Ratusan Hektare Tanaman Bawang Merah di Bantul Mati

Rabu, 28 Mei 2014 - 20:56 WIB
Ratusan Hektare Tanaman...
Ratusan Hektare Tanaman Bawang Merah di Bantul Mati
A A A
BANTUL - Ratusan hektare tanaman bawang merah yang siap panen di tiga kecamatan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mati dimakan ulat Spodoptera exigua. Ulat yang disebar oleh kupu-kupu ini menyerang setidaknya 254 hektare tanaman bawang merah di Kecamatan Kretek, Bambanglipuro, dan Sanden.

Kepala Seksi Pemberantasan Hama Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul Widodo mengungkapkan, saat ini memang ada tanaman bawang merah yang berumur 40-50 hari yang terserang hama ulat penggorok dan penggerek ini. Akibat serangan ulat tersebut, tanaman layu kemudian mati. "Hama ini akibat perubahan cuaca ekstrem yang belakangan terjadi," ujar Widodo, Rabu (28/5/2014).

Memang, saat ini merupakan masa bahaya dari ulat-ulat penggerek tersebut. Karena, saat ini ulat memasuki tahapan 3-4 yaitu masa remaja. Masa ini, ulat bernafsu untuk makan tanaman milik petani. Sehingga, tanaman bawang milik petani langsung habis ketika terserang penyakit ini. "Kejadian ini mirip tahun 2005. Saat itu ada sekitar 400 dari 500 hektare yang terserang," ungkapnya.

Plt Kepala Dispertahut Bantul Partogi mengakui, akibat serangan hama ulat ini, produktivitas tanaman bawang merah menurun hingga 40 persen lebih. Setidaknya ada 30 hektare tanaman bawang merah rusak ringan, 45 hektare rusak sedang, 9 hektare tanaman rusak berat. "Setidaknya ada 6 tanaman yang harus dipanen awal untuk menghindari kerusakan lebih banyak," ujarnya.

Berbagai upaya telah dilakukan Dispertahut Kabupaten Bantul. Hanya saja, karena perilaku petani yang masih sangat bergantung pada pupuk anorganik (kimiawi) mengakibatkan hama tanaman ini semakin menggila. Pasalnya, akibat penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan, daya tahan tanaman menjadi lemah.

Untuk itu, ke depan pihaknya berupaya mengurangi jumlah penggunaan pupuk anorganik dan menambah pupuk organik. Untuk kebutuhan tersebut, produksi pupuk organik di pabrik yang ada di Bantul akan ditingkatkan dua kali lebih banyak dibanding saat ini. "Petani juga harus mulai sadar jika pupuk kimia itu merusak, sehingga mereka akan beralih ke pupuk organik," tegasnya.
(zik)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4840 seconds (0.1#10.24)