Banyak Kasus Tak Rampung, Kapolda DIY Dicopot
A
A
A
YOGYAKARTA - Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana dimutasi dari jabatannya, diduga karena tak mampu menyelesaikan berbagai kasus kekerasan yang terjadi di Yogyakarta.
LSM yang mengkritisi kinerja polisi, Jogja Police Wacth tak ingin berspekulasi mengenai penyebab pemutasian pucuk pimpinan polisi di DIY tersebut. Begitu juga dia tak ingin menilai baik buruknya kinerja Haka Astana.
"Terkait dengan penilaian buruk atau tidaknya dari Haka, silahkan masyarakat yang menilai," kata Humas JPW Baharudin Kamba, kepada wartawan, Jumat (27/6/2014).
Tantangan terberat bagi kapolda yang baru, kata Kamba, penuntasan kasus Udin, dan kasus-kasus kekerasan lainnya. Selain itu, pengamanan jalannya pilpres dan bulan suci Ramadan.
"Sebentar lagi Ramadan, jangan sampai ada aksi sweeping maupun razia yang dilakukan ormas tertentu dengan melakukan tindakan anarkis, karena dinilai kepolisian lemah dalam penindakan tempat-tempat hiburan, tapi masih beroperasi," imbuhnya.
Sementara Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti menepis anggapan pemutasian Haka Astana karena dinilai tak mampu menyelesaikan masalah, khususnya kekerasan di Yogyakarta.
"Mutasi itu tidak ada kaitannya dengan kondisi dan situasi di DIY belakangan terjadi, ini hal yang wajar," kata Anny kepada wartawan.
Anny menyampaikan, Haka Astana menjabat Kapolda DIY sejak 8 April 2013 lalu. Selanjutnya, dia akan menjadi Staf Ahli Manajemen Kapolri. Haka diganti oleh Brigjen Pol Oerip Soebagyo. Oerip sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kapolda Sumatera Selatan.
"Memang benar ada rotasi tersebut. Kita telah menerima Telegram Rahasia (TR) Kapolri No ST/1341/VI/2014 tertanggal 25 Juni 2014 kemarin. Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana akan dipromosikan naik satu tingkat menjadi staf ahli manajemen kapolri," katanya.
Disinggung kapan pelaksanaan sertijab, Anny belum mengetahuinya. "Sertijab belum tahu kapan akan dilaksanakan," ujarnya.
LSM yang mengkritisi kinerja polisi, Jogja Police Wacth tak ingin berspekulasi mengenai penyebab pemutasian pucuk pimpinan polisi di DIY tersebut. Begitu juga dia tak ingin menilai baik buruknya kinerja Haka Astana.
"Terkait dengan penilaian buruk atau tidaknya dari Haka, silahkan masyarakat yang menilai," kata Humas JPW Baharudin Kamba, kepada wartawan, Jumat (27/6/2014).
Tantangan terberat bagi kapolda yang baru, kata Kamba, penuntasan kasus Udin, dan kasus-kasus kekerasan lainnya. Selain itu, pengamanan jalannya pilpres dan bulan suci Ramadan.
"Sebentar lagi Ramadan, jangan sampai ada aksi sweeping maupun razia yang dilakukan ormas tertentu dengan melakukan tindakan anarkis, karena dinilai kepolisian lemah dalam penindakan tempat-tempat hiburan, tapi masih beroperasi," imbuhnya.
Sementara Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti menepis anggapan pemutasian Haka Astana karena dinilai tak mampu menyelesaikan masalah, khususnya kekerasan di Yogyakarta.
"Mutasi itu tidak ada kaitannya dengan kondisi dan situasi di DIY belakangan terjadi, ini hal yang wajar," kata Anny kepada wartawan.
Anny menyampaikan, Haka Astana menjabat Kapolda DIY sejak 8 April 2013 lalu. Selanjutnya, dia akan menjadi Staf Ahli Manajemen Kapolri. Haka diganti oleh Brigjen Pol Oerip Soebagyo. Oerip sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kapolda Sumatera Selatan.
"Memang benar ada rotasi tersebut. Kita telah menerima Telegram Rahasia (TR) Kapolri No ST/1341/VI/2014 tertanggal 25 Juni 2014 kemarin. Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana akan dipromosikan naik satu tingkat menjadi staf ahli manajemen kapolri," katanya.
Disinggung kapan pelaksanaan sertijab, Anny belum mengetahuinya. "Sertijab belum tahu kapan akan dilaksanakan," ujarnya.
(san)