bertambah menarik dengan dinyalakannya 1.000 lilin sebagai bentuk sindiran terhadap PLN yang dinilai tidak peka dengan situasi masyarakat umum.
Aksi yang dilangsungkan dari siang hingga sore ini meminta PLN untuk menghentikan pemadaman listrik yang sudah terjadi beberapa bulan belakangan, di wilayah Sulut dan sekitarnya, tiga hingga empat jam per hari.
Tak menunggu lama, para pengunjuk rasa diterima oleh beberapa manager PLN, sebab Genaral Manager PLN Suluttenggo tidak ada di tempat.
Manager Perencanaan PLN Sulutenggo Bastian Pongayauw mengaku, dari 320 megawatt (MW) kapasitas di wilayah kerjanya, saat ini sisa 294 MW yang bisa disuplay ke pelanggan.
"Saat ini yang terganggu adalah PLTA Tanggari dan Molotabu (swasta). PLTA tersebut hanya bisa beroperasi dua hingga tiga jam, itupun pada malam hari. Padahal PLTA ini menghasilkan listrik 48 MW. Itu adalah kendala kami," jelasnya, Selasa, (28/10/2014).
Meski demikian, kata dia, masalah tersebut segera diatasi, yakni dengan membenahi alat PLN yang rusak, serta akan menyewa genset ke pihak swasta agar PLN bisa menghasilkan listrik 20 MB dari mesin tersebut.
"Untuk jangka pendek kami melakukan penyewaan MFO Amurang dan pembangunan PLTU Anggrek. Apapun keputusan dari pihak PLN dan itu tidak ada titik terang, aksi ini akan terus kami lanjutkan. Kami butuh listrik," ungkap Ketua DPD I KNPI Sulut Jackson Kumaat.
Sementara itu, Manager Bidang Pembangkitan Listrik M Marbun dengan membawa sehelai kertas kesepakatan antara KNPI dan masyarakat, berjanji akan mundur dari jabatannya jika listrik tidak segera steril.
"Atas nama pelaksana tugas GM PLN sementara, saya berjanji 1 November 2014 pemadaman akan berkurang, dan 21 November pemadaman pelanggan umum sudah tidak ada. Jika janji ini tidak tepat, saya akan mengundurkan diri dari jabatan," jelasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini Sulut darurat listrik atau devisit 45 MW. PLN akan memproses sewa 25 MW dalam proses ijin direksi PLN.
"Karena itu kami (PLN) memohon sebesar-besarnya atas ketidaknyamanannya atas pelayanan kami. Namun kami akan tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat," pungkasnya.
Ditemui terpisah, Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengatakan, dari pertemuannya bersama GM PLN Suluttenggo beberapa waktu lalu, PLN berjanji awal 2015, listrik rumah tangga maupun industri tidak ada lagi pemadaman listrik.
"Untuk listrik rumah tangga akan steril sekitar pertengahan November dan listrik industri di Desember. Karena itu, awal 2015, sudah tidak ada lagi pemadaman," tukasnya.
(san)