PT KAI petakan jalur rawan bencana di Jawa Barat

Kamis, 10 April 2014 - 01:35 WIB
PT KAI petakan jalur rawan bencana di Jawa Barat
PT KAI petakan jalur rawan bencana di Jawa Barat
A A A
Sindonews.com - PT KAI DAOP 2 Bandung telah memetakan sejumlah jalur kereta api yang dinilai rawan bencana. Langkah ini diambil setelah terjadinya longsor yang mengakibatkan KA Malabar anjlok.

"Kami telah memiliki beberapa titik rawan bencana yang menjadi prioritas kewaspadaan seperti Gede Bage Bandung yang rawan banjir hingga Jalur Peundeuy Garut - Ciawi Tasikmalaya yang rawan longsor. Namun memang kewaspadaan harus selalu ditingkatkan baik oleh Masinis, ataupun petugas pemantau jalur terutama pada musim penghujan seperti saat ini," kata Humas PT KAI DAOP 2 Bandung Zunerfin, Rabu 9 April 2014.

Terpisah aktivis lingkungan dari Gerakan Lestari Alam Terpadu (Geliat) Tasikmalaya Asep Hidayat menegaskan, perlu adanya sebuah wilayah konservasi lingkungan yang dilakukan sepanjang jalur kereta api khususnya yang rawan terhadap bencana.

Kawasan pegunungan Mekarsari Kadipaten hingga ke Ciawi memang dikenal dengan sejumlah daerah curam, baik memiliki tebing di atas rel maupun jurang ke bawahnya.

Penanaman bambu haur, kata Asep, dinilai paling ideal sebagai penguat tanah agar tidak terjadi longsoran, tanaman ini cocok ketimbang dengan kayu-kayuan besar yang justru dikhawatirkan malah tumbang dan menghalangi jalur kereta api.

Upaya konservasi alam ini, jelas dia, harus dilakukan oleh pihak terkait baik itu PT KAI maupun pemerintah daerah. Konservasi alam ini juga harus didukung oleh masyarakat di sekitarnya, jangan sampai bertolak belakang dengan kaidah konservasi seperti pembabatan hutan maupun alih fungsi lahan menjadi perkebunan.

"Kebutuhan masyarakat memang tidak mampu terbendung, namun akan berdampak buruk jika tidak memperhatikan konservasi alam disekitarnya termasuk ketahanan untuk jalur kereta api di sepanjang wilayah rawan bencana," tandas Asep.

Baca juga:
Evakuasi lokomotif KA Malabar tunggu tanah penyangga rel padat
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5222 seconds (0.1#10.140)