Pasien suspect MERS bertambah

Minggu, 11 Mei 2014 - 19:44 WIB
Pasien suspect MERS bertambah
Pasien suspect MERS bertambah
A A A
Sindonews.com – Pasien suspect MERS bertambah, salah seorang warga asal Kabupaten Lamongan juga dirujuk ke RSU dr Soetomo setelah kondisinya melemah pasca pulang dari ibadah umrah Minggu (11/5/2014).

Sama seperti pasien sebelumnya, suhu tubuh pasien asal Lamongan juga tinggi dengan disertai batuk dan flu berat.

“Kami belum tahu identitasnya, yang jelas dia laki-laki. Sampai sekarang kami bersama tim dokter masih menunggu. Info yang kami dapat, dia dirujuk ke sini (RSU dr Soetomo) dan dalam perjalanan,”ungkap Direktur RSU dr Soetomo Dodo Andono, Minggu (11/5/2014).

Sama seperti pasien sebelumnya, pasien asal Lamongan tersebut akan langsung dimasukkan ke ruang isolasi dan dilakukan uji laboratorium. Sejumlah dokter lintas keahlian akan turun menangani pasien tersebut.

“Mudah-mudahan saja flu biasa. Bukan MERS,” ujar Dodo. Sementara kondisi pasien asal Dupak Surabaya sendiri Minggu pagi sudah mulai membaik.

Panas tinggi yang semula di atas 38 derajat berangsur turun. Begitu juga dengan batuknya. Meski begitu, pihak RSU dr Soetomo tidak mau ambil resiko sebelum ada hasil atas uji laboratorium dan Jakarta.

“Mekanismenya, uji laboratorium akan diulang hingga 3 kali. Itu bila hasilnya masih negatif. Tetapi bila sudah positif akan langsung diberi penanganan khusus. Senin besok kemungkinan sudah diketahui hasilnya,”tutur Dodo.

Berdasarkan gejala yang dialami, pasien tersebut lanjut Dodo memang terserang virus khusus. Namun, mengenai kepastian jenis virus tersebut harus menunggu finalisasi uji laboratorium.

“Gejalanya memang sama persis dengan flu burung atau virus berbahaya lainnya. Salah satu indikasinya adalah temperatur tubuh yang cenderung naik, di atas 38 derajat,” tukasnya.

Dodo juga mengingatkan kepada masyarakat yang lain untuk tetap waspada. Khususnya para jamaah umrah di Arab Saudi.

Menurut Dodo, upaya pencegahan adalah hal paling solutif untuk mengantisipasi serangan virus mematikan tersebut. Yakni dengan menjaga fisik untuk selalu prima.

Beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai pencegahan antara lain, mencuci tangan sebelum makan, memakai masker, menjaga keseimbangan gizi, makan teratur serta menghindari kelelahan.

“Ini penting kami sampaikan. Sebab kecenderungan jamaah kita mengabaikan semua itu. Bayangkan saja, dalam sehari mereka bisa tawaf 2-3 kali. Sementara fisiknya tidak mendukung. Yang seperti ini harus dihindari. Kuncinya, istirahat yang cukup. Sebab, sebanyak apapun suplemen atau obat dikonsumsi, kalau tidak istirahat akan percuma,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3198 seconds (0.1#10.140)