PDIP: Risma dan Wisnu duet yang tepat
A
A
A
Sindonews.com - Situasi panas di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Timur (Jatim) kini mulai mereda.
Mereka seolah tidak ingin isu keinginan mundur Risma kembali muncul dan membawa dampak negatif bagi PDIP secara kelembagaan. Hal itu ditegaskan Ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji.
"Tidak ada masalah dengan Pemkot Surabaya, termasuk hubungan Bu Risma dengan PDIP. Semuanya baik, terutama soal pengangkatan Wisnu Sakti Buana yang sempat dibikin panas. Mereka ini adalah duet yang tepat," kata Sirmadji saat dihubungi, Selasa (25/2/2014).
Sirmadji pun membantah jika pengangkatan Wisnu sebagai Wakil Waki Kota Surabaya tidak prosedural seperti yang dihembuskan berbagai kalangan selama ini.
Menurut Sirmadji, Tri Rismaharini adalah wali kota yang diusung PDIP. Sehingga sampai kapanpun PDIP akan terus mengawal Risma. Sebab tugas PDIP adalah membantu dan mendukung Risma dalam membangun dan memajukan Kota Surabaya.
"Isu mundur Risma hanya ulah orang luar yang tidak senang dengan Bu Risma maupun PDIP," tegas Sirmadji.
Pernyataan Sirmadji bertolakbelakang dengan sikap PDIP Jatim belakangan. Padahal sebelumnya, PDIP menganggap gerakan 'Save Risma' merupakan gerakan keliru dan terbalik. Selain itu juga cenderung lebih mempopulerkan sosok daripada partai serta ingin mengeruk keuntungan dari polemik ini.
"Logikanya Bu Risma diselamatkan dari apa? Lalu siapa yang mengancam? Ini kan lucu. Tak ada ancaman kok diselamatkan," papar Sekretaris DPD PDIP Jatim, Kusnadi saat ditemui di Kantor DPRD Jatim, Jalan Indrapura Surabaya, Rabu 19 Februari 2014.
Kusnadi juga menyebut, kepemimpinan Risma sering tidak nyambung dengan fatsun (sopan santun) politik PDIP. Padahal, PDIP berharap duet Tri Risma dan Bambang DH saat itu dapat melanjutkan pembangunan. Sehingga, masyarakat dapat semakin simpatik dengan PDIP dan mendukung partai berlambang banteng moncong putih itu.
Rupanya, lanjut Kusnadi, Risma justru seperti pepatah 'kacang lupa kulitnya'. PDIP yang melahirkan Risma seperti dilupakan oleh Risma. Ini adalah bagian dari sejarah yang tidak bisa dilupakan.
"Setiap manusia tentu mempunyai hati nurani sekaligus sebagai bentuk tanggungjawab moral tentu akan berusaha membantu dan mendukung kebijakan partai yang telah menjadikan dia sebagai wali kota," sindirnya.
Baca:
Risma mengadu ke DPR, ini komentar Soekarwo
Mereka seolah tidak ingin isu keinginan mundur Risma kembali muncul dan membawa dampak negatif bagi PDIP secara kelembagaan. Hal itu ditegaskan Ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji.
"Tidak ada masalah dengan Pemkot Surabaya, termasuk hubungan Bu Risma dengan PDIP. Semuanya baik, terutama soal pengangkatan Wisnu Sakti Buana yang sempat dibikin panas. Mereka ini adalah duet yang tepat," kata Sirmadji saat dihubungi, Selasa (25/2/2014).
Sirmadji pun membantah jika pengangkatan Wisnu sebagai Wakil Waki Kota Surabaya tidak prosedural seperti yang dihembuskan berbagai kalangan selama ini.
Menurut Sirmadji, Tri Rismaharini adalah wali kota yang diusung PDIP. Sehingga sampai kapanpun PDIP akan terus mengawal Risma. Sebab tugas PDIP adalah membantu dan mendukung Risma dalam membangun dan memajukan Kota Surabaya.
"Isu mundur Risma hanya ulah orang luar yang tidak senang dengan Bu Risma maupun PDIP," tegas Sirmadji.
Pernyataan Sirmadji bertolakbelakang dengan sikap PDIP Jatim belakangan. Padahal sebelumnya, PDIP menganggap gerakan 'Save Risma' merupakan gerakan keliru dan terbalik. Selain itu juga cenderung lebih mempopulerkan sosok daripada partai serta ingin mengeruk keuntungan dari polemik ini.
"Logikanya Bu Risma diselamatkan dari apa? Lalu siapa yang mengancam? Ini kan lucu. Tak ada ancaman kok diselamatkan," papar Sekretaris DPD PDIP Jatim, Kusnadi saat ditemui di Kantor DPRD Jatim, Jalan Indrapura Surabaya, Rabu 19 Februari 2014.
Kusnadi juga menyebut, kepemimpinan Risma sering tidak nyambung dengan fatsun (sopan santun) politik PDIP. Padahal, PDIP berharap duet Tri Risma dan Bambang DH saat itu dapat melanjutkan pembangunan. Sehingga, masyarakat dapat semakin simpatik dengan PDIP dan mendukung partai berlambang banteng moncong putih itu.
Rupanya, lanjut Kusnadi, Risma justru seperti pepatah 'kacang lupa kulitnya'. PDIP yang melahirkan Risma seperti dilupakan oleh Risma. Ini adalah bagian dari sejarah yang tidak bisa dilupakan.
"Setiap manusia tentu mempunyai hati nurani sekaligus sebagai bentuk tanggungjawab moral tentu akan berusaha membantu dan mendukung kebijakan partai yang telah menjadikan dia sebagai wali kota," sindirnya.
Baca:
Risma mengadu ke DPR, ini komentar Soekarwo
(rsa)