RUSP M Djamil rawat 2 suspect virus MERS
A
A
A
Sindonews.com - Lagi, satu pasien diduga terkena virus MERS Cov dirujuk ke RSUP DR M Djamil Padang. Pemindahan pasien bernama Nuruh (78) warga Nagari Lamba, Kecamatan Ampek, Angkek, Kabupaten Agam ini terpaksa dilakukan karena Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi yang merawatnya tidak memiliki peralatan mendekteksi virus MERS Cov.
Dengan dirawatnya Nuruh, berarti RSUP M Djamil sudah merawat dua orang, karena sebelumnya pasien bernama Zabinar (86), warga Desa Balai Nareh, Kecamatan Padang Utara, Kota Pariaman datang lebih dulu sekitar pukul 13.20 WIB.
Menurut anak Nuruh berna, Salman (60), dia bersama ibunya ada berangkat umrah 20 April 2014 dari Bukittinggi-Padang-Kuala Lumpur sampai di Madinah pada 21 April lalu.
“Baru dua hari di Madinah ibu saya sakit, akhirnya kami bawa ke rumah sakit, sebab kalau di hotel beliau tidak ada yang menjaga,” katanya saat di RSUP DR. M. Djamil Padang, jalan Perintis Kemerdekaan, Kamis (8/5/2014)
Namun Nuruh sempat di bawa ke Masjidil Haram untuk menuntaskan
umrahnya. “Awalnya penyakitnya batuk-batuk dan tidak mau makan, tahu aja kita, kalau nasinya sudah beda orang tua susah makannya,” tuturnya.
Kemudian pada hari Minggu (4/5/2014) mereka kembali ke Indonesia. Tapi
Rabu (7/5/2014) ibu Salman tambah sakit dan dilarikan ke rumah sakit Ahmad Moechtar Bukittinggi. “Tapi karena tidak ada alatnya terpaksa dibawa hari ini ke Padang,” ujarnya.
Dalam mobil ambulance Nuruh ditemani seorang tenaga medis perempuan seluruhnya tubuhnya dibungkus dengan plastik warna biru, memakai sepatu bot warna hijau, sarung tangan karena orange.
Wajahnya ditutupi masker putih dan memakai kaca mata plastik dan bagian kepalanya ditutupi plastik. Sopir ambulance dan dua orang keluarga pasien hanya dilengkapi dengan masker.
Masuk ke dalam ruang isolasi IGD tersebut disambut dua orang tenaga medis yang juga memakai masker yang lengkap.
Sementara pasien sebelumnya Zabinar (86) dari Pariaman sudah dipindahkan ke ruang isolasi lantai II penyakit dalam, ruang isolasi tersebut sebenarnya di pakai untuk suspect flu burung.
Dengan dirawatnya Nuruh, berarti RSUP M Djamil sudah merawat dua orang, karena sebelumnya pasien bernama Zabinar (86), warga Desa Balai Nareh, Kecamatan Padang Utara, Kota Pariaman datang lebih dulu sekitar pukul 13.20 WIB.
Menurut anak Nuruh berna, Salman (60), dia bersama ibunya ada berangkat umrah 20 April 2014 dari Bukittinggi-Padang-Kuala Lumpur sampai di Madinah pada 21 April lalu.
“Baru dua hari di Madinah ibu saya sakit, akhirnya kami bawa ke rumah sakit, sebab kalau di hotel beliau tidak ada yang menjaga,” katanya saat di RSUP DR. M. Djamil Padang, jalan Perintis Kemerdekaan, Kamis (8/5/2014)
Namun Nuruh sempat di bawa ke Masjidil Haram untuk menuntaskan
umrahnya. “Awalnya penyakitnya batuk-batuk dan tidak mau makan, tahu aja kita, kalau nasinya sudah beda orang tua susah makannya,” tuturnya.
Kemudian pada hari Minggu (4/5/2014) mereka kembali ke Indonesia. Tapi
Rabu (7/5/2014) ibu Salman tambah sakit dan dilarikan ke rumah sakit Ahmad Moechtar Bukittinggi. “Tapi karena tidak ada alatnya terpaksa dibawa hari ini ke Padang,” ujarnya.
Dalam mobil ambulance Nuruh ditemani seorang tenaga medis perempuan seluruhnya tubuhnya dibungkus dengan plastik warna biru, memakai sepatu bot warna hijau, sarung tangan karena orange.
Wajahnya ditutupi masker putih dan memakai kaca mata plastik dan bagian kepalanya ditutupi plastik. Sopir ambulance dan dua orang keluarga pasien hanya dilengkapi dengan masker.
Masuk ke dalam ruang isolasi IGD tersebut disambut dua orang tenaga medis yang juga memakai masker yang lengkap.
Sementara pasien sebelumnya Zabinar (86) dari Pariaman sudah dipindahkan ke ruang isolasi lantai II penyakit dalam, ruang isolasi tersebut sebenarnya di pakai untuk suspect flu burung.
(lns)