Siswa saksi penusukan guru disarankan ikut UN Susulan

Senin, 05 Mei 2014 - 15:44 WIB
Siswa saksi penusukan...
Siswa saksi penusukan guru disarankan ikut UN Susulan
A A A
Sindonews.com - Tragedi guru bunuh guru yang terjadi di SLB Rela Bhakti II Wates, Kulonprogo, menyisakan persoalan traumatik bagi para siswanya. Karenanya, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY menyarankan dua siswa sekolah tersebut yang harusnya mengikuti Ujian Nasional (UN) sejak hari ini untuk mengikuti ujian susulan.

"Hal-hal yang berkaitan dengan pelaku dan korban sudah kami serahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian. Kami hanya akan mengurusi operasional sekolah dan kejiwaan dari para siswa, utamanya yang menyaksikan langsung tragedi tersebut," ujar Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji, Senin (5/5/2014).

Ditemui saat melakukan peninjauan pelaksanaan UN SMP/MTs di SMP Negeri 5 Yogyakarta, Aji menuturkan, pihaknya langsung mendapat laporan mengenai kejadian pada Sabtu (3/5/2014). Ia pun langsung menginstruksikan agar sekolah meliburkan siswa untuk beberapa hari ke depan. Sebagai langkah pendampingan selanjutnya, Aji mengumpulkan kepala sekolah dan guru-guru dari SLB Rela Bhakti II Wates dan beberapa SLB lain di Kabupaten Kulonprogo untuk menyusun rencana trauma healing.

"Dipastikan tidak hanya siswa di kelas kejadian penusukan yang mengalami trauma, tapi siswa satu sekolah itu juga terkena dampak psikologis. Karenanya kami akan meminta bantuan pada SLB yang memiliki tenaga psikolog untuk melakukan pendampingan bagi para siswa. Untuk sementara siswa kami minta diizinkan belajar di rumah," ungkapnya.

Terkait dua siswa SLB Rela Bhakti II Wates yang menjadi peserta UN pada 5-8 Mei 2014 ini, Aji menyarankan agar keduanya mengikuti ujian susulan saja pada 12-15 Mei 2014 mendatang. Kedua siswa peserta UN tersebut juga perlu mendapatkan pendampingan khusus usai kejadian tragis di sekolah mereka

"Untuk peserta UN, saya akan melakukan pemantauan terus apakah mereka siap benar mengikuti ujian. Apalagi sekolah ini menerima siswa dari berbagai macam ketunaan. Kami berharap tidak ada dampak psikologis yang berat bagi siswa," imbuhnya.

Aji pun mengungkapkan kekecewaan sekaligus keprihatinannya akan kejadian tragis penusukan oleh guru pada guru tersebut. Ia sangat menyesalkan perilaku pendidik yang selama ini mendidik anak-anak berkebutuhan khusus.

"Harusnya pelaku memiliki kesabaran yang terlatih dan telaten. Namun ini menjadi koreksi bagi kami untuk terus meningkatkan kapasitas guru berupa pelatihan psikologi atau spiritual," imbuhnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9263 seconds (0.1#10.140)