Rumah Sakit Terbang Layani 149 Pasien Mata Secara Gratis

Selasa, 20 Mei 2014 - 19:51 WIB
Rumah Sakit Terbang Layani 149 Pasien Mata Secara Gratis
Rumah Sakit Terbang Layani 149 Pasien Mata Secara Gratis
A A A
Sekitar 149 pasien mata akan menjalani operasi mata secara gratis di atas Pesawat Orbis. Pesawat Orbis merupakan satu-satunya pesawat dari luar negeri yang melakukan layanan operasi mata secara gratis.

Flying Eye Hospital atau layanan rumah sakit di dalam sebuah pesawat jenis DC 10 Air Craf, saat ini mendarat di Bandara Lama Sultan Hasanuddin di Maros, dan mulai melakukan pengobatan khusus penderita penyakit mata, mulai Selasa 20 hingga 30 Mei 2014 mendatang.

Dalam program ini, pasien yang terdaftar akan diperiksa kondisi kesehatan matanya. Bahkan sejumlah pasien akan dioperasi secara gratis.

Di atas pesawat tersebut terdapat 48 dokter ahli mata perwakilan dari berbagai negara, seperti India, Amerika Serikat, Canada, Inggris, Australia dan New Zeeland dan puluhan dokter ahli mata dari berbagai daerah di tanah air ikut terlibat pada program ini.

Ketua Panitia, Orbis Internasional Makassar 2014, dr AM Ichsan menjelaskan, selama ini Orbis berjuang memerangi penyakit kebutaan di dunia.

Hal ini sejalan dengan misi Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami) yang berupaya memerangi tingkat kebutaan yang dialami warga Indonesia.

Selain itu Orbis juga memberikan pelatihan alih teknologi dan keterampilan, bagi sekitar 615 dokter ahli mata perwakilan dari hampir seluruh daerah di tanah air.

Ichsan, mengatakan, Orbis sudah tiga kali mendaratkan pesawat di Indonesia, pertama di Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Juanda Surabaya.

"Jadi kedatangannya di Makassar merupakan yang ketiga kalinya untuk di Indonesia, namun untuk Sulsel, ini merupakan kali pertama," kata Ichsan.

Menurut Communication Manager Orbis, Joni Watson, Orbis merupakan lembaga sosial masyarakat berskala internasional.

Kepedulian Orbis terhadap penderita penyakit mata telah dilakukan sejak tahun 1982. Dimulai dari membeli pesawat terbang khusus kemudian disulap menjadi ruangan khusus layaknya klinik mata.

Di dalam pesawat tersebut terdapat, ruang khusus pertemuan, ruang poliklinik mata, ruang operasi dan ruang steril.

Dia menuturkan, sejak tahun 1982, Orbis telah melayani pengobatan untuk penderita mata di 92 negara di dunia.

"Ada beberapa tindakan operasi yang kami lakukan nantinya seperti katarak, pendarahan retina, glaukoma dan lain sebagainya. Dalam tindakan operasi pun akan ada pendampingan tenaga ahli dari Amerika, Kanada dan India, " imbuhnya.

Dari pantauan pesawat jenis DC 10 Air Craf, itu nampak tidak seperti pesawat komersial pada umumnya, di dalamnya terdapat ruangan poli, pemeriksaan mata dan city scan, ruangan operasi serta ruangan kuliah.

Pada ruangan kuliah itu dilengkapi 48 kursi yang dijadikan sebagai tempat belajar bagi para peserta di ruangan itu dilengkapi tv layar besar yang menampilkan gambar secara live dari ruangan operasi.

Lewat tampilan tv itu, setiap peserta melihat langsung kegiatan operasi mata terhadap pasien, termasuk mendengar percakapan dokter dan tenaga medis pada kasus yang ditangani di ruangan itu.

Joni Watson menambahkan, pihaknya merasa bangga kepada Pemerintah Indonesia yang menerimanya dengan baik, khususnya memberikan dukungan dan komitmen jangka panjang Orbis untuk memperkuat layanan di Indonesia.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8481 seconds (0.1#10.140)