Masjid Darul Falah, Saksi Perjuangan Islam Melawan VOC

Minggu, 20 Juli 2014 - 13:35 WIB
Masjid Darul Falah,...
Masjid Darul Falah, Saksi Perjuangan Islam Melawan VOC
A A A
KENDAL - Masjid kuno Darul Falah yang telah berusia 200-an tahun masih berdiri kokoh dan menjadi pusat penyebaran agama di Kendal, Jawa Tengah.

Masjid yang awalnya merupakan tempat Bupati Kendal ke tiga, Kanjeng Raden Tumenggung Mertowijoyo mencari ketenangan jiwa masih terawat dengan baik.

Meski sudah mengalami perombakan masjid ini merupakan saksi bisu perjuangan Mertowijoyo dalam syiar agama Islam di pesisir Pulau Jawa sekaligus melawan penjajahan VOC.

Innama ya'muru masajidallah man amana billahi wal yaumil akhir tulisan dengan huruf Arab Surat At Taubah ayat 18 itu terpampang jelas di atas gerbang Masjid Darul Falah, Desa Sukolilan, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Di bagian atas gerbang sendiri berbentuk setengah lingkaran dan di sisinya terdapat hiasan serupa kubah berukuran kecil dengan lafal Allah SWT.

Jika dilihat sekilas, kita tidak akan menyangka masjid yang terletak di pemukiman ini merupakan tempat ibadah umat muslim yang sudah berusia sekitar 200 tahun lebih.

Sejak awal didirikan pada tahun 1800 Masehi hanya tiang penyangganya saja yang masih utuh, sedangkan bagian lain sudah mengalami renovasi.

Kompleks bangunan Masjid Darul Falah tidak halnya seperti masjid pada umumnya di bagian belakang masjid juga terdapat kompleks makam sang pendiri masjid sekaligus sosok yang memiliki andil dalam penyebaran agama Islam di tanah Kendal.

Di dalam makam tersebut bersemayam Kanjeng Raden Tumenggung Mertowijoyo yang merupakan Bupati Kendal ke tiga. Dia merupakan tokoh keturunan Keraton Yogyakarta yang menjabat sebagai Bupati Kendal pada tahun 1725 – 1736 Masehi.

Juru kunci makam Mertowijoyo, Nur Hasan mengatakan, setelah menjabat Mertowijoyo mencari sebuah lahan sebagai tempat untuk bertapa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Namun karena pengikutnya banyak yang berdatangan dan menunaikan ibadah di padepokannya maka tempat tersebut dijadikan masjid.

“Masjid Darul Falah tidak hanya sebagai tempat penyebaran agama Islam di Kendal, melainkan juga sebagai pusat penyusunan strategi untuk melawan penjajahan VOC. Disinilah Mertowijoyo aktif memberi semangat dan mengajak para pengikutnya untuk terus melawan penjajah, “ kata dia.

Sayangnya hingga kini tidak banyak literatur yang ditemukan mengenai kehidupan Bupati Kendal ke tiga dan masjid yang dia dirikan ini.

Terlebih dengan adanya upaya dari Mertowijoyo untuk memerangi sihir dan ilmu hitam yang saat itu banyak dilakoni warga di lokasi tersebut.

Nur Hasan mengungkapkan selain makam Mertowijoyo di dekatnya juga terdapat makam Djimat Kendil Wesi, pusaka beliau yang digunakan untuk memerangi musuh-musuhnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2327 seconds (0.1#10.140)