Pangandaran dahulu merupakan pusat kerajaan?

Senin, 24 Maret 2014 - 17:51 WIB
Pangandaran dahulu merupakan pusat kerajaan?
Pangandaran dahulu merupakan pusat kerajaan?
A A A
Sindonews.com- Ada cerita rakyat Desa Pananjung, Pengandaran, yang sampai saat ini masih dipercaya sebagian warga di sana.

Dahulu Pananjung Pangandaran dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Para nelayan yang banyak bermukim di Bogor sering kali mencari ikan hingga ke daerah Pangandaran.

Bahkan tidak sedikit di antara mereka menghabiskan waktu berlama-lama di daerah tersebut hingga berhari hari sebelum kembali ke kampungnya.

Para nelayan saat itu lebih memilih Pangandara sebagai daerah untuk mencari ikan lantaran gelombang laut di sana lebih.

Apalagi Pantai Pangandaran memiliki sebuah daratan yang menjorok ke laut, sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung.

Tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai hingga memudahkan para nelayan mencari ikan.

Saat itu, para nelayan menjadikan pantai pangandaran sebagai tempat menyimpan perahu yang dalam bahasa sundanya disebut andar.

Beberapa waktu kemudian para pendatang mulai banyak bersandar ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran.

Pangandaran berasal dari dua buah kata pangan dan daran, pangan berarti makanan dan daran maknanya pendatang. Pangandaran dapat diartikan sebagai sumber makanan para pendatang.

Asep Nurdin Rosihan Anwar Ketua Pemandu wisata lokal Pangandaran bercerita, sesepuh terdahulu memberi nama desa dengan kata Pananjung yang diambil karena di daerah itu terdapat tanjung dan banyak sekali terdapat daerah keramat di beberapa tempat.

"Para sesepuh terdahulu memberi nama Desa Pananjung, karena menurutnya di samping daerah itu terdapat tanjung di daerah inipun banyak sekali terdapat keramat di beberapa tempat. Pananjung artinya dalam bahasa sunda Pangnanjung-nanjungna (paling subur atau paling makmur)," ujar Asep.

Pananjung berasal dari kata dalam bahasa Sunda 'pangnanjung-nanjungna' (paling subur atau paling makmur).

Bahkan menurut dia, Pananjung dahulu merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekira abad XIV M, yaitu pada masa setelah munculnya kerajaan Pajajaran di Pakuan Bogor.

Hal ini ditandai dengan beberapa candi yang dipercaya dari kerajaan Pananjung di daerah tersebut.

Nama raja Kerajaan Pananjung adalah Prabu Anggalarang yang disebut dalam salah satu versi kisah sejarah sebagai keturunan Prabu Haur Kuning, raja pertama kerajaan Galuh Pangauban.

Tapi Kerajaan Pananjung hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka.

Penolakan Kerajaan Pananjung ini disebabkan pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan paceklik (gagal panen).

Setelah Indonesia dijajah Belanda, adalah Y Everen (Residen Priangan) menjadikan Pananjung sebagai taman baru pada tahun 1922.

Waktu itu terjadi penambahan penghuni taman dengan dilepaskannya seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa.

Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa pada tahun 1934, dengan luas 530 hektare. Penetapan ini berdasarkan alasan karena Panjanjung memiliki keanekaragaman satwa dan jenis–jenis tanaman langka, dan agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga.

Status Pananjung berubah menjadi cagar alam pada tahun 1961 setelah ditemukannya Bunga rafflesia padma.

Sebagian kawasan Pananjung seluas 37,70 hektare dijadikan Taman Wisata pada tahun 1978, seiring dengan meningkatnya hubungan masyarakat dengan tempat rekreasi.

Kawasan perairan di sekitarnya pada tahun 1990 dikukuhkan pula sebagai cagar alam laut (470,0 Ha), sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 hektare

Pengusahaan wisata TWA Pananjung Pangandaran pada perkembangan selanjutnya berdasarkan SK.

Menteri Kehutanan No. 104/KPTS-II/1993 diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan Ciamis, bagian Kemangkuan Hutan Pangandaran.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5734 seconds (0.1#10.140)