Tertipu, Puluhan Warga Garut Terlantar di Perairan Maluku

Senin, 07 Juli 2014 - 15:36 WIB
Tertipu, Puluhan Warga...
Tertipu, Puluhan Warga Garut Terlantar di Perairan Maluku
A A A
GARUT - Puluhan warga dari dua kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terlantar di tengah perairan Maluku. Informasi tersebut diperoleh anggota keluarga melalui pesan singkat SMS dan BBM dari korban.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, puluhan warga ini berasal dari Kecamatan Garut Kota dan Karangpawitan.

Sebelumnya, mereka ditawari pekerjaan di bidang pelayaran oleh salah satu perusahan bernama PT Bandar Nelayan yang mengaku berdomisili di kawasan Pluit, Jakarta Utara.

Namun anehnya, yaitu sejak tiga hari terakhir pihak keluarga menerima kabar jika anggota keluarga mereka terlantar di tengah laut. Pihak keluarga pun telah berupaya untuk menghubungi untuk mengetahui kejelasan nasib mereka.

"Kadang-kadang saat dicoba dihubungi terkadang tidak aktif. Kadang-kadang juga bisa, itu pun hanya melalui pesan SMS atau BBM. Mungkin tidak ada sinyal karena posisi terakhir kontak keluarga, adik saya bernama Indra (21) terlantar di tengah laut Maluku dekat Pulau Selayar," kata Mira (24), kerabat salah satu korban, Senin (7/7/2014).

Warga Kampung/Kelurahan Ciwalen, Kecamatan Garut Kota, ini menuturkan, kini keluarganya cemas karena tidak ada komunikasi apapun dengan adiknya itu. Kabar terakhir itu diperolehnya, pada Sabtu 5 Juli 2014.

"Terakhir, dalam pesan Indra mengaku berada di tengah laut. Keluarga khawatir dan cemas karena kami sekarang sama sekali tidak bisa menghubunginya," ujarnya.

Selain Indra, setidaknya masih ada 12 orang lain warga asal Kampung Ciwalen yang berangkat. Dengan demikian, total warga Kecamatan Garut Kota yang diduga ikut terlantar berjumlah 13 orang.

“Perusahaan itu menawari adik saya bekerja di bidang pelayaran pada sebuah kapal penangkap cumi. Awalnya, kehidupan adik saya tercukupi. Bersama sejumlah orang lain dari kampung kami, dia pun berngkat sejak tiga minggu yang lalu dengan tujuan Merauke. Pada minggu pertama, dia ditempatkan dan tinggal pada sebuah kapal pesiar besar di Pelabuhan Jakarta. Perkembangan selanjutnya, kabar dia terlantar pun baru kami ketahui baru-baru ini,” ungkapnya.

Dari informasi itu, tutur dia, adiknya ini terapung di dalam sebuah kapal kecil yang tidak memiliki perlengkapan melaut lengkap. Selain itu, tidak ada persediaan bahan makanan di dalam kapal tersebut.

“Makanan tidak ada, air minum pun tidak ada. Adik saya dan beberapa orang diantaranya terpaksa meminum air laut. Beberapa diantaranya sakit,” ucapnya.

Adik beserta sejumlah warga lainnya ini, mendapat penawaran pekerjaan di bidang pelayaran pada perusahaan itu dari seorang tetangga yang juga berdomisili di Kampung Ciwalen bernama Ade.

Dari keterangan Ade, tambah Mira, sebelumnya perusahaan pelayaran ini juga memberangkatkan belasan orang lain dari Kecamatan Karangpawitan dengan tujuan Bali.

“Anak dari Pak Ade ini pada rombongan itu. Atas informasi itulah, adik saya berangkat. Awalnya kami tidak curiga karena tetangga kami ini tidak terbuka. Namun ternyata, setelah persoalan ini kami adukan kepadanya, dia baru terbuka. Bahwa anaknya yang telah lebih dahulu berangkat tersebut juga tidak ada kabar sudah dua bulan lamanya. Kini tetangga saya jatuh sakit karena stres. Saya heran, kenapa jika anaknya tidak ada kabar, dia masih berani menawarkan pekerjaan itu pada kami yang jelas-jelas tidak tahu apa-apa,” paparnya.

Sementara itu, Lurah Ciwalen Agus Tomi membenarkan bila pihaknya telah mendapat laporan terkait adanya warga yang terlantar di tengah lautan.

Dia memperkirakan, jumlah orang yang diduga telah tertipu ini mencapai puluhan.
“Saat ini kami akan koordinasi dengan dinas terkait untuk pendataan lebih lanjut,” tukasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0771 seconds (0.1#10.140)