Tiap Tahun, Kerugian Akibat Narkoba di Jateng Rp5 Triliun
A
A
A
JEPARA - Narkoba ternyata tidak hanya merusak fisik, psikis, dan sosial masyarakat. Barang haram ini juga menyebabkan kerugian material dalam jumlah besar.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah menunjukkan tiap tahun barang terlarang ini telah menyebabkan kerugian hingga triliunan rupiah. Kerugian ini dihitung dari nominal transaksi narkoba tiap tahunnya.
Untuk level Indonesia, kerugian akibat narkoba mencapai Rp50 triliun tiap tahunnya. Sedang khusus lingkup Jateng, per tahun kerugiannya Rp5 triliun.
"Kalau peredaran narkoba tidak ditekan maka tahun-tahun berikutnya angka kerugian bisa lebih besar lagi," kata Kepala Bidang Pencegahan BNNP Jateng Susanto saat Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) kepada mahasiswa yang digelar di Ruang Rapat Setda Jepara, Jateng, Senin (26/5/2014).
Saat ini, kata Susanto Indonesia menjadi salah satu surga bagi para pengedar narkoba. Sebab, harga jual narkoba di negeri ini lebih tinggi dibanding negara lainnya. Tiap gram narkoba jenis sabu di Indonesia bisa mencapai Rp1 juta. Padahal, harga per gram di Iran hanya Rp400 ribu, sedang di Malaysia Rp500 ribu.
"Tak salah jika Indonesia jadi incaran sindikat internasional. Bisa dibayangkan harga 1 kg narkoba di Indonesia bisa mencapai Rp2 miliar," ujarnya.
Daya pikat itu pula yang membuat Indonesia dinilai strategis bagi sindikat narkoba internasional. Mereka pun berlomba-lomba masuk dan beroperasi di negeri ini. Padahal, era tahun 1980-an, Indonesia hanya menjadi daerah transit jaringan peredaran narkoba internasional. "Indonesia is great market and good price. Negeri kita sekarang juga sudah menjadi produsen dan pasar besar narkoba di dunia," sesalnya.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah menunjukkan tiap tahun barang terlarang ini telah menyebabkan kerugian hingga triliunan rupiah. Kerugian ini dihitung dari nominal transaksi narkoba tiap tahunnya.
Untuk level Indonesia, kerugian akibat narkoba mencapai Rp50 triliun tiap tahunnya. Sedang khusus lingkup Jateng, per tahun kerugiannya Rp5 triliun.
"Kalau peredaran narkoba tidak ditekan maka tahun-tahun berikutnya angka kerugian bisa lebih besar lagi," kata Kepala Bidang Pencegahan BNNP Jateng Susanto saat Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) kepada mahasiswa yang digelar di Ruang Rapat Setda Jepara, Jateng, Senin (26/5/2014).
Saat ini, kata Susanto Indonesia menjadi salah satu surga bagi para pengedar narkoba. Sebab, harga jual narkoba di negeri ini lebih tinggi dibanding negara lainnya. Tiap gram narkoba jenis sabu di Indonesia bisa mencapai Rp1 juta. Padahal, harga per gram di Iran hanya Rp400 ribu, sedang di Malaysia Rp500 ribu.
"Tak salah jika Indonesia jadi incaran sindikat internasional. Bisa dibayangkan harga 1 kg narkoba di Indonesia bisa mencapai Rp2 miliar," ujarnya.
Daya pikat itu pula yang membuat Indonesia dinilai strategis bagi sindikat narkoba internasional. Mereka pun berlomba-lomba masuk dan beroperasi di negeri ini. Padahal, era tahun 1980-an, Indonesia hanya menjadi daerah transit jaringan peredaran narkoba internasional. "Indonesia is great market and good price. Negeri kita sekarang juga sudah menjadi produsen dan pasar besar narkoba di dunia," sesalnya.
(zik)