42 Desa di Sumenep Dilanda Kekeringan
A
A
A
SUMENEP - Sebanyak 42 desa yang tersebar pada 12 kecamatan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dilanda kekeringan. Hal ini membuat masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
42 desa yang dilanda kekeringan diantaranya Desa Jangkong, Kolpo dan Batang-batang, Kecamatan Batang-batang. Disusul Desa Bullaan, Juruan Daya, dan Desa Badur, Kecamatan Batuputih. serta Desa Beringin, Kecamatan Dasuk.
Selanjutnya Desa Tenunan, Kecamatan Manding, serta Desa Montorna dan Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan. Kemudian di Kecamatan Rubaru pada Desa Duko.
Disusul Desa Langsar dan Tana Merah, Kecamatan Saronggi. Lalu Kecamatan Lenteng di Desa Moncek Tengah.
"Kami sangat sulit mendapatkan air bersih di musim kemarau ini, karena sumur yang kami miliki sudah kering. Untuk kebutuhan memasak, kami membeli air tangki. Terkadang ada bantuan air dari pemerintah," timpal salah seorang warga Desa Moncek Tengah, Umar Farok, Senin (8/9/2014).
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Syaiful Arifin, menjelaskan, saat ini pihaknya sudah melakukan droping air bersih kepada daerah yang dilanda kekeringan. Sekarang ada 42 desa yang tersebar pada 12 kecamatan mengalami kekeringan
"Musim kemarau diperkirakan hingga November berdasarkan rekomendasi dari BMKG. Kami sudah lakukan distribusi air mulai Juli hingga Agustus sebanyak 279 rit atau tangki," tukasnya Syaiful.
Menurutnya, daerah yang mendapat bantuan air bersih, mereka yang belum ada sumur bor. Sedangkan yang sudah ada sumur bor, tidak mendapat droping air bersih. Dalam penanganan kekeringan ini, BPBD dapat anggaran senilai Rp60 juta.
"Tapi, anggaran ini sudah habis untuk pembelian air bersih yang dibagikan pada masyarakat selama ini. Kami mengajukan tambahan dana supaya program droping air bersih tetap berlanjut pada masyarakat. Semoga disetujui," tandasnya.
42 desa yang dilanda kekeringan diantaranya Desa Jangkong, Kolpo dan Batang-batang, Kecamatan Batang-batang. Disusul Desa Bullaan, Juruan Daya, dan Desa Badur, Kecamatan Batuputih. serta Desa Beringin, Kecamatan Dasuk.
Selanjutnya Desa Tenunan, Kecamatan Manding, serta Desa Montorna dan Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan. Kemudian di Kecamatan Rubaru pada Desa Duko.
Disusul Desa Langsar dan Tana Merah, Kecamatan Saronggi. Lalu Kecamatan Lenteng di Desa Moncek Tengah.
"Kami sangat sulit mendapatkan air bersih di musim kemarau ini, karena sumur yang kami miliki sudah kering. Untuk kebutuhan memasak, kami membeli air tangki. Terkadang ada bantuan air dari pemerintah," timpal salah seorang warga Desa Moncek Tengah, Umar Farok, Senin (8/9/2014).
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Syaiful Arifin, menjelaskan, saat ini pihaknya sudah melakukan droping air bersih kepada daerah yang dilanda kekeringan. Sekarang ada 42 desa yang tersebar pada 12 kecamatan mengalami kekeringan
"Musim kemarau diperkirakan hingga November berdasarkan rekomendasi dari BMKG. Kami sudah lakukan distribusi air mulai Juli hingga Agustus sebanyak 279 rit atau tangki," tukasnya Syaiful.
Menurutnya, daerah yang mendapat bantuan air bersih, mereka yang belum ada sumur bor. Sedangkan yang sudah ada sumur bor, tidak mendapat droping air bersih. Dalam penanganan kekeringan ini, BPBD dapat anggaran senilai Rp60 juta.
"Tapi, anggaran ini sudah habis untuk pembelian air bersih yang dibagikan pada masyarakat selama ini. Kami mengajukan tambahan dana supaya program droping air bersih tetap berlanjut pada masyarakat. Semoga disetujui," tandasnya.
(sms)