Pesona Banjar di tangan Sultan Khairul Saleh

Jum'at, 07 Maret 2014 - 14:28 WIB
Pesona Banjar di tangan Sultan Khairul Saleh
Pesona Banjar di tangan Sultan Khairul Saleh
A A A
Sindonews.com - Kebersihan lingkungan, merupakan salah satu aspek kehidupan yang kerap kali diabaikan banyak daerah di Indonesia. Sampah dan pencemaran lingkungan nampak akrab dan menjadi momok yang menakutkan di banyak wilayah.

Namun, hal itu ternyata tidak berlaku di Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel). Wilayah yang memiliki luas wilayah ± 4.688 km² dan berpenduduk sebanyak 506.204 jiwa itu ternyata merupakan salah satu wilayah yang terbersih di Indonesia.

Hal itu dapat terlihat dari penghargaan dua kali Adipura pada Tahun 2012 dan 2013. Kerja keras masyarakat Banjar yang menghendaki daerahnya bersih ternyata berbuah manis.

Menurut Bupati Kabupaten Banjar Sultan Khairul Saleh, Banjar dahulu tak seindah saat ini. Dulu, daerah yang memiliki motto "Barakat" yang artinya "Berkah" ini merupakan daerah yang kumuh.

"Masyarakat sudah terbiasa dengan kebiasaan lama yang membuang sampah sembarangan. Tentu saja sangat berdampak pada kehidupan ekonomi, sosial, maupun lingkungan masyarakat. Lalu, saya ubah kebiasaan lama masyarakat itu," tutur Sultan Khairul Saleh kepada Sindo Weekly baru-baru ini.

Suka atau tidak suka, prestasi nasional yang diraih Kabupaten Banjar merupakan bukti kuat keberhasilan Sultan Khairul Saleh memimpin Banjar.

Ini juga sebagai pembuktian komitmen kuat seorang kepala daerah yang bekerja keras dan bertekad untuk membuktikan Kabupaten Banjar mampu meraih prestasi tertinggi di bidang kebersihan.

Pria jebolan Universitas Lambung Mangkurat ini masuk dalam 10 kepala daerah inspiratif versi Sindo Weekly. Dia disejajarkan dengan kepala-kepala daerah seperti Ahmad Heryawan, Ganjar Pranowo dan sejumlah kepala daerah lainnya.

Hal itu dinilai beralasan, melihat dari visi-misinya mengembangkan Banjar menjadi Kabupaten yang terus berkembang. Perwujudan semangat perubahan juga terlihat dari program nyatanya dengan peningkatan SDM melaui pendidikan usia dini, wajib belajar 12 tahun, dan pengembangan mutu pendidikan.

"Selain itu, peningkatan infrastruktur yang sampai 70 persen dilaksanakan di pedesaan terutama kantor desa, jalan dan jembatan. Termasuk pengembangan perekonomian daerah melalui pembinaan ekonomi kelompok masyarakat dan rumah tangga menuju kemandirian," tuturnya.

Pihaknya saat ini juga menggenjot pemantapan kualitas kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat melalui pelayanan kesehatan dasar gratis selama 24 jam.

(Baca berita lengkap di Sindo Weekly edisi Maret)

Baca:
Banyuwangi, magnet baru di ujung Jawa
Wonosobo, daerah percontohan ramah HAM
I Nyoman Suwirta akan jadikan Klungkung 'telur emasnya' Bali
10 pemimpin muda ini diprediksi berbintang terang (bagian 2)
10 pemimpin muda ini diprediksi berbintang terang
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3852 seconds (0.1#10.140)