Kronologi Pembunuhan Kuli Bangunan di Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Polisi akhirnya mengungkap pembunuhan sadis terhadap kuli bangunan di Surabaya. Pelakunya adalah NHS, warga Desa Bakalan, Kecamatan Sumobito, Jombang. Pemuda berusia 19 tahun ini nekad menghabisi nyawa Nurhawi alias Awi, warga Dusun Mangga, Desa Sentulan, Kecamatan Batuanyar, Probolinggo. Bagaimana kronologinya?
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Setija Junianta mengatakan, awal mula peristiwa maut itu terjadi pada Rabu (15/10/2014) sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu, dua orang ini tengah kerja lembur dalam satu rumah di Perumahan Dharma Husada Indah Blok B/154, Surabaya, Jawa Timur.
Kata Setija, dalam proyek renovasi rumah itu, ada 10 pekerja, satu orang mandor dan pengawas. Rupanya, pada saat itu hanya Awi dan NHS saja yang lembur.
Dua orang ini setiap hari juga tidur di lokasi proyek. Suatu ketika keduanya berselisih paham, sehingga korban sempat memukul pelaku. "Korban sempat memukul tersangka sebanyak empat kali," jelas Setija, Minggu (19/10/2014) sore.
Rupanya, perselisihan itu belum selesai. Hingga akhirnya pada 16 Oktober 2014 sekitar Pukul 17.00 WIB, tersangka meluapkan sakit hatinya dengan cara memukul kepala korban menggunakan paving blok sebanyak tiga kali.
"Sebelum kejadian, korban baru saja selesai mandi lalu duduk di teras depan rumah sekitar pukul 17.00 WIB. Oleh tersangka yang berada di dalam rumah, mengambil paving blok lalu memukulkannya ke kepala korban tiga kali hingga terjatuh," kata Setija.
Setelah melakukan pembunuhan, pelaku langsung kabur. Dia ditangkap di rumah orangtuanya di Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Malang.
Seperti diberitakan sebelumnya, pembunuhan sadis kembali terjadi di Surabaya. Kali ini, korbannya adalah pekerja bangunan yang diketahui bernama Awi, warga Probolinggo.
Mayat korban ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan. Selain sudah terbalut semen, jasad korban ditanam di dalam lantai paving. Mayat korban pertama kali ditemukan oleh Yanto, salah satu mandor bangunan di kawasan tersebut. Yanto mencurigai ada gundukan paving di sebelah kiri rumah. Saat dibongkar, bau busuk langsung menyengat.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Setija Junianta mengatakan, awal mula peristiwa maut itu terjadi pada Rabu (15/10/2014) sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu, dua orang ini tengah kerja lembur dalam satu rumah di Perumahan Dharma Husada Indah Blok B/154, Surabaya, Jawa Timur.
Kata Setija, dalam proyek renovasi rumah itu, ada 10 pekerja, satu orang mandor dan pengawas. Rupanya, pada saat itu hanya Awi dan NHS saja yang lembur.
Dua orang ini setiap hari juga tidur di lokasi proyek. Suatu ketika keduanya berselisih paham, sehingga korban sempat memukul pelaku. "Korban sempat memukul tersangka sebanyak empat kali," jelas Setija, Minggu (19/10/2014) sore.
Rupanya, perselisihan itu belum selesai. Hingga akhirnya pada 16 Oktober 2014 sekitar Pukul 17.00 WIB, tersangka meluapkan sakit hatinya dengan cara memukul kepala korban menggunakan paving blok sebanyak tiga kali.
"Sebelum kejadian, korban baru saja selesai mandi lalu duduk di teras depan rumah sekitar pukul 17.00 WIB. Oleh tersangka yang berada di dalam rumah, mengambil paving blok lalu memukulkannya ke kepala korban tiga kali hingga terjatuh," kata Setija.
Setelah melakukan pembunuhan, pelaku langsung kabur. Dia ditangkap di rumah orangtuanya di Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Malang.
Seperti diberitakan sebelumnya, pembunuhan sadis kembali terjadi di Surabaya. Kali ini, korbannya adalah pekerja bangunan yang diketahui bernama Awi, warga Probolinggo.
Mayat korban ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan. Selain sudah terbalut semen, jasad korban ditanam di dalam lantai paving. Mayat korban pertama kali ditemukan oleh Yanto, salah satu mandor bangunan di kawasan tersebut. Yanto mencurigai ada gundukan paving di sebelah kiri rumah. Saat dibongkar, bau busuk langsung menyengat.
(zik)