Ini Curahan Hati Juru Kunci Situs Purbakala
A
A
A
Juru kunci (kuncen) situs-situs purbakala di Cirebon kurang mendapat perhatian. Selain honor yang dinilai tak mencukupi, dana rutin untuk pemeliharaan situs pun nyaris tidak ada.
Juru Kunci Situs Kejawanan, Kota Cirebon, R Utara Adikusuma misalnya, mengaku hanya menerima honor Rp250 ribu/bulan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar).
Di luar honor itu, dirinya mengaku tak ada pemasukan lain. “Situs ini termasuk wewengkon (kekuasaan) Keraton Kasepuhan, tapi honor yang saya terima cuma dari pemkot karena kalau untuk keraton, bagi saya tugas ini pengabdian,” ungkap Utara yang diangkat sebagai juru kunci oleh Sultan Kasepuhan sejak 1995 ini.
Honor dari pemkot itu sendiri baru diterimanya sejak tiga tahun bertugas. Sebelumnya, dia mengaku tak ada honor apapun. Jumlah honor yang diterima sebenarnya tak cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Situs Kejawanan tergolong situs yang patut memperoleh perawatan. Letak situs yang dekat Laut Jawa, membuat Situs Kejawanan rentan kerusakan.
Dinding yang mengelupas, hiasan piring yang lepas dari dinding, atap yang keropos, permukaan lantai yang kerap banjir, merupakan sebagian problem yang harus dihadapi Utara. Untuk ini, dia mengaku membutuhkan dana pemeliharaan tersendiri.
Selama ini tugas Utara hanya menyapu, membersihkan lingkungan sekitar situs supaya rapi dan bersih. Dia sebenarnya berkeinginan memperbaiki kerusakan agar tampilan situs lebih baik dan nyaman setiap kali peziarah datang.
“Beberapa kali saya minta, tapi cuma pernah dua kali diperbaiki pada 2000. Setelah itu tak ada lagi, capek ngajuinnya karena nungguinnya lama,” kata dia.
Dengan honor seminim itu, pria yang pernah menjabat general cashier di salah satu hotel berbintang di Kabupaten Cirebon ini mengaku hanya bisa pasrah. Bagi dia, yang penting bahagia dunia akherat melalui tugas yang diemban.
Minimnya honor, juga dirasakan juru kunci situs lain, Puja Juhaedi, 38. Pria beranak satu yang telah menjaga Situs Taman Air Gua Sunyaragi selama tiga tahun terakhir ini menerima honor hanya Rp125 ribu/bulan.
“Selama setahun belakangan, saya terima rata-rata dua bulan sekali,” tutur Puja yang tinggal di sekitar situs di Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Puja menjadi juru kunci meneruskan jejak sang ayah yang juga menjadi salah satu juru kunci Taman Air Gua Sunyaragi hingga kini.
Dia berharap Pemkot Cirebon meningkatkan honornya. Apalagi, kata dia, memelihara situs tak semudah yang dibayangkan karena tak sebatas menjaganya.
Juru Kunci Situs Kejawanan, Kota Cirebon, R Utara Adikusuma misalnya, mengaku hanya menerima honor Rp250 ribu/bulan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar).
Di luar honor itu, dirinya mengaku tak ada pemasukan lain. “Situs ini termasuk wewengkon (kekuasaan) Keraton Kasepuhan, tapi honor yang saya terima cuma dari pemkot karena kalau untuk keraton, bagi saya tugas ini pengabdian,” ungkap Utara yang diangkat sebagai juru kunci oleh Sultan Kasepuhan sejak 1995 ini.
Honor dari pemkot itu sendiri baru diterimanya sejak tiga tahun bertugas. Sebelumnya, dia mengaku tak ada honor apapun. Jumlah honor yang diterima sebenarnya tak cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Situs Kejawanan tergolong situs yang patut memperoleh perawatan. Letak situs yang dekat Laut Jawa, membuat Situs Kejawanan rentan kerusakan.
Dinding yang mengelupas, hiasan piring yang lepas dari dinding, atap yang keropos, permukaan lantai yang kerap banjir, merupakan sebagian problem yang harus dihadapi Utara. Untuk ini, dia mengaku membutuhkan dana pemeliharaan tersendiri.
Selama ini tugas Utara hanya menyapu, membersihkan lingkungan sekitar situs supaya rapi dan bersih. Dia sebenarnya berkeinginan memperbaiki kerusakan agar tampilan situs lebih baik dan nyaman setiap kali peziarah datang.
“Beberapa kali saya minta, tapi cuma pernah dua kali diperbaiki pada 2000. Setelah itu tak ada lagi, capek ngajuinnya karena nungguinnya lama,” kata dia.
Dengan honor seminim itu, pria yang pernah menjabat general cashier di salah satu hotel berbintang di Kabupaten Cirebon ini mengaku hanya bisa pasrah. Bagi dia, yang penting bahagia dunia akherat melalui tugas yang diemban.
Minimnya honor, juga dirasakan juru kunci situs lain, Puja Juhaedi, 38. Pria beranak satu yang telah menjaga Situs Taman Air Gua Sunyaragi selama tiga tahun terakhir ini menerima honor hanya Rp125 ribu/bulan.
“Selama setahun belakangan, saya terima rata-rata dua bulan sekali,” tutur Puja yang tinggal di sekitar situs di Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Puja menjadi juru kunci meneruskan jejak sang ayah yang juga menjadi salah satu juru kunci Taman Air Gua Sunyaragi hingga kini.
Dia berharap Pemkot Cirebon meningkatkan honornya. Apalagi, kata dia, memelihara situs tak semudah yang dibayangkan karena tak sebatas menjaganya.
(lis)