US SMA di Makassar rawan kecurangan
Minggu, 09 Maret 2014 - 18:27 WIB

US SMA di Makassar rawan kecurangan
A
A
A
Sindonews.com – Ujian Sekolah (US) tingkat SMA di Makassar disinyalir rawan kecurangan. Pasalnya, pengawas US yang ditunjuk di masing-masing sekolah merupakan guru-guru pengajar di sekolah itu sendiri.
Tak adanya sistem silang pengawas US tersebut, dinilai bakal membuka celah ujian sekolah ini berjalan tak profesional.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Makassar, Ismunandar, mengimbau agar pengawas tidak bekerja sama dengan peserta ujian.
Meski pengawas berasal dari internal sekolah sendiri, namun mereka diminta tetap mengawasi jalannya ujian dengan ketat.
“Ini untuk menghindari ujian sekolah dianggap tidak sah. Ujian sekolah tetap mengikuti regulasi UN, 20 siswa per ruangan. Walaupun pengawasannya internal, tetapi harus tetap ketat," kata Ismunandar, Minggu (9/3/2014).
Diharapkan juga, lanjut Ismunandar, soal-soal yang diberikan kepada setiap siswa dalam ruangan yang sama, harus berbeda. Jadi setidaknya, mesti ada 20 jenis soal untuk setiap ruangan ujian. Nilai US ini akan sangat berpengaruh bagi kelulusan siswa karena akan digabung dengan nilai UN.
Kalkulasi penghitungan nilai US telah ditetapkan. Untuk bisa lulus, harus ada akumuluasi nilai kelulusan untuk setiap mata pelajaran. US diberi bobot 30 persen sementara nilai rapor 70 persen. Akumulasi ini yang selanjutnya dibagikan lagi dengan angka kelulusan UN. Nilai rapor dan US diberi bobot 40 persen dan UN 40 persen.
"Kami hanya menjadwalkan hari pelaksanaan ujian sekolah serentak. Soal mata pelajaran yang akan diujikan lebih dahulu, itu kembali ke sekolah masing-masing," tandasnya.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 8, Yayat, mengaku, semua soal-soal yang akan diujiankan, seluruhnya sudah siap. Untuk hari pertama US, mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia dan Matematika.
Semua mata pelajaran yang dipelajari di sekolah, dipastikan akan di-US-kan. Untuk jurusan IPA, mata pelajaran masing-masing fisika, kimia, biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan matematika, serta mata pelajaran umum lainnya.
Sementara, Kepsek SMAN 1 Makassar, Sakaruddin, mengaku, jurusan IPS akan mengikuti US pelajaran ekonomi, sosiologi, geografi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan matematika, dan mata pelajaran lainnya. "Semuanya sudah siap. Soal ujian 100 persen sudah siap," imbuhnya.
Menurutnya, semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, juga akan di-UAS-kan. Jadi meskipun ada dalam UN, juga ada dalam UAS, namun jenis soal yang berbeda.
Khusus untuk mata pelajaran yang tidak di-UN-kan, di antaranya Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), sejarah, pendidikan olahraga dan kesehatan, seni, dan Bahasa Jerman atau Jepang.
Ia memastikan, semua guru mata pelajaran membuat soal masing-masing terkait mata pelajaran yang di-UAS-kan. Jika terdapat lebih dari satu guru mata pelajaran untuk satu pelajaran, maka mereka berembuk dalam pembuatan soalnya.
"Soal dibuat oleh masing-masing guru yang bersangkutan. Mereka punya kelompok guru bidang studi," jelas Sakaruddin.
Meski sekolah diberi kewenangan membuat soal UAS, namun mereka harus tetap mengacu pada kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud). Tahun ini, sebanyak 336 siswa SMAN 1 Makassar akan mengikuti UN dan UAS.
