Orang Indonesia Paling Tidak Tahan Kesepian
A
A
A
DENPASAR - Tidak ada yang sanggup menahan kesepian. Data WHO menyebutkan, rata-rata orang Indonesia mengalami depresi, karena merasakan kesepian.
“Rata-Rata masyarakat Indonesia depresi karena kesepian, komunikasi yang buruk, frustasi, harga diri, pesimis dan arti hidup,” kata Ketua P2TP2A Provinsi Bali Lely Setyawati, kepada wartawan, di Bali, Sabtu (6/9/2014).
Dia melansir data WHO, pada tahun 2010 terdapat 450 juta orang dengan gangguan jiwa. Lebih dari 150 juta orang mengalami depresi, 25 juta menderita skizofrenia, lebih dari 90 juta orang pengguna alkohol dan napza, dan satu juta orang bunuh diri setiap tahun.
"Depresi disebabkan beberapa faktor, di antaranya tekanan ekonomi, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan dampak bencana alam. Kerugian ekonomi yang terjadi akibat ganguan jiwa minimal Rp20 triliun," ungkapnya.
Sementara orang yang stres karena krisis disebabkan peristiwa traumatik dalam kehidupan termasuk gempa bumi, dan tsunami. Selain itu juga bisa karena frustasi, keinginan atau harapannya tidak tercapai.
"Ada juga yang karena konflik, binggung dengan pilihannya. Bisa juga tekanan berasal dari lingkungan atau dari dalam diri sendiri,” terangnya.
Untuk mengatasi depresi ada dengan obat, psikoterapi, tapi yang terpenting adalah support dari lingkungan. “Yang terpenting saat ini adalah mencegah supaya kita tidak depresi, di antaranya jangan melow, dan jaga komunikasi di antara keluarga dan lingkungan,“ pungkasnya.
“Rata-Rata masyarakat Indonesia depresi karena kesepian, komunikasi yang buruk, frustasi, harga diri, pesimis dan arti hidup,” kata Ketua P2TP2A Provinsi Bali Lely Setyawati, kepada wartawan, di Bali, Sabtu (6/9/2014).
Dia melansir data WHO, pada tahun 2010 terdapat 450 juta orang dengan gangguan jiwa. Lebih dari 150 juta orang mengalami depresi, 25 juta menderita skizofrenia, lebih dari 90 juta orang pengguna alkohol dan napza, dan satu juta orang bunuh diri setiap tahun.
"Depresi disebabkan beberapa faktor, di antaranya tekanan ekonomi, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan dampak bencana alam. Kerugian ekonomi yang terjadi akibat ganguan jiwa minimal Rp20 triliun," ungkapnya.
Sementara orang yang stres karena krisis disebabkan peristiwa traumatik dalam kehidupan termasuk gempa bumi, dan tsunami. Selain itu juga bisa karena frustasi, keinginan atau harapannya tidak tercapai.
"Ada juga yang karena konflik, binggung dengan pilihannya. Bisa juga tekanan berasal dari lingkungan atau dari dalam diri sendiri,” terangnya.
Untuk mengatasi depresi ada dengan obat, psikoterapi, tapi yang terpenting adalah support dari lingkungan. “Yang terpenting saat ini adalah mencegah supaya kita tidak depresi, di antaranya jangan melow, dan jaga komunikasi di antara keluarga dan lingkungan,“ pungkasnya.
(san)