Korban MH17 Ini Baru Selesai Urus Status Kewarganegaraan Putrinya
A
A
A
MANGUPURA - Kepergian Yodricunda Theistiasih Titihalawa dan suaminya Arnold ke Belanda untuk mengurus dokumen kewarganegaraan buah hati mereka, Yelena Clarice Huizen (2), justru berujung petaka setelah pesawat Malaysia Airlines MH17 jatuh ditembak di Ukraina.
Salah seorang kerabat korban, Martha Mariana Titihalawa (41) menuturkan, kepergian adik sepupunya itu, selain hendak bertemu keluarga besar suaminya di Belanda juga akan mengurus dokumen kewarganegaraan bagi Yelena.
Sebab, sesuai ketentuan, karena suami korban berkewarganegaraan Belanda, sehingga sebelum anak mereka berusia dua tahun harus sudah diurus status kewarganegaraannnya. "Dia pamit begitu, tidak lama pergi ke Belanda karena harus cepat pulang bekerja di Bali," kata Martha ditemui di rumahnya, Perum Dalung L3/71, Kuta Utara, Badung, Jumat (18/7/2014).
Setelah urusan pengurusan dokumen kewarganegaraan anaknya rampung, korban pulang 17 Juli kemarin, dengan pesawat Malaysia Arlines MH17. Rute penerbangannya dari Belanda ke Malaysia, transit ke Jakarta lanjut ke Bali.
"Waktu urus paspor anaknya saat akan pergi ke Belanda, saya lihat sedang lucu-lucunya. Saya tidak menyangka, sebenarnya kalau boleh berharap ada keajaiban, tetapi ya kami serahkan semua kepada yang di atas," katanya.
Di mata keluarganya, korban yang bekerja di Fashion Hotel Kuta itu dikenal supel dan mudah bergaul dengan teman-temannya. "Dia juga disukai atasan-atasannya," katanya menambahkan.
Demikian juga, kehidupan keluarga korban yang tinggal di Jimbaran, Badung, cukup harmonis dan bahagia. Dia menyaksikan sendiri bagaimana kebahagiaan pernikahan mereka meski beda bangsa dan dikaruniai putri semata wayang berusia hampir 2 tahun.
Salah seorang kerabat korban, Martha Mariana Titihalawa (41) menuturkan, kepergian adik sepupunya itu, selain hendak bertemu keluarga besar suaminya di Belanda juga akan mengurus dokumen kewarganegaraan bagi Yelena.
Sebab, sesuai ketentuan, karena suami korban berkewarganegaraan Belanda, sehingga sebelum anak mereka berusia dua tahun harus sudah diurus status kewarganegaraannnya. "Dia pamit begitu, tidak lama pergi ke Belanda karena harus cepat pulang bekerja di Bali," kata Martha ditemui di rumahnya, Perum Dalung L3/71, Kuta Utara, Badung, Jumat (18/7/2014).
Setelah urusan pengurusan dokumen kewarganegaraan anaknya rampung, korban pulang 17 Juli kemarin, dengan pesawat Malaysia Arlines MH17. Rute penerbangannya dari Belanda ke Malaysia, transit ke Jakarta lanjut ke Bali.
"Waktu urus paspor anaknya saat akan pergi ke Belanda, saya lihat sedang lucu-lucunya. Saya tidak menyangka, sebenarnya kalau boleh berharap ada keajaiban, tetapi ya kami serahkan semua kepada yang di atas," katanya.
Di mata keluarganya, korban yang bekerja di Fashion Hotel Kuta itu dikenal supel dan mudah bergaul dengan teman-temannya. "Dia juga disukai atasan-atasannya," katanya menambahkan.
Demikian juga, kehidupan keluarga korban yang tinggal di Jimbaran, Badung, cukup harmonis dan bahagia. Dia menyaksikan sendiri bagaimana kebahagiaan pernikahan mereka meski beda bangsa dan dikaruniai putri semata wayang berusia hampir 2 tahun.
(zik)