Ribuan Sapi Berbahaya dari TPAS Piyungan Dijual Bebas
A
A
A
BANTUL - Ribuan sapi berbahaya dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Piyungan dijual bebas. Padahal, sapi-sapi tersebut bahaya untuk dikonsumsi karena ditengarai mengandung logam-logam berbahaya bagi kesehatan manusia.
Logam-logam berat yang dimakan ribuan sapi dari TPAS Piyungan tersebut berbahaya karena dapat mengakibatkan kanker bagi siapapun yang mengkonsumsinya.
Slamet, salah seorang warga yang tinggal di TPAS Piyungan, Desa Bawuran, Kecamatan Pleret mengungkapkan, hampir setiap hari ada sekitar 20 sapi dari TPAS Piyungan yang dijual bebas menjelang hari Raya Idul Adha ini.
Jumlah tersebut melonjak dua kali lipat dibanding dengan hari biasa, yang hanya mencapai 10 ekor sehari. "Semuanya diambil blantik-blantik (pedagang sapi)," paparnya, Senin (22/9/2014).
Menurutnya, sebagian besar sapi tersebut dijual bebas ke DIY dan ada juga ke luar daerah. Permintaan sapi dari TPAS Piyungan semakin meningkat seiring dengan datangnya hari Idul Adha.
Karena sapi-sapi dari TPAS sangat menggiurkan, selain terlihat sehat, tubuh sapi tersebut sebagian besar bertubuh besar.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul meminta masyarakat agar mewaspadai peredaran sapi hewan qurban yang berasal dari TPAS Piyungan. Pasalnya, sapi-sapi tersebut diduga mengandung bahan-bahan berbahaya.
Kepala Seksi (Kase) Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dispertahut Bantul, Witanta menengarai banyak sapi dari TPAS Piyungan yang lari ke luar daerah.
Padahal sapi-sapi di TPAS Piyungan tersebut mengandung logam-logam berat berasal dari makanan sampah yang mereka konsumsi selama ini.
"Di sana semua sapi kan makan sampah, bukan makan rumput seperti lazimnya," paparnya.
Populasi sapi di beberapa TPAS jumlahnya mencapai ribuan, dan semuanya mengkonsumsi sampah-sampah dari masyarakat DIY yang dibuang ke tempat pembuangan akhir tersebut.
Bahkan, seringkali sapi-sapi tersebut berebut sampah dengan para pemulung yang hidup di kawasan TPAS.
Witanto mengingatkan, bahayanya mengkonsumsi daging sapi dari TPAS Piyungan. Kandungan logam berat yang mereka konsumsi dari sisa-sisa makanan dapat mengakibatkan bahaya kanker.
Sehingga masyarakat diminta untuk mewaspadai hal tersebut dengan menghindarinya. "Minimal membuang jeroan hijau dan merahnya. Tapi saya sendiri mengimbau jangan mengkonsumsinya," paparnya.
Logam-logam berat yang dimakan ribuan sapi dari TPAS Piyungan tersebut berbahaya karena dapat mengakibatkan kanker bagi siapapun yang mengkonsumsinya.
Slamet, salah seorang warga yang tinggal di TPAS Piyungan, Desa Bawuran, Kecamatan Pleret mengungkapkan, hampir setiap hari ada sekitar 20 sapi dari TPAS Piyungan yang dijual bebas menjelang hari Raya Idul Adha ini.
Jumlah tersebut melonjak dua kali lipat dibanding dengan hari biasa, yang hanya mencapai 10 ekor sehari. "Semuanya diambil blantik-blantik (pedagang sapi)," paparnya, Senin (22/9/2014).
Menurutnya, sebagian besar sapi tersebut dijual bebas ke DIY dan ada juga ke luar daerah. Permintaan sapi dari TPAS Piyungan semakin meningkat seiring dengan datangnya hari Idul Adha.
Karena sapi-sapi dari TPAS sangat menggiurkan, selain terlihat sehat, tubuh sapi tersebut sebagian besar bertubuh besar.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul meminta masyarakat agar mewaspadai peredaran sapi hewan qurban yang berasal dari TPAS Piyungan. Pasalnya, sapi-sapi tersebut diduga mengandung bahan-bahan berbahaya.
Kepala Seksi (Kase) Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dispertahut Bantul, Witanta menengarai banyak sapi dari TPAS Piyungan yang lari ke luar daerah.
Padahal sapi-sapi di TPAS Piyungan tersebut mengandung logam-logam berat berasal dari makanan sampah yang mereka konsumsi selama ini.
"Di sana semua sapi kan makan sampah, bukan makan rumput seperti lazimnya," paparnya.
Populasi sapi di beberapa TPAS jumlahnya mencapai ribuan, dan semuanya mengkonsumsi sampah-sampah dari masyarakat DIY yang dibuang ke tempat pembuangan akhir tersebut.
Bahkan, seringkali sapi-sapi tersebut berebut sampah dengan para pemulung yang hidup di kawasan TPAS.
Witanto mengingatkan, bahayanya mengkonsumsi daging sapi dari TPAS Piyungan. Kandungan logam berat yang mereka konsumsi dari sisa-sisa makanan dapat mengakibatkan bahaya kanker.
Sehingga masyarakat diminta untuk mewaspadai hal tersebut dengan menghindarinya. "Minimal membuang jeroan hijau dan merahnya. Tapi saya sendiri mengimbau jangan mengkonsumsinya," paparnya.
(sms)