12 Tahun Bom Bali I, Pastika Ajak Korban Hapus Dendam
A
A
A
MANGUPURA - Keluarga korban dan mereka yang selamat dari tragedi Bom Bali I diajak untuk memaafkan dan menghapus dendam. Ajakan disampaikan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika saat menghadiri Peringatan 12 Tahun Bom Bali I di Monumen Bom Bali (Ground Zero) Legian, Kuta, Minggu (12/10/2014).
Peringatan peristiwa Bom Bali I yang menewaskan 202 orang dan mencederai 209 orang tersebut bukan bertujuan untuk membangkitkan kembali dendam atau amarah keluarga korban ataupun korban selamat dalam tragedi kemanusiaan tersebut.
Sesungguhnya, menurut Pastika, peringatan tragedi Bom Bali I yang rutin digelar setiap tahun ini merupakan momen untuk mengenang korban meninggal dalam peristiwa tersebut. Lebih dari itu, peringatan juga bertujuan untuk mengingatkan seluruh komponen bahwa aksi kekerasan telah menimbulkan penderitaan yang tak berkesudahan bagi sesama
"Melalui peringatan ini, kita kembali mengenang peristiwa yang sangat memilukan. Banyak yang kehilangan suami, istri, saudara, anak ataupun orangtua. Sebagian lagi harus melanjutkan hidup dengan penderitaan karena mengalami cacat fisik," paparnya.
Pastika memahami, tak mudah melupakan kejadian tersebut. Namun, sejalan dengan waktu, dia berharap keluarga korban maupun mereka yang selamat bisa menghapus dendam dan amarah. Menurutnya, menyimpan amarah dan dendam hanya akan menambah luka dan menyakiti diri sendiri.
"Untuk dapat melanjutkan hidup yang lebih baik, mari berusaha memaafkan, meski tak mungkin melupakan," ujarnya dengan suara bergetar.
Dalam kesempatan itu, pria yang menjadi Ketua Inventigasi Bom Bali I ini juga mengingatkan agar Peringatan 12 Tahun Bom Bali I dapat digunakan sebagai momentun untuk menyebarkan semangat perdamaian, persaudaraan, dan toleransi.
"Kita semua bersaudara, apa pun warna kulit, agama dan profesi. Jika semua sepakat dengan semangat damai, saya yakin aksi terorisme tak perlu terjadi. Mari kita gunakan semangat damai dan toleransi untuk melawan aksi kekerasan semacam itu," paparnya.
Pastika berharap, keyakinan dan ideologi jangan dijadikan alasan pembenar untuk melakukan kekerasan terhadap sesama. "Sekecil apa pun bentuk kekerasan hanya akan menimbulkan penderitaan," ujarnya.
Peringatan 12 Tahun Tragedi Bom Bali I diwarnai dengan tabur bunga dan peletakan karangan bunga pada monumen yang bertuliskan nama korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut. Sebelum meletakkan karangan bunga, Pastika sempat memanjatkan doa di depan monumen. Hal yang sama juga dilakukan Konjen Australia Majell Maree Hind dan wakil Bupati Badung I Made Sudiana.
Meski 12 tahun telah berlalu, haru masih menyelimuti keluarga korban saat mengikuti rangkaian acara peringatan. Selain dihadiri keluarga korban dan korban selamat dari Indonesia, sejumlah warga negara asing juga membaur dalam kegiatan tersebut.
Peringatan peristiwa Bom Bali I yang menewaskan 202 orang dan mencederai 209 orang tersebut bukan bertujuan untuk membangkitkan kembali dendam atau amarah keluarga korban ataupun korban selamat dalam tragedi kemanusiaan tersebut.
Sesungguhnya, menurut Pastika, peringatan tragedi Bom Bali I yang rutin digelar setiap tahun ini merupakan momen untuk mengenang korban meninggal dalam peristiwa tersebut. Lebih dari itu, peringatan juga bertujuan untuk mengingatkan seluruh komponen bahwa aksi kekerasan telah menimbulkan penderitaan yang tak berkesudahan bagi sesama
"Melalui peringatan ini, kita kembali mengenang peristiwa yang sangat memilukan. Banyak yang kehilangan suami, istri, saudara, anak ataupun orangtua. Sebagian lagi harus melanjutkan hidup dengan penderitaan karena mengalami cacat fisik," paparnya.
Pastika memahami, tak mudah melupakan kejadian tersebut. Namun, sejalan dengan waktu, dia berharap keluarga korban maupun mereka yang selamat bisa menghapus dendam dan amarah. Menurutnya, menyimpan amarah dan dendam hanya akan menambah luka dan menyakiti diri sendiri.
"Untuk dapat melanjutkan hidup yang lebih baik, mari berusaha memaafkan, meski tak mungkin melupakan," ujarnya dengan suara bergetar.
Dalam kesempatan itu, pria yang menjadi Ketua Inventigasi Bom Bali I ini juga mengingatkan agar Peringatan 12 Tahun Bom Bali I dapat digunakan sebagai momentun untuk menyebarkan semangat perdamaian, persaudaraan, dan toleransi.
"Kita semua bersaudara, apa pun warna kulit, agama dan profesi. Jika semua sepakat dengan semangat damai, saya yakin aksi terorisme tak perlu terjadi. Mari kita gunakan semangat damai dan toleransi untuk melawan aksi kekerasan semacam itu," paparnya.
Pastika berharap, keyakinan dan ideologi jangan dijadikan alasan pembenar untuk melakukan kekerasan terhadap sesama. "Sekecil apa pun bentuk kekerasan hanya akan menimbulkan penderitaan," ujarnya.
Peringatan 12 Tahun Tragedi Bom Bali I diwarnai dengan tabur bunga dan peletakan karangan bunga pada monumen yang bertuliskan nama korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut. Sebelum meletakkan karangan bunga, Pastika sempat memanjatkan doa di depan monumen. Hal yang sama juga dilakukan Konjen Australia Majell Maree Hind dan wakil Bupati Badung I Made Sudiana.
Meski 12 tahun telah berlalu, haru masih menyelimuti keluarga korban saat mengikuti rangkaian acara peringatan. Selain dihadiri keluarga korban dan korban selamat dari Indonesia, sejumlah warga negara asing juga membaur dalam kegiatan tersebut.
(zik)