Data dari Disdik Kota Makassar, sebanyak 22.134 pelajar tingkat SMA di Kota Makassar akan mengikuti ujian sekolah (US) hari ini. Pelaksanaannya akan dilakukan serentak baik SMA, Madrasah Aliyah (MA), dan SMK khususnya untuk pelajar kelas 3.
Tak adanya sistem silang pengawas US tersebut, dinilai bakal membuka celah ujian sekolah ini berjalan tak profesional.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Makassar, Ismunandar, mengimbau agar pengawas tidak bekerja sama dengan peserta ujian.
Meski pengawas berasal dari internal sekolah sendiri, namun mereka diminta tetap mengawasi jalannya ujian dengan ketat.
“Ini untuk menghindari ujian sekolah dianggap tidak sah. Ujian sekolah tetap mengikuti regulasi UN, 20 siswa per ruangan. Walaupun pengawasannya internal, tetapi harus tetap ketat," kata Ismunandar, Minggu (9/3/2014).
Diharapkan juga, lanjut Ismunandar, soal-soal yang diberikan kepada setiap siswa dalam ruangan yang sama, harus berbeda. Jadi setidaknya, mesti ada 20 jenis soal untuk setiap ruangan ujian. Nilai US ini akan sangat berpengaruh bagi kelulusan siswa karena akan digabung dengan nilai UN.
Kalkulasi penghitungan nilai US telah ditetapkan. Untuk bisa lulus, harus ada akumuluasi nilai kelulusan untuk setiap mata pelajaran. US diberi bobot 30 persen sementara nilai rapor 70 persen. Akumulasi ini yang selanjutnya dibagikan lagi dengan angka kelulusan UN. Nilai rapor dan US diberi bobot 40 persen dan UN 40 persen.
"Kami hanya menjadwalkan hari pelaksanaan ujian sekolah serentak. Soal mata pelajaran yang akan diujikan lebih dahulu, itu kembali ke sekolah masing-masing," tandasnya.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 8, Yayat, mengaku, semua soal-soal yang akan diujiankan, seluruhnya sudah siap. Untuk hari pertama US, mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia dan Matematika.
Semua mata pelajaran yang dipelajari di sekolah, dipastikan akan di-US-kan. Untuk jurusan IPA, mata pelajaran masing-masing fisika, kimia, biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan matematika, serta mata pelajaran umum lainnya.
Sementara, Kepsek SMAN 1 Makassar, Sakaruddin, mengaku, jurusan IPS akan mengikuti US pelajaran ekonomi, sosiologi, geografi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan matematika, dan mata pelajaran lainnya. "Semuanya sudah siap. Soal ujian 100 persen sudah siap," imbuhnya.
Menurutnya, semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, juga akan di-UAS-kan. Jadi meskipun ada dalam UN, juga ada dalam UAS, namun jenis soal yang berbeda.
Khusus untuk mata pelajaran yang tidak di-UN-kan, di antaranya Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), sejarah, pendidikan olahraga dan kesehatan, seni, dan Bahasa Jerman atau Jepang.
Ia memastikan, semua guru mata pelajaran membuat soal masing-masing terkait mata pelajaran yang di-UAS-kan. Jika terdapat lebih dari satu guru mata pelajaran untuk satu pelajaran, maka mereka berembuk dalam pembuatan soalnya.
"Soal dibuat oleh masing-masing guru yang bersangkutan. Mereka punya kelompok guru bidang studi," jelas Sakaruddin.
Meski sekolah diberi kewenangan membuat soal UAS, namun mereka harus tetap mengacu pada kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud). Tahun ini, sebanyak 336 siswa SMAN 1 Makassar akan mengikuti UN dan UAS.
Data dari Disdik Kota Makassar, sebanyak 22.134 pelajar tingkat SMA di Kota Makassar akan mengikuti ujian sekolah (US) hari ini. Pelaksanaannya akan dilakukan serentak baik SMA, Madrasah Aliyah (MA), dan SMK khususnya untuk pelajar kelas 3.
(lns)