Petani Boyolali kekurangan air

Rabu, 14 Mei 2014 - 15:58 WIB
Petani Boyolali kekurangan...
Petani Boyolali kekurangan air
A A A
Sindonews.com - Para petani di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, saat ini semakin kelimpungan. Sebab, setelah dilanda kelangkaan pupuk sejak beberapa bulan terakhir, kini para petani mengalami kesulitan air untuk mengairi padi mereka.

Keterangan yang didapatkan dari para petani di Kecamatan Karanggede Boyolali, menyebutkan mayoritas lahan pertanian di wilayah itu merupakan lahan tadah hujan. Sehingga kala intensitas hujan terus menerus menyusut, lahan pertanian mereka menjadi terancam kering dan gagal panen.

Salah seorang petani di Desa Grogolan, Ngatirin, mengatakan intensitas hujan mulai menurun sejak beberapa hari terakhir ini. Padahal, padi yang ia tanam saat ini sangat membutuhkan air yang cukup banyak agar mampu bertahan hidup. Dengan kondisi itu, saat ini tanaman padi banyak yang sudah menguning, bahkan beberapa di antaranya sudah mengering karena tidak air.

Ia mengatakan, jika hujan deras tidak turun dalam waktu dekat ini, ancaman gagal panen akan semakin terlihat. "Kita belum tahu nanti kelanjutannya bagaimana. Yang jelas tanaman padi kami ini kekurangan air dan kekurangan pupuk," ucapnya, Rabu (14/5/2014).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sukarno, petani di Desa Dologan. Menurutnya, lahan pertanian di wilayahnya tidak dilewati oleh saluran irigasi yang airnya ada secara terus menerus. Pihaknya hanya mengandalkan air yang ada di sungai sekitar lahan pertanian miliknya. Namun, debit sungai ini semakin hari semakin menurun dan air yang ada tidak mampu dipakai untuk menyirami lahan padi para petani.

Ia mengatakan, satu-satunya jalan untuk mengantisipasi gagal panen adalah mengairi sawah dengan sumber air bawah tanah. Namun, hal itu urung dilakukan oleh para petani karena biaya sangat tinggi. "Biayanya mencapai ratusan ribu, untuk menyewa mesin pompa air dan membeli bahan bakar. Kita tidak mampu untuk itu karena uang kita sudah habis untuk membeli pupuk yang mahal karena tidak ada di pasaran."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0935 seconds (0.1#10.140)