Angka Kecelakaan Tinggi, Jasa Raharja Garut Kucurkan Rp2 M
A
A
A
GARUT - Jasa Raharja Kabupaten Garut, Jawa Barat, telah membayar santunan sebesar Rp2 miliar kepada para keluarga korban kecelakaan di wilayah Garut sepanjang 2014. Pembayaran dilakukan sejak Januari hingga Mei 2014.
“Besarnya pembayaran yang diberikan karena angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Garut sepanjang 2014 terbilang tinggi,” kata Kepala Kantor Pelayanan Jasa Raharja Kabupaten Garut Dede Herdiana, Kamis (19/6/2014).
Hingga pertengahan Juni 2014, pihak Jasa Raharja Kabupaten Garut telah mencatat sebanyak 355 orang menjadi korban kecelakaan. Dari jumlah korban kecelakaan itu, 61 orang di antaranya meninggal dunia.
Secara umum, kebanyakan korban didominasi oleh kecelakaan lalu lintas sepeda motor atau kendaraan roda dua. Umumnya kecelakaan sering terjadi pada dua jalur utama Garut, yaitu Jalur Kadungora-Tarogong dan Limbangan-Malangbong.
“Kecelakaan di jalur lain dalam kota pun juga pernah terjadi. Jalur dalam kota yang selalu terjadi kecelakaan ini terjadi di antara Jalur Karangpawitan-Wanaraja. Hampir 75 persen korban kecelakaan didominasi pengendara sepeda motor,” ucapnya.
Angka kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa terbanyak terjadi pada sepanjang Januari lalu. Terdapat sekira 16 orang korban meninggal dunia, serta 76 orang lainnya mengalami luka–luka, baik ringan maupun berat.
“Memasuki Mei kemarin, angka kecelakaan menurun. Kecelakaan itu melibatkan tujuh korban kecelakaan meninggal dunia dan 55 orang korban luka–luka,” terangnya.
Selama terjadi kecelakaan, Jasa Raharja telah memberikan santunan kepada ahli waris korban melalui nomor rekening sebesar Rp25 juta untuk keluarga korban meninggal dunia dan Rp10 juta untuk korban luka-luka.
“Faktor penyebab kecelakaan itu macam-macam, bisa karena kurangnya rambu-rambu lalu lintas, minimnya PJU (Penerangan Jalan Umum), faktor malfungsi pada rem kendaraan atau ban, hingga kelalaian pengemudi mobil atau pengendara motor,” terangnya.
Pada Jalur Kadungora-Tarogong, sejumlah titik rawan kecelakaan terdapat di kawasan Tutugan Leles, Leuweung Tiis, dan Tanjung. Di titik ini, selain kontur jalannya berkelok-kelok, keberadaan PJU pun masih minim.
“Kalau pun ada, PJU-nya rusak atau mati. Tidak berfungsi. Saya meminta agar pemerintah segera menyiapkan atau memperbaiki segala sesuatunya agar titik-titik rawan ini dibenahi sebelum musim mudik Lebaran nanti," sambung pengendara motor Iqbal Safaat (27).
“Besarnya pembayaran yang diberikan karena angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Garut sepanjang 2014 terbilang tinggi,” kata Kepala Kantor Pelayanan Jasa Raharja Kabupaten Garut Dede Herdiana, Kamis (19/6/2014).
Hingga pertengahan Juni 2014, pihak Jasa Raharja Kabupaten Garut telah mencatat sebanyak 355 orang menjadi korban kecelakaan. Dari jumlah korban kecelakaan itu, 61 orang di antaranya meninggal dunia.
Secara umum, kebanyakan korban didominasi oleh kecelakaan lalu lintas sepeda motor atau kendaraan roda dua. Umumnya kecelakaan sering terjadi pada dua jalur utama Garut, yaitu Jalur Kadungora-Tarogong dan Limbangan-Malangbong.
“Kecelakaan di jalur lain dalam kota pun juga pernah terjadi. Jalur dalam kota yang selalu terjadi kecelakaan ini terjadi di antara Jalur Karangpawitan-Wanaraja. Hampir 75 persen korban kecelakaan didominasi pengendara sepeda motor,” ucapnya.
Angka kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa terbanyak terjadi pada sepanjang Januari lalu. Terdapat sekira 16 orang korban meninggal dunia, serta 76 orang lainnya mengalami luka–luka, baik ringan maupun berat.
“Memasuki Mei kemarin, angka kecelakaan menurun. Kecelakaan itu melibatkan tujuh korban kecelakaan meninggal dunia dan 55 orang korban luka–luka,” terangnya.
Selama terjadi kecelakaan, Jasa Raharja telah memberikan santunan kepada ahli waris korban melalui nomor rekening sebesar Rp25 juta untuk keluarga korban meninggal dunia dan Rp10 juta untuk korban luka-luka.
“Faktor penyebab kecelakaan itu macam-macam, bisa karena kurangnya rambu-rambu lalu lintas, minimnya PJU (Penerangan Jalan Umum), faktor malfungsi pada rem kendaraan atau ban, hingga kelalaian pengemudi mobil atau pengendara motor,” terangnya.
Pada Jalur Kadungora-Tarogong, sejumlah titik rawan kecelakaan terdapat di kawasan Tutugan Leles, Leuweung Tiis, dan Tanjung. Di titik ini, selain kontur jalannya berkelok-kelok, keberadaan PJU pun masih minim.
“Kalau pun ada, PJU-nya rusak atau mati. Tidak berfungsi. Saya meminta agar pemerintah segera menyiapkan atau memperbaiki segala sesuatunya agar titik-titik rawan ini dibenahi sebelum musim mudik Lebaran nanti," sambung pengendara motor Iqbal Safaat (27).
(san)