Antisipasi ISIS, Polisi Awasi 137 Warga Tawangmangu
A
A
A
KARANGANYAR - Polres Karanganyar, Jawa Tengah, mengawasi 137 warga asal Kecamatan Tawangmangu menyusul munculnya coretan dan grafiti yang mengarah ke paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Meski belum ada bukti terlibat, mereka selama ini dinilai masuk kategori kelompok Islam garis keras.
Kapolres Karanganyar AKBP Martireni Narmadiana mengatakan, 137 nama yang tersebut belum tentu terlibat ISIS. Nama-nama mereka hanya sebagai acuan guna dicocokkan apakah terkait ISIS atau tidak. Dari 137 nama, lima di antaranya sebagai sosok vokal di kelompoknya. Namun tidak disebutkan secara detail nama-nama yang dimaksud, termasuk lokasi tempat tinggalnya.
"Daftar itu hanya sebagai acuan. Semoga tak ada satu pun yang terlibat," kata Martireni Narmadiana, Selasa (5/8/2014).
Sebagai antisipasi munculnya paham ISIS, jajaran Muspida Karanganyar menggelar rapat koordinasi bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Terpisah, Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Marthen Pasunda mengatakan, pihaknya telah melakukan deteksi dini dengan melibatkan Babinsa dan intel guna memantau situasi dan perkembangan di daerah. Selain itu, tak kalah penting adalah melibatkan masyarakat mengingat mereka yang lebih mudah mengetahui sesuatu di daerahnya.
Disinggung mengenai pemetaan daerah terkait munculnya ISIS, sejauh ini baru Kecamatan Tawangmangu. Itu berdasarkan coretan dan grafiti yang muncul. Sedangkan di Kecamatan lain sejauh ini belum ditemukan. "Tapi tidak menutup kemungkinan daerah lain tidak ada (grafiti ISIS)," kata Marthen Pasunda.
Meski muncul di Tawangmangu, aksi corat-coret dan grafiti ISIS belum tentu dilakukan oleh warga setempat. Bisa jadi itu dilakukan oleh orang yang tengah lewat karena posisi Kecamatan Tawangmangu sebagai jalur perlintasan dengan Magetan di Jawa Timur. Terlebih coretan dan grafiti dilakukan di pagar-pagar tembok tak bertuan.
Sebagai antisipasi dan membentengi ISIS, semua elemen masyarakat Rabu (6/8/2014) besok akan melakukan deklarasi menolak ISIS muncul di Karanganyar. Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, paham ISIS jelas tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. "Terlebih saat ini menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus. Untuk meraihnya dengan tetesan darah ribuan pahlawan gugur. Itu yang perlu kami ingatkan betapa pentingnya bahwa Indonesia harus maju dan perkembang," kata Juliyatmono.
Kapolres Karanganyar AKBP Martireni Narmadiana mengatakan, 137 nama yang tersebut belum tentu terlibat ISIS. Nama-nama mereka hanya sebagai acuan guna dicocokkan apakah terkait ISIS atau tidak. Dari 137 nama, lima di antaranya sebagai sosok vokal di kelompoknya. Namun tidak disebutkan secara detail nama-nama yang dimaksud, termasuk lokasi tempat tinggalnya.
"Daftar itu hanya sebagai acuan. Semoga tak ada satu pun yang terlibat," kata Martireni Narmadiana, Selasa (5/8/2014).
Sebagai antisipasi munculnya paham ISIS, jajaran Muspida Karanganyar menggelar rapat koordinasi bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Terpisah, Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Marthen Pasunda mengatakan, pihaknya telah melakukan deteksi dini dengan melibatkan Babinsa dan intel guna memantau situasi dan perkembangan di daerah. Selain itu, tak kalah penting adalah melibatkan masyarakat mengingat mereka yang lebih mudah mengetahui sesuatu di daerahnya.
Disinggung mengenai pemetaan daerah terkait munculnya ISIS, sejauh ini baru Kecamatan Tawangmangu. Itu berdasarkan coretan dan grafiti yang muncul. Sedangkan di Kecamatan lain sejauh ini belum ditemukan. "Tapi tidak menutup kemungkinan daerah lain tidak ada (grafiti ISIS)," kata Marthen Pasunda.
Meski muncul di Tawangmangu, aksi corat-coret dan grafiti ISIS belum tentu dilakukan oleh warga setempat. Bisa jadi itu dilakukan oleh orang yang tengah lewat karena posisi Kecamatan Tawangmangu sebagai jalur perlintasan dengan Magetan di Jawa Timur. Terlebih coretan dan grafiti dilakukan di pagar-pagar tembok tak bertuan.
Sebagai antisipasi dan membentengi ISIS, semua elemen masyarakat Rabu (6/8/2014) besok akan melakukan deklarasi menolak ISIS muncul di Karanganyar. Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, paham ISIS jelas tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. "Terlebih saat ini menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus. Untuk meraihnya dengan tetesan darah ribuan pahlawan gugur. Itu yang perlu kami ingatkan betapa pentingnya bahwa Indonesia harus maju dan perkembang," kata Juliyatmono.
(zik)