Atlet Nasional Meninggal saat Latihan, Polisi Periksa Panitia dan Official
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Penyidik Satreskrim Polres Kota Lubuklinggau langsung memeriksa panitia penyelenggara Asian Mountain Bike Champhionship (AMBC) 2014 dan official atlet Indonesia pasca meninggalnya atlet nasional sepeda gunung kelas Women Elite di trek 800 meter dari garis start peserta AMBC.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kota Lubuklinggau, AKBP Dover Cristian LG mengatakan, tim Satreskrim telah memintai keterangan panitia penyelenggara AMBC dan pelatih atlet Indonesia.
Hasil penyidikan bahwa kematian atlet tersebut bukan tanggung jawab panitia penyelenggara. Karena sesi latihan dilakukan atas keinginan sendiri. Bukan sesi latihan resmi dilakukan pihak panitia penyelenggara.
Sehingga, menjadi tanggung jawab penuh pelatih dan tim. "Kita sudah mintai keterangan pihak penyelenggara AMBC. Kecelakaan terjadi buka saat sesi latihan resmi. Itu murni keinginan atlet dan tim sendiri untuk mencoba trek yang ada," tegas Dover, Selasa (28/10/2014).
Menurutnya, pelatih almarhumah Nifera dari Indonesia telah dilakukan pemeriksaan. Semua murni keinginan atlet untuk melakukan sesi latihan sendiri.
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat apakah ada unsur kesengajaan atau kelalaian. Tetapi, pihak panitia tidak bertanggung jawab dengan sesi latihan di luar sesi latihan resmi dibuka.
Selain itu, tim Reskrim juga melihat kondisi trek dan lokasi TKP almarhumah Nifera. Dilokasi tersebut memang ekstrem.
Sehingga, pasca meninggalnya Nifera seluruh pihak terkait melakukan rapat untuk memperhatikan unsur keselamatan di lokasi trek.
"Kita imbau di lokasi ektrem dan berbahaya dipasang jaring pengaman sesuai standar olahraga yang telah ditentukan. Namun, jika dilihat tali pengaman jaring tidak sesuai. Sehingga, diganti yang lebih standar," jelas dia.
Dover menjelaskan, jika nanti sesi latihan resmi dibuka tetapi unsur keselamatan tidak juga dipenuhi. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan pihak Polres dapat meminta pertanggungjawaban panitia penyelenggara.
"Kami sudah imbau. Kami sudah beri masukan. Memang lokasi yang ada menantang dan disukai atlet. Tetapi standar keselamatan olahraga keras harus diperhatikan pihak panitia," timpal Dover.
Dia menambahkan, di lokasi trek yang ekstrem nantinya ada aparat kepolisian bersama petugas medis. Untuk memberikan bantuan cepat terhadap atlet yang bermasalah baik pada lintasan ataupun kendaraan sepeda yang digunakan.
Sementara itu, Kasat Reskrim, AKP Karimun Jaya didampingi Kanit Pidum, Ipda Aston L Sinaga dan Ipda Herman mengatakan, pasca kejadian pihaknya langsung melakukan penyelidikan intensif mulai dari panitia penyelenggara dan pelatih atlet Indonesia.
Selain itu pihaknya melakukan pengecekan di lokasi trek. Sehingga, pihaknya mengimbau penyelenggara segera mengganti tali tersebut sesuai aturan olahraga keras.
Terpisah, Panitia Penyelenggara sekaligus Ketua PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Pemkot Lubuklinggau, Leonardi Sohe alias Dodi mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan segala unsur keselamatan di lokasi trek.
Dan melakukan pemeriksaan terhadap peralatan atlet dan tim yang akan turun sesuai standar olahraga sepeda gunung.
Sebelumnya atlet sepeda nasional asal Jepara, Jawa Tengah, Nifera Ufrotun Saidatun (22), mengalami kecelakaan saat sesi latihan sepeda gunung di Kawasan Bukit Sulap, Lubuklinggau, Sabtu 25 Oktober 2014 lalu.
Dada atlet berparas manis ini terkena stang sepeda saat kecelakaan di trek 800 meter dari garis start.
Setelah dibawa ke Rumah Sakit Siti Aisyah, Lubuklinggau, nyawanya tak tertolong dan mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju Palembang.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kota Lubuklinggau, AKBP Dover Cristian LG mengatakan, tim Satreskrim telah memintai keterangan panitia penyelenggara AMBC dan pelatih atlet Indonesia.
Hasil penyidikan bahwa kematian atlet tersebut bukan tanggung jawab panitia penyelenggara. Karena sesi latihan dilakukan atas keinginan sendiri. Bukan sesi latihan resmi dilakukan pihak panitia penyelenggara.
Sehingga, menjadi tanggung jawab penuh pelatih dan tim. "Kita sudah mintai keterangan pihak penyelenggara AMBC. Kecelakaan terjadi buka saat sesi latihan resmi. Itu murni keinginan atlet dan tim sendiri untuk mencoba trek yang ada," tegas Dover, Selasa (28/10/2014).
Menurutnya, pelatih almarhumah Nifera dari Indonesia telah dilakukan pemeriksaan. Semua murni keinginan atlet untuk melakukan sesi latihan sendiri.
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat apakah ada unsur kesengajaan atau kelalaian. Tetapi, pihak panitia tidak bertanggung jawab dengan sesi latihan di luar sesi latihan resmi dibuka.
Selain itu, tim Reskrim juga melihat kondisi trek dan lokasi TKP almarhumah Nifera. Dilokasi tersebut memang ekstrem.
Sehingga, pasca meninggalnya Nifera seluruh pihak terkait melakukan rapat untuk memperhatikan unsur keselamatan di lokasi trek.
"Kita imbau di lokasi ektrem dan berbahaya dipasang jaring pengaman sesuai standar olahraga yang telah ditentukan. Namun, jika dilihat tali pengaman jaring tidak sesuai. Sehingga, diganti yang lebih standar," jelas dia.
Dover menjelaskan, jika nanti sesi latihan resmi dibuka tetapi unsur keselamatan tidak juga dipenuhi. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan pihak Polres dapat meminta pertanggungjawaban panitia penyelenggara.
"Kami sudah imbau. Kami sudah beri masukan. Memang lokasi yang ada menantang dan disukai atlet. Tetapi standar keselamatan olahraga keras harus diperhatikan pihak panitia," timpal Dover.
Dia menambahkan, di lokasi trek yang ekstrem nantinya ada aparat kepolisian bersama petugas medis. Untuk memberikan bantuan cepat terhadap atlet yang bermasalah baik pada lintasan ataupun kendaraan sepeda yang digunakan.
Sementara itu, Kasat Reskrim, AKP Karimun Jaya didampingi Kanit Pidum, Ipda Aston L Sinaga dan Ipda Herman mengatakan, pasca kejadian pihaknya langsung melakukan penyelidikan intensif mulai dari panitia penyelenggara dan pelatih atlet Indonesia.
Selain itu pihaknya melakukan pengecekan di lokasi trek. Sehingga, pihaknya mengimbau penyelenggara segera mengganti tali tersebut sesuai aturan olahraga keras.
Terpisah, Panitia Penyelenggara sekaligus Ketua PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Pemkot Lubuklinggau, Leonardi Sohe alias Dodi mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan segala unsur keselamatan di lokasi trek.
Dan melakukan pemeriksaan terhadap peralatan atlet dan tim yang akan turun sesuai standar olahraga sepeda gunung.
Sebelumnya atlet sepeda nasional asal Jepara, Jawa Tengah, Nifera Ufrotun Saidatun (22), mengalami kecelakaan saat sesi latihan sepeda gunung di Kawasan Bukit Sulap, Lubuklinggau, Sabtu 25 Oktober 2014 lalu.
Dada atlet berparas manis ini terkena stang sepeda saat kecelakaan di trek 800 meter dari garis start.
Setelah dibawa ke Rumah Sakit Siti Aisyah, Lubuklinggau, nyawanya tak tertolong dan mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju Palembang.
(sms